RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Nu’man Ibnu Tsabit atau yang lebih populer dengan sebutan Abu Hanifah, atau Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan anak kecil yang berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu).
Sang Imam berkata: “Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir.”
Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih, lalu bertanya.
“Bolehkah saya tahu namamu Tuan ?” tanya si bocah itu.
“Nu’man namaku”, Jawab sang Imam.
“Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar Al Imam Al-A’dhom. (Imam Agung) itu..?” tanya si bocah.
“Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku.” sebuah sang Imam ini.
Si bocah berkata lagi, “Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke dalam api neraka yang kekal, jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya.”
Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis….
Imam Abu Hanifah bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.
Betapa banyak manusia tertipu karena pangkat dan jabatan,
Tertipu karena kedudukan,
Tertipu karena gelar
Tertipu karena kemaqoman
Tertipu karena harta yang berlimpah,
Tertipu karena status sosial.
Jangan sampai kita tergelincir menjadi angkuh dan sombong karenanya.
Sebuah pepatah yang sangat indah dan perlu kita camkan ini mengatakan.
“SEPASANG TANGAN YANG MENARIKMU KALA TERJATUH LEBIH HARUS KAU PERCAYAI DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA TIBA DI PUNCAK KESUKSESAN”
Tulisan ini disadur ulang dari tulisan Ustadz M. Yasin Al Bantani di grup whatsapp Ghuraba dengan sedikit penambahan judul
Ilustrasi gambar: sun
Comment