Asal-Usul Yahudi Khazar (1)

Opini271 Views

 

 

Penulis: DR Busyairi Ali, S.H.I, M.H.I | Dosen dan Praktisi Hukum

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Bani Israel kuno yang dibicarakan al-Quran adalah bangsa Semit yang keluar bersama Musa a.s. dari Mesir ke Palestina.

Untuk beberapa lama, mereka tinggal di Palestina dan mendirikan negara Bani Israel, di bawah pimpinan Nabi Daud a.s. kemudian Nabi Sulaiman a.s. Tidak lebih dari delapan puluh tahun. Negara yang ditegakkan di atas keimanan yang benar dan tauhid tersebut, terpecah menjadi dua kerajaan dan mengalami kemunduran akidah dan ajaran Taurat yang orisinal.

Orang-orang Yahudi kuno yang al-Quran sebut dengan Bani Israel hampir dapat dikatakan tidak ada lagi kecuali beberapa gelintir.

Orang-orang Yahudi yang merampas Palestina sekarang ini adalah Yahudi Khazar, yang tidak memiliki pertalian apapun dengan Bani Israel, baik etnik, darah ataupun keturunan.

Mereka yang memerintah Palestina sekarang ini membentuk rakyat Israel, yang mengklaim hak historis, yang menyatakan bahwa diri mereka adalah cucu dari Ibrahim a.s. dan Yakub a.s., adalah orang-orang Zionis.

Pendapat ini didukung oleh Dr. Mihna Yusuf Haddad. Ia mengatakan, orang-orang Yahudi sekarang ini adalah hasil dari Yahudisasi, bukan hasil keturunan dari Nabi Ibrahim as atau dari orang-orang Israel kuno lainnya, kecuali beberapa gelintir Yahudi Timur di negeri Arab yang menjaga garis keturunan mereka dengan cara indogami (kawin antar kerabat), khususnya setelah penaklukan Islam.

Bahkan para penulis Arab dengan tegas membantah bahwa Yahudi dunia berasal dari Israel. Mereka terdiri dari berbagai bangsa memeluk agama Yahudi selama tahun-tahun pengasingan, seperti Yahudi Yaman, Yahudi Felasha (Yahudi Afrika yang berkulit hitam di Etiophia dll), dan Yahudi Khazar.

Pada masa itu, agama Yahudi diperkenalkan oleh para misionaris Yahudi kepada masyarakat luas.

Pendapat ini diperkuat oleh Arthur Koestler. Ia berkata, “Yahudi bukan lagi sebuah ras yang terjaga kemurniannya. Mereka terdiri dari berbagai macam ras yang tidak memiliki keistimewaan apapun.”

Hal ini ia buktikan dengan mengguna kan sandaran fakta-fakta sejarah, studi migrasi bangsa-bangsa dan Yahudi Eropa, antropologi, seperti ilmu humaniora, pene- muan ilmiah dan kedokteran, dengan membandingkan bentuk fisik manusia dan golongan darah, serta geneologi.

Di antara referensi terkuat yang dipakai Koestler dalam penelitian ini adalah laporan Unesco yang menolak dengan tegas kemurnian ras Yahudi.

Orang-orang Yahudi tidak memiliki sejarah peradaban bersama

Sebagian besar ahli sejarah sepakat bahwa kebanyak orang Yahudi yang tinggal di luar kerajaan Yehuza (Judah), setelah pemberontakan yang digagalkan oleh Romawi tahun 135 SM, tidak mungkin semuanya orang-orang Yahudi yang lari dari Palestina.

Mereka adalah orang-orang pagan yang masuk Yahudi, seperti yang banyak dilakukan kabilah-kabilah Arab, khususnya kabilah-kabilah Yaman.

Pada masa Nabi Muhammad s.a.w., orang-orang Yahudi membentuk dua puluh kabilah yang mendiami 50 benteng.

Di Mesir, banyak penduduk yang memeluk agama Yahudi. Begitu juga halnya di Afrika utara, yang kemungkinan besar, orang-orang yang memeluk agama Yahudi ini adalah orang-orang Phoenic.

Mereka kemudian menyebar ke pesisir Perancis, Italia, Spanyol dan Portugal. Dari mereka lahirlah keturunan Yahudi yang dikenal dengan nama Sefardim.

Sedangkan orang-orang yang dinamakan dengan Ashkenazim adalah orang-orang Yahudi Eropa Tengah. Mereka berasal dari keturunan kabilah-kabilah Turkis dan Balkan yang memeluk agama Yahudi, seperti kabilah Khazar yang hidup di kota Crimea pada abad kedelapan. Demikianlah, Yahudi sebagai agama tidak hanya sebatas pada kaum Musa a.s.

Agama Yahudi telah tersebar di berbagai bangsa. Bangsa-bangsa ini, meski telah memeluk agama Yahudi, tetapi tetap hidup di negeri mereka sendiri, berbicara dan mempraktekkan adat istiadat di lingkungannya sendiri. Kemudian dengan berlalunya waktu, mereka mulai membentuk sebuah perilaku dan pola pikir keyahudian tertentu yang diakibatkan arahan-arahan Kitab Perjanjian Lama.

Dr. Ahmad Sausah berpendapat bahwa orang-orang Yahudi menyebarkan ajaran-ajaran agamanya sejak kemunculan agama Yahudi itu sendiri sampai abad pertengahan, di mana gerakan penyebaran ini dihentikan pada awal abad ketiga belas.

Masyarakat terbesar yang teryahudikan adalah kabilah-kabilah Khazar.

Mereka ini berasal dari keturunan Turki, Mongol dan Finlandia. Dari Asia, mereka datang ke Eropa pada abad pertama Masehi menyeberangi wilayah-wilayah yang terletak di sebelah utara Laut Kaspia.

Sebagian dari mereka menetap di timur jauh Eropa di muara sungai Volga di laut Kaspia. Kemudian mereka mendirikan sebuah kerajaan yang dikenal dengan nama Kerajaan Khazar.

Di kemudian hari, mereka memeluk agama Yahudi yang telah diselewengkan oleh para rabi Yahudi.

Adapun mengenai bagaimana kabilah-kabilah Khazar ini memeluk agama Yahudi di tanah air mereka di Selatan Rusia, seorang pengembara Arab, Ibnu Fadhlan, yang tercatat dalam buku Fihrisat Ibnu Nadim, mengatakan bahwa raja Khazar, Paulan memeluk Yahudi, dan kemudian diikuti oleh semua rakyatnya. [Bersambung]

Comment