Aqsa Working Group Gandeng MUI Sukseskan Bulan Solidaritas Palestina 2023

Nasional111 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA— Dua bulan lagi, Aqsa Working Group (AWG) akan kembali menyelenggarakan agenda akbar Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023. BSP merupakan kegiatan rutin tahunan setiap bulan November yang diinisiasi oleh lembaga kemanusiaan yang fokus pada pembelaan Palestina dan Masjid Al-Aqsa tersebut.

Sebagai upaya menyukseskan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, AWG melakukan audiensi ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada hari ini, Selasa, 26 Safar 1445 H/12 September 2023 M pukul 14.30 WIB. Kedatangan rombongan AWG itu pun disambut baik oleh Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI) MUI.

Ketua MUI Bidang HLNKI, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengapresiasi dan berterima kasih kepada AWG yang terus menjalin silaturahim bersama MUI, terutama terkait isu Palestina.

“Terima kasih karena antara MUI dan Aqsa Working Group kita selalu berhubungan meskipun personal-personal. Tapi ini bagian yang sangat penting,” kata Prof Sudarnoto.

“Saya bersyukur AWG bisa selalu survive, mengader generasi muda dan menyosialisasikan Palestina, menyerukan ormas-ormas dan masyarakat untuk membangun spirit dukungan kita kepada Palestina,” lanjutnya.

Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI, Bunyan Saptomo meminta agar AWG selalu konsisten melakukan kampanye di media sosial dengan menyebarkan informasi-informasi yang benar terkait Palestina.

“Saya menyerukan terutama teman-teman yang ada di Aqsa Working Group untuk campaign. Sekarang itu masalahnya ialah perang informasi. Marilah kita campaign terkait Islamofobia, bahwa mereka (Barat) menyebut Palestina teroris dan ini memengaruhi dunia. Ini merupakan perang informasi. Marilah kita terus mendengungkan Islam yang rahmatanlilalamin,” kata Bunyan Saptomo yang juga mantan Dubes RI untuk Bulgaria.

Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, Rifa Berliana Arifin memaparkan secara garis besar tentang agenda BSP tersebut. Ia menekankan selama bulan November nanti, AWG akan membanjiri masyarakat Indonesia dengan berita-berita seputar Palestina.

“Bulan November telah kami deklarasikan sebagai Bulan Solidaritas Palestina. Dalam kacamata kita sebagai rakyat Indonesia, tentu kita ingin menggalang sebesar-besarnya dukungan dan kesadaran rakyat Indonesia terhadap isu Palestina,” kata Rifa.

Ketua Bidang Luar Negeri Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Pusat itu melanjutkan, BSP tahun ini akan mengadakan acara Dauroh (Discussion International), yang mana acara ini belum dilakukan di tahun sebelumnya.

“Dauroh ini semacam workshop tentang kepalestinaan. Jadi kita akan buka kelas semacam itu, waktunya bisa kita setting bersama-sama. Yang jelas, Dauroh ini terilhami saat AWG di tahun 2008 pernah mengirimkan kurang lebih 30 orang untuk belajar tentang kepalestinaan di Yaman, seperti kajian tematik yang bisa memahamkan soal Palestina ini mulai dari isu teritorial, historis, sampai akidahnya kurang lebih selama tiga bulan,” tutur Rifa.

Maka dari itu, AWG terinspirasi untuk menggelar kegiatan serupa di Indonesia dengan materi yang membahas mengapa Indonesia harus membela Palestina.

“Pertama, ada sisi keindonesiaannya karena target audiensnya ialah dai-dai Indonesia, aktivis, dan lain sebagainya. Kedua, kepalestinaannya. Ketiga, kemanusiaannya,” jelas Rifa.

Melalui audiensi tersebut, AWG ingin mendapatkan arahan dari MUI sebagai organisasi yang sangat komprehensif sehingga bisa bersinergi dalam pelaksanaan Dauroh di BSP 2023. Rencananya, Daurah ini akan menghadirkan sedikitnya 100 peserta dan mendatangkan beberapa narasumber, termasuk dari yayasan yang pernah mengajar di Dauroh Palestina di Yaman pada 2008 silam serta dosen-dosen dari Turkiye.

“Kita perlu endorsement dan menjadikan MUI sebagai standing committee, pengarah juga dalam pelaksanaan Dauroh ini,” kata Rifa.

Penanggung jawab Dauroh BSP 2023, Ustaz Ali Farhan Tsani pun turut menambahkan, pihaknya mengajak MUI untuk berkolaborasi dengan AWG untuk menyukseskan kegiatan Dauroh yang rencananya akan berlangsung selama satu hari.

“Kami mengajak MUI untuk berkolaborasi agar MUI menjadi hostnya, bekerja sama dengan AWG maupun organisasi lain yang memungkinkan terkait acara dauroh ini,” ujar Duta Al-Quds sekaligus Alumni Dauroh Palestina di Yaman 2008 itu.

Terkait hal tersebut, MUI memberikan respon yang baik. MUI bahkan bersedia menyiapkan tempat untuk pelaksanaan Daurah BSP 2023.

“Dauroh itu sangat mungkin untuk dilakukan karena Palestina itu kalau bisa disimpulkan, di situ ada isu agama, hak asasi manusia, politik maupun sejarah,” ujar Prof Sudarnoto.

“Bisa dilakukan di aula (MUI) mengundang ormas pemuda. Design-nya bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita,” sambungnya.

Prof Sudarnoto mengaku prihatin dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang belum paham soal Palestina. Sehingga Dauroh Palestina yang ditawarkan AWG ini menjadi angin segar untuk membangun literasi dan mengedukasi anak bangsa tentang isu Palestina.

“Memang di Indonesia itu masalah edukasi, saya prihatin juga. Dari pengalaman saya dialog tentang Palestina, ternyata masih banyak juga anak-anak muda maupun yang lebih senior, banyak yang belum tahu. Tidak tahu itu mungkin karena tidak membaca, mungkin hanya mengandalkan media yang sering tidak adil atau karena medsos yang sesat dan menyesatkan,” tuturnya.

Ia berharap, Daurah Palestina ini dapat berlanjut secara kontinyu sehingga tidak hanya dilaksanakan pada bulan November saja. Prof Sudarnoto menyarankan, agar kegiatan itu ke depannya bisa dilaksanakan dengan menggandeng kampus-kampus di Tanah Air.

Bulan Solidaritas Palestina

November dipilih menjadi Bulan Solidaritas Palestina karena setidaknya ada empat peristiwa penting yang diperingati oleh rakyat Palestina dan dunia:

1. Deklarasi Balfour 02 November 1917
2. Kematian Yasser Arafat, 11 November 2004

3. Deklarasi Palestina Merdeka, 15 November 1988

4. Hari solidaritas Palestina sedunia yg ditetapkan oleh PBB sejak 1979 setiap tanggal 29 November.

Berdasarkan beberapa peristiwa bersejarah di atas, AWG memilih November menjadi Bulan Solidaritas Palestina dan akan diperingati setiap tahun.

Kegiatan BSP 2023 akan dilaksanakan secara serempak di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan kegiatan ini pun akan digelar di Gaza, Palestina.

BSP tahun ini adalah kali ketiga setelah diselenggarakan berturut-turut sejak 2021. Namun pada 2021, kegiatan ini pertama kali digelar dengan nama Pekan Solidaritas Palestina.

BSP 2023 akan disemarakkan dengan ragam kegiatan, mulai dari perlombaan, Daurah Palestina, pengibaran bendera di puncak gunung, Gowes Cinta Al-Aqsa, serta seminar-seminar. Tentunya kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat, mulai dari lembaga kemanusiaan seperti MER-C, organisasi masyarakat seperti MUI, tokoh-tokoh agama, kalangan pemerintah hingga kedutaan.

Untuk memperluas networking dengan berbagai organisasi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun mancanegara, tahun 2023 ini Bulan Solidaritas Palestina diagendakan meluas ke luar negeri, terutama Asia Tenggara dan dunia umumnya.

Ada banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kepalestinaan, seperti di Malaysia, Yordania, Turki, Qatar, Kuwait, hingga di Inggris dan AS. Termasuk banyak tokoh dan aktivis non-Muslim sekalipun, yang memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.

Sehingga dengan demikian terjalin komunitas pembebasan Al-Aqsa secara internasional, yang dapat mendesak pemerintahan negara di dunia, sekaligus mendesak pejajahan Zionis Israel segera hengkang dari bumi Palestina.

Jika BSP tahun lalu membawa tema penolakan kehadiran Timnas Israel U-19 di Indonesia, pada BSP 2023, AWG akan fokus menggaungkan penolakan RUU Israel yang akan membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi. RUU ini diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Parlemen Israel, Knesset. Padahal secara aturan yang berlaku, umat Islam adalah satu-satunya yang berhak atas Masjid Al-Aqsa.

Aqsa Working Group

Aqsa Working Group (AWG) adalah suatu lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.

AWG didirikan oleh komponen umat yang hadir dalam Al-Aqsha International Conference yang diselenggarakan di Wisma Antara pada tanggal 20 Sya’ban 1429 H/21 Agustus 2008 M di Jakarta. Tahun ini, AWG telah memasuki usianya yang 15 tahun.[]

Comment