Penulis: Qisti Pristiwani | Alumni UMN Alwashliyah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Kenaikan harga BBM bukanlah hal baru bagi negeri ini. Dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun saja, BBM telah berulang kali berubah harga.
Dikutip dari Jambiekspres.co.id, harga BBM berubah-ubah hampir tiap bulan. Hingga September ini tercatat 9 kali perubahan harga (Minggu, 10/9/2023).
Tepat pada 1 September 2023, PT Pertamina Persero menaikkan harga 5 jenis BBM antara lain jenis Pertamax atau Ron 92 yang harga sebelumnya Rp 12.400, naik menjadi Rp 13.300. Pertamax turbo atau Ron 98 harga sebelumnya Rp 14.000 naik menjadi Rp 15.900, Pertamax green 95, Dexlite atau CN 51 harga sebelumnya Rp 13.950 naik menjadi Rp 16.350 dan Pertamina dex (pertadex) atau CN 53 dari harga sebelumnya Rp 14.350 naik menjadi Rp 16.900. Kenaikannya berkisar antara Rp 800 sampai Rp 2.550 per liter (Jambiekspres.co.id).
Kenaikan harga BBM ini disebut-sebut sebagai imbas dari kenaikan harga minyak dunia. Acuan harga minyak dunia, yakni brent dan west Texas intermediet (WTI) yang menguat 0,23% ke posisi 90,81 US Dollar per barel (brent) dan WTI sekitar 87,54 US Dollar per barel.
Kenaikan saat ini seperti ditulis cnbn Indonesia (07/09/2023) menunjukkan kurangnya persediaan minyak mentah Amerika serikat sehingga dilakukan pengetatan pasokan di tengah pengurangan produksi yang berkepanjangan di Arab Saudi dan Rusia.
Hal ini berdampak pada harga BBM di Indonesia karena porsi minyak mentah berkontribusi hingga 60% dalam pembentukan biaya produksi BBM di Indonesia. Sementara 40% merupakan biaya pengolahan distribusi penyimpanan pajak margin badan usaha dan margin SPBU, kata pengamat energi dari reforminer institute Komaidi Notonegoro.
Keadaan ini menunjukkan bahwa negeri kita saat ini sangat bergantung kepada asing. Tidak mandiri dan hanya menjadi pembebek segala kebijakan global yang dibuat oleh negara adidaya. Padahal jika melirik potensi sumber daya alamnya yang melimpah ruah, mustahil rasanya negeri kita tidak mampu menyaingi negara-negara digdaya saat ini.
Namun lemahnya kekuatan politik akibat penerapan politik kapitalisme demokrasi di negeri ini, membuat potensi hebat tersebut diambil alih pengaturannya oleh pihak asing.
Akibatnya, sumber daya alamnya bebas diprivatisasi oleh sekelompok elit yang bekerjasama dengan pihak asing untuk mendulang keuntungan sebanyak-banyaknya. Akibatnya negeri kita setiap saat didikte oleh kebijakan-kebijakan yang menguntungkan para kapitalis. Negeri ini akan terus berada di bawah penguasaan negara digdaya. Sehingga, tak bebas untuk mengatur negerinya sendiri.
Ditambah lagi dengan para penguasa yang lebih mementingkan kelompok mereka. Mereka enggan menaruh peduli atas kesulitan rakyatnya. Lebih mementingkan kepentingan sekelompok oligarki ketimbang mementingkan rakyatnya.
Mereka memberi karpet merah pada para kapitalis agar bebas mengeksploitasi SDA di negeri ini. Akibatnya sumber migas dikuasai oleh sekelompok elit. Padahal sumber daya alam tersebut adalah milik masyarakat yang seharusnya dikelola untuk kepentingan rakyat. Beginilah watak para pemimpin hasil bentukan sistem kapitalisme-demokrasi. Minim empati terhadap nasib rakyat.
Tak ada yang bisa diharapkan dari sistem kapitalisme saat ini. Tak akan ada model kepemimpinan ideal yang lahir dari sistem kapitalisme demokrasi. Selagi sistem ini di terapkan dan sekularisme menjadi mesin penggeraknya, perubahan yang diinginkan tak akan pernah terwujud.
Karena aturan yang muncul dari sistem tersebut adalah aturan sekelompok orang yang memainkan peran untuk mencapai kepentingannya.
Maka, berapa kali pun diadakan pesta rakyat untuk memilih pemimpin, ketika model kepemimpinannya berjalan di atas sistem kapitalisme-sekular, mustahil akan memberikan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Malah yang terjadi adalah sebaliknya, rakyat makin sengsara.
Oleh karena itu, keadaan ini tidak sepatutnya dibiarkan begitu saja tanpa ada keinginan untuk keluar dari cengkraman sistem kapitalisme-sekular.
Semua lapisan masyarakat yang menginginkan perubahan, harusnya berani bersuara mengkritisi kebijakan pemimpin yang zalim. Tidak berpasrah diri dengan keadaan yang mencekik hari ini. Dan turut menawarkan solusi alternatif untuk mengganti sistem kapitalisme-sekular dengan sistem yang lebih baik yang secara historis sudah terbukti mampu menyejahterakan masyarakat.
Islam memiliki pengaturan ekonomi yang adil karena aturan tersebut berasal dari sang pencipta manusia Yang Maha Adil. Dalam Islam, masyarakat berserikat dalam tiga hal, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
“Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yakni, padang rumput, air dan api” (HR Abu Daud dan Ahmad).
Maka, sumber daya alam adalah milik masyarakat yang wajib dikelola oleh negara dan mendistribusikan hasilnya kepada masyarakat. SDA tersebut tidak boleh dimiliki oleh individu tertentu. Sehingga, tidak ada istilah privatisasi SDA dalam ekonomi Islam.
Negara harus menjamin kebutuhan energi bagi masyarakat. Karena hal tersebut adalah kebutuhan vital masyarakat. Maka, masyarakat harus dapat menjangkaunya dengan murah, bahkan gratis.
Dengan demikian, masyarakat tidak akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya karena negara hadir memenuhi kebutuhannya.
Hal ini bisa terjadi karena kekuatan politik Islam akan menjadikan negara menjadi adidaya dan tak gampang disetir oleh negara yang lain. Kekuatan politik Islam menjadikan negara mandiri sehingga mampu mengatur setiap bidang kehidupan sesuai dengan aturan yang telah Allah tetapkan.
Ditambah lagi dengan hadirnya seorang pemimpin yang bertakwa kepada Allah Swt. Ia akan senantiasa mengemban amanah kekuasaan dengan sebaik-baiknya. Karena amanah kekuasaan tersebut akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di Yaumil Akhir nanti. Sehingga pemimpin seperti ini akan berpikir serius untuk menyelesaikan persoalan rakyat.
Maka wajar selama 14 abad lamanya, negara Islam mampu eksis dan masyarakat yang berada di bawah naungannya benar-benar merasakan kesejahteraan dan kemakmuran hidup. Tentu inilah yang kita dambakan saat ini.
Karenanya, mari kita tinggalkan sistem kapitalisme-demokrasi dan beralih pada penerapan sistem Islam agar keberkahan dari langit dan dari bumi senantiasa menaungi kita. Wallahualam bisshowab.[]
Comment