Bela Palestina Butuh Aksi Nyata

Opini255 Views

 

Rizka Adiatmadja | Praktisi Homeschooling

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Membela Palestina tak cukup dengan kecaman semata. Bukan berarti juga doa dan aksi boikot tidak berharga, tetapi sesungguhnya pembelaan itu membutuhkan aksi nyata.

Sekat nation state, telah membuat jarak yang begitu curam untuk kita bisa membela saudara muslim di belahan bumi lain, yang sedang berjibaku melawan penjajahan yang kejam.

Sudah bukan lagi dinamakan perang, jika anak-anak dan perempuan menjadi sasaran liar sepanjang waktu, lebih tepatnya disebut genosida alias pembantaian.

Entitas Zionis menyerang membabi buta kepada Palestina, ribuan warga Palestina gugur dengan mengenaskan sejak agresi tanggal 7 Oktober 2023. Jumlah warga yang tewas hingga 11.320 orang tercatat pada hari Selasa tanggal 14 Oktober 2023. Jumlah tersebut sudah melebihi korban Perang Rusia dan Ukraina yang dimulai pada tahun lalu (24/2/2022), yaitu sebanyak 9.806 jiwa. Data didapatkan dari catatan Anadolu Agency. Bahkan korban yang tertimpa bebatuan diprediksi mencapai angka dua ribuan.

Hal yang teramat memprihatinkan adalah ketika para pemimpin muslim hanya cukup dengan mengecam tanpa tindakan riil. Akhirnya kondisi tersebut melahirkan aksi nyata dari milisi-milisi pendukung Palestina di Timur Tengah untuk membantu Hamas menyerang entitas Zionis. Milisi Hizbullah dari Lebanon, misalnya, yang menembakkan puluhan roket kepada penjajah Zionis. (CNN Indonesia, 3 November 2023)

Milisi Ansharallah dari Yaman alias milisi Houti, juga meluncurkan drone untuk menyerang entitas Zionis, pada 31 Oktober 2023. Sebuah pesawat tidak berawak milik AS jatuh di lepas Pantai Yaman setelah ditembaki milisi H0uti. H0uti membantu operasi militer H4m4s. Pangkalan AS dan koalisinya di Irak dan Suriah telah diserang setidaknya 40 kali sejak tanggal 7 Oktober 2023. (CNN Indonesia, 9 November 2023)

Serangan milisi demi milisi tersebut adalah aksi nyata yang membuktikan bahwa umat sudah jengah dengan penjajahan entitas Zionis terhadap Palestina. Sejatinya, muslim adalah satu tubuh yang bersama-sama harus bergerak menguatkan dan tangguh. Pembelaan untuk negeri Palestina adalah wajib tanpa bisa ditunda.

Geliat bersatunya umat di seluruh dunia semakin terasa sejak agresi 7 Oktober 2023, tak hanya doa dan donasi, tetapi gerakan boikot produk entitas Zionis ini pun begitu masif. Bahkan para warganet Indonesia bergerak memberi komentar demi komentar di akun media sosial IDF untuk meruntuhkan mental-mental tentara besutan entitas Zionis tersebut.

Mengapa para pemimpin muslim masih geming? Di saat rakyatnya bergerak dengan cara yang mereka bisa, pemimpinnya masih menjalin kerja sama. Tentu menjadi kondisi yang ironis dan menyakiti.

Seperti halnya Arab Saudi yang enggan melancarkan embargo minyak ke negara entitas Zionis tersebut. Beberapa negara masih melakukan kerja sama dengan mereka, seperti Turki, sehingga kecaman demi kecaman kepala negara itu hanya terkesan basa-basi semata.

Termasuk Indonesia, bahkan menurut data BPS nilai ekspor Indonesia ke entitas Zionis lebih besar ketimbang ekspor Indonesia ke Palestina. (Kompas, 15 November 2023)

Mengapa para pemimpin negeri mayoritas muslim seperti bertekuk lutut? Jawabannya, tentu ini karena sekat bangsa-bangsa. Tak cukup hanya milisi demi milisi–terlebih kondisi dana dan alat tempur mereka terbatas–bahkan malah memilih tetap bekerja sama dengan entitas Zionis.

Data World Population Review 2023 menuliskan jika jumlah penganut Islam adalah mayoritas kedua setelah umat Kristen, yaitu dua miliar lebih. Melihat data makin banyaknya muslim dan makin menurunnya populasi nonmuslim, banyak peneliti memprediksi pada 2050 jumlah muslim lebih banyak dari umat Kristen.

Jika saja satu persennya menjadi tentara, kemungkinan besar potensi militer muslim akan sangat meluas. Sekitar 20 juta tentara muslim yang siap melindungi seluruh bagian wilayah muslim.

Persoalan Palestina pun bisa selesai sebab penduduk entitas Zionis tidak sampai 10 juta orang per 2023. Pertolongan utama untuk Palestina adalah jihad fi sabilillah, itu hanya akan terwujud jika sistem Islam tegak dan menjadi pelindung utama seluruh muslim di dunia.

“Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu.” (QS. Al-Baqarah: 191). Wallahualam bissawab.[]

Comment