Angesti Widadi: Demo UKT di tengah Pendemi, Krisis Negeri Tak Kunjung Henti

Opini777 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Krisis yang terjadi di Indonesia pasca adanya Covid-19 terus terjadi. Semua bentuk kezaliman semakin tampak pada negeri tercinta. Akhir Juni menjadi moment terpenting bagi mahasiswa dalam menyampaikan keresahannya kepada Kemendikbud.

Tak ada keringanan UKT ataupun pemberian kuota gratis selama pembelajaran jarak-jauh. Hal tersebut menjadi dorongan bagi mahasiswa untuk menggelar aksinya kepada pemerintah.

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Gerakan Mahasiswa Jakarta bersatu melakukan aksi unjuk rasa di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Mereka meminta adanya audiensi langsung bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim guna membahas aspirasi mereka terhadap dunia perguruan tinggi (Detik.com, 22 Juni 2020).

Aksi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan penurunan UKT juga digelar oleh mahasiswa Universitas Brawijaya.

Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melakukan aksi demonstrasi menuntut penurunan uang kuliah tunggal (UKT) ditengah pandemi corona di Kampus UB, Jalan Veteran Kota Malang, Jawa Timur, Kamis 18 Juni 2020 (Okezone.com).

Watak pemerintah dalam mengkapitalisasi pendidikan semakin tampak.

Dalam situasi sulit di tengah krisis ekonomi dan kisruh PHK, mahasiswa masih ditekan untuk membayar UKT dengan harga tinggi. Padahal hasil survey BEM menunjukkan bahwa orangtua mahasiswa mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saat krisis ekonomi pasca pandemi di mana perhatian pemerintah terhadap pelayanan pendidikan yang selama ini didambakan oleh mahasiswa?

Sejatinya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada mahasiswa sebagai aset negara yang sangat berharga.

Namun, semua dambaan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan yang bagus rupanya hanya angan semata dalam sistem Kapitalisme. Mahasiswa masih harus berjuang untuk membayar UKT dengan harga tinggi hingga mereka memutuskan untuk menggelar aksinya di hadapan Kemendikbud.

Setelah adanya pertemuan antara Nadiem dengan mahasiswa, barulah Kemendikbud mengeluarkan keputusan untuk meringankan biaya UKT dan memberikan bantuan kepada mahasiswa yang terlibat krisis ekonomi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merealokasi dana Rp 1 triliun guna meringankan beban mahasiswa di masa pandemi Corona (COVID-19).

Nadiem mengatakan bantuan anggaran ini untuk 410 ribu mahasiswa, terutama di perguruan tinggi swasta (PTS). Meski demikian, belum ada realisasi atas keputusan Kemendikbud dalam memberikan bantuan kepada mahasiswa. Mungkinkah hanya janji semata untuk menenangkan hati mahasiswa?

Adanya aksi demo UKT merupakan wujud keresahan mahasiswa, hal ini membuktikan bahwa pendidikan telah dikapitalisasi oleh pemerintah untuk meraup keuntungan pribadi. Meraih keuntungan di atas penderitaan rakyat merupakan watak kejam sistem Kapitalisme. Sistem kejam yang sudah seharusnya rakyat tinggalkan.

Ketika rakyat sudah tidak bisa berharap pada sistem Kapitalisme yang semakin membuat rakyat menderita, maka sudah semestinya rakyat kembali kepada sistem buatan dzat yang maha Agung, maha sempurna. Sistem dari Allah, sang Pengatur kehidupan terbaik untuk manusia. Allah memberikan sistem kehidupan terbaik, yaitu Islam.

Dalam situasi genting krisis ekonomi dan pendidikan seperti saat ini, maka Islam adalah solusinya.

Tinggalkan sistem ekonomi Kapitalisme yang mengikuti mekanisme pasar dan mementingkan kepentingan pemilik modal dibanding keselamatan dan keamanan rakyat. Islam punya sistem ekonomi yang canggih yang mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Negara dalam Islam akan mengelola sumber daya alam dengan baik dan melarang pihak swasta menguasainya. Keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam yang dikelola oleh negara dalam Islam, akan dialirkan ke beberapa pos negara, salah satunya pos untuk anggaran pendidikan.

Negara dalam Islam sangat menjunjung tinggi pendidikan yang baik untuk rakyatnya. Negara akan memberikan pelayanan pendidikan berkualitas secara gratis bagi rakyat.

Rolemodel pendidikan berkualitas telah digambarkan pada potret pendidikan jaman kekhilafahan yang menerapkan sistem Islam secara keseluruhan. Madrasah al-Muntashiriah yang didirikan Khalifah al-Muntahsir Billah di kota Baghdad.

Di sekolah ini setiap siswa menerima beasiswa berupa emas seharga satu dinar (4,25 gram emas). Kehidupan keseharian mereka dijamin sepenuhnya oleh negara. Fasilitas sekolah disediakan seperti perpustakaan beserta isinya, rumah sakit, dan pemandian.

Begitu pula dengan Madrasah an-Nuriah di Damaskus yang didirikan pada abad 6 H oleh Khalifah Sultan Nuruddin Muhammad Zanky. Di sekolah ini terdapat fasilitas lain seperti asrama siswa, perumahan staf pengajar, tempat peristirahatan, para pelayan, serta ruangan besar untuk ceramah dan diskusi.

Maka, sudah saatnya rakyat kembali pada sistem agung dan sempurna dari Allah untuk keluar dari jeratan sistem Kapitalisme yang membuat rakyat menderita.

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” ( Q.S. Al-Maidah: 50).

Comment