Aksi Nyata untuk Palestina Tercinta

Opini301 Views

 

 

Penulis: Mardhatillah Maulidah | Mahasiswi Ma’had Cinta Quran Center

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Penjajahan Israel terhadap Palestina terus berlanjut. Tidak ada hentinya hingga jatuh banyak korban luka dan jiwa. Ratusan ton bantuan pangan, pakaian dan obat obatan akhirnya dapat tersalurkan melalui pintu perbatasan Rafah di Mesir. Ini merupakan bentuk dukungan kaum muslim didunia untuk perjuangan Palestina. Namun sayang belum ada negara yang siap secara resmi mendukung secara militer dengan berbagai pertimbangan alasan, kecuali dari negara Yaman (Houthi) dan Libanon (Hizbullah) yang menyatakan kesiapan mendukung secara militer

Banyak masyarakat di berbagai negara, di berbagai kota dan lokasi berbeda turun ke jalan-jalan melakukan aksi protes atas penjajahan dan dan pembunuhan yang dilakukan Israel.

Menanggapi perkembangan situasi di Gaza, pegiat kemanusian asal Indonesia yang tinggal di jalur Gaza, Abdillah Onim, menjelaskan bagaimana Israel selalu melanggar hukum internasional, dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani.

“Satu satunya cara yang mereka (para pejuang Palestina) miliki adalah mengangkat senjata untuk melakukan perlawanan. Dengan Diplomasi tidak didengar, dengan penderitaan tidak didengar, dengan perampasan tanah tidak didengar, dan mereka sangat yakin ini bukan sebuah kegagalan,” tandasnya seperri ditulis voaindonesia.com.

Segala bentuk perilaku biadab Israel, mengundang simpati besar kaum muslimin di seluruh dunia untuk mendukung perlawanan yang dilakukan rakyat Palestina demi memperjuangkan kemerdekaan dari pendudukan yang dilakukan Israel selama 75 tahun.

Sayangnya dukungan umat muslim tidak sebanding lurus dengan kebijakan penguasanya. Seperti yang dilakukan beberapa negara muslim yang memilih untuk bungkam dan menghindari konfrontasi dengan AS yang menjadi sekutu abadi Israel, yang lebih ironisnya lagi diantara mereka menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Oleh karena itu, langkah jitu yang seharusnya bisa dilakukan penguasa penguasa negri muslim adalah dengan mengirimkan pasukan militer ke Palestina. Tujuannya menghentikan segala bentuk serangan militer Israel. Namun sayang seribu sayang, sekat sekat nasionalisme membuat penguasa-penguasa negeri negeri muslim malah menjadi penghalang untuk menolong saudara muslimnya di Palestina. Mereka lebih memilih mengirimkan bantuan ataupun dana kemanusiaan untuk menolong mereka di sana dibandingkan harus mengerahkan pasukan militer.

Padahal kekuatan kaum muslim berupa ikatan aqidah dan ukhuwah Islamiyah-lah yang harusnya menjadi pendorong para penguasa negeri muslim bergerak. Dengan mengirimkan pasukan militer ke Palestina, untuk menolong saudara muslim yang ada di sana.

Nation-state telah mengikis ikatan akidah antara kaum muslimin, padahal kita adalah ummat wâhidah (umat yang satu) diibaratkan seperti tubuh, jika sebagian tubuh sakit, maka sebagian tubuh lainnya, ikut merasakan. Rasulullah SAW, bersabda:

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam, saling mengasihi, mencintai, dan menyanyangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).

Rasulullah SAW, juga mengingatkan dalam sabdanya : “Permisalan seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti bangunan yang menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari no. 6026 dan Muslim no. 2585).

Di akhirat kelak nanti, para penguasa akan ditanyakan diamnya mereka atas penderitaan saudaranya di Palestina. Tidakkah mereka takut, ketika kelak diakhirat nanti, saudara muslim Palestina menuntut balik atas diamnya mereka terhadap segala penindasan, pembunuhan yang terjadi di depan mata mereka?

Tidakkah mereka takut, ketika Penguasa sesungguhnya yakni Allah Al-khaliq Al-mudabbir menghisab tindakan para penguasa yang hanya mampu bersuara manis untuk mengecam Israel, namun mereka tidak memberikan aksi nyata yang dibutuhkan saudara muslim di Palestina dengan mengirimkan pasukan militernya?

Padahal penguasa penguasa negeri muslim, sejatinya memiliki kemampuan dan amunisi mengerahkan segala daya dan upaya untuk membantu saudara muslim Palestina untuk melawan penjajah zionis Israel yang tamak akan dunia.

Tengoklah bagaimana luar-biasanya kontribusi AS untuk membela sekutunya Israel, segala bentuk bantuan telah dikerahkan termasuk pasukan militernya. Lanntas apa yang menjadikan negeri kaum muslimin justru bungkam dan tidak memberikan aksi nyata dan pantas didapatkan saudara muslim Palestina?

Melihat fakta ini, masalah Palestina adalah masalah kaum muslimin. Tidak boleh dan haram hukumnya memberikan tanah Palestina kepada pihak lain, apalagi kepada perampok atau penjahat seperti zionis Israel.

Oleh karena itu sikap yang harusnya kita lakukan kepada Israel yang telah merampas tanah Palestina adalah sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah AWT perintahkan, yakni dengan cara memerangi, dan usir! “Perangi mereka niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka, sekaligus melegakan hati kaum muslimin” (QS. At-Taubah [9]: 14).

Sejalan dengan berita yang dilansir oleh Hidayatullah.com, bahwasannya Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) mengeluarkan fatwa terbaru yang menyerukan kewajiban untuk membantu Palestina. Fatwa yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal IUMS Syekh Ali al-Qaradaghi juga mewajibkan tentara resmi negara untuk menyelamatkan Gaza dari genosida.

Rezim-rezim yang berkuasa dan tentara resmi diwajibkan oleh Syariat Islam untuk segera melakukan intervensi untuk menyelamatkan Gaza.

Intervensi militer adalah kewajiban syariat terutama dari empat negara yang berbatasan langsung dengan Palestina: Mesir, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

Maka menjadi suatu keharusan bagi umat muslim, melek akan sejarah, karena kaum muslim penuh dengan perjuangan untuk mempertahankan Palestina.

Ketika perisai Islam ada, kaum Yahudi gentar terhadap kaum muslimin, seperti gentarnya mereka ketika menghadapi Sultan Abdul Hamid II yang kala itu menjabat sebagai Khalifah bagi seluruh kaum muslimin.

Berbagai upaya yang dilakukan tokoh zionis seperti Theodore Herzl untuk membujuk Sultan Hamid II dengan iming iming agar sultan memberikan sejengkal tanah Palestina untuk Yahudi, namun semua tawaran itu ditolak oleh sultan Hamid II.

Beliau mengatakan: “Nasihati Mr. Hertzl agar jangan meneruskan rencananya. Aku tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak ummat Islam. Ummat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini, dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Yahudi silahkan menyimpan harta mereka, jika suatu saat kekhilafaan Turki Utsmani runtuh, kemungkinan besar mereka akan bisa mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi, selam aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku, daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah islamiah. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kamu masih hidup.”

Sungguh tegas ucapan dari seorang pemimpin yang tidak kita temukan hari ini. Penderitaan yang dirasakan oleh saudara muslim kita di Palestina hari ini membutuhkan seorang pemimpin yang mampu menyatukan umat muslim di seluruh dunia sebagaiman telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, para sahabat dan para Khalifah setelahnya.

Keberadaan pemimpin ini dapat menyatukan umat muslim. Maka solusi Palestina bukan hanya aksi retorika namun minus tindakan nyata, umat muslim membutuhkan junnah (perisai) Islam, yang melandaskan hukum pada syari’at Allah, yaitu persatuan umat dan menyerukan jihad untuk membebaskan tanah Palestina. Mari bergerak bersama sama memperjuangkan pembebasan Palestina, dengan didahului ilmu dan dakwah.[]

Comment