Akhiri Derita Anak Gaza dengan Tentara dan Negara

Opini1 Views

 

Penulis: Novita Mayasari, S.Si | Pemerhati Generasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Tahun telah pergantian, namun sampai saat ini penderitaan saudara seiman kita di Palestina terus berlanjut. Terlebih lagi dengan kondisi anak-anak di Palestina yang makin mengkhawatirkan dan tentunya sangat mengenaskan.

Mengingat satu tahun lebih penjajahan di atas tanah suci Palestina belum juga berakhir. Penghancuran dan pengerusakan fasilitas umum dan rumah-rumah warga melalui bom-bom pun adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh Zionis Israel terhadap Palestina. Sehingga tahun 2024 bagi Palestina merupakan salah satu tahun terburuk bukan hanya untuk orang dewasanya namun terlebih lagi menyasar anak-anak yang tiada berdosa.

Sebagaimana dikutip dari cnnindonesia.com (Sabtu, 28/12/2024) menurut Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell menyatakan bahwa dalam perang Israel yang menghancurkan di Gaza khususnya, setidaknya 17.492 anak dilaporkan tewas dalam hampir 15 bulan konflik yang telah menghancurkan sebagian besar daerah kantong tersebut menjadi puing-puing.

“Dari hampir semua ukuran, tahun 2024 telah menjadi salah satu tahun terburuk yang pernah tercatat bagi anak-anak dalam sejarah UNICEF, baik dalam hal jumlah anak yang terkena dampak maupun tingkat dampaknya terhadap kehidupan mereka”.

Seharusnya ini adalah tamparan bagi kita yang hidupnya masih aman-aman saja. Masih bisa makan dengan dengan nyaman bersama anak-anak, masih bisa tidur dengan nyenyak dan masih bisa tertawa dengan teman-teman dan handai tolan. Disadari atau tidak seolah kita lupa bahwa ada saudara seiman kita yang butuh pertolongan nan jauh disana.

Adakah hati kita tergerak sedikit melihat kondisi saudara kita di Gaza? Sampai kapan derita anak-anak di Gaza, Palestina ini terus berlanjut?

Tidak ada Keadilan dalam Sistem Kapitalisme

Terkait kondisi Gaza yang semakin hari semakin mengkhawatirkan dan mengenaskan, justru saat ini kaum muslim menggantungkan harapan pada dunia internasional berikut para pemimpinnya agar mereka dapat menghentikan genosida di Palestina. Namun, para pemimpin dari berbagai belahan dunia hanya bisa mengecam, mengutuk dan pandai beretorika semata.

Bahkan mereka memberikan solusi yang tidak tepat, yaitu solusi dua negara. Dimana solusi tersebut merupakan arahan daripada Barat yang tidak lain sebagai negara pengusung Kapitalisme.

Solusi dua negara dikatakan bukan solusi karena sama saja mendukung sikap lemah dan khianat dari pemimpin-pemimpin islam yang seharusnya wajib berjihad menolong kaum muslim Palestina yang teraniaya, namun realitanya justru pemimpin hari ini malah diam.

Di samping itu dengan adanya solusi dua negara sama saja mengakui keabsahan daripada eksistensi negara kafir Yahudi dan sekaligus mengakui perampasan tanah milik kaum muslimin yang saat ini hampir dikuasai Israel. Belum lagi dengan menyetujui solusi dua negara berarti kita bersikap loyal kepada kaum kafir dari kalangan Yahudi Israel itu sendiri dan sama juga loyal terhadap kaum kafir Kristen seperti Amerika Serikat dan negara-negara Barat pendukung Israel. Hal ini justru bertentangan dengan firman Allah Subhanahu wata’ala :

“Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagian kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang zalim”. (QS. Al Mumtahanah: 9).

Berdasarkan ayat di atas, ternyata kita dilarang untuk memberikan loyalitas kita kepada kaum kafir di mana justru merekalah yang akan menimbulkan bahaya bagi islam dan kaum muslim tentunya.

Namun ketika sistem kapitalisme yang diterapkan, justru memberi jalan bagi para penjajah Zionis untuk semakin menjadi-jadi dalam memerangi warga sekaligus anak-anak di Gaza.

Butuh Tentara dan Negara untuk Membebaskan Palestina

Sebagai seorang muslim seharusnya tidak lagi menggantungkan harapan pada sistem kapitalisme yang mana di dalamnya tidak ada keadilan sama sekali. Kini saatnya kaum muslim memiliki agenda sendiri dalam upaya menyelamatkan saudara seimannya di Palestina.

Hal ini bisa dilakukan jika para pemuda-pemuda muslimin khususnya di Timur Tengah bangkit untuk melawan rezim mereka dan bergerak ke Palestina untuk membebaskan Palestina. Tentu saja hal ini hanya bisa dilakukan oleh partai politik ideologis, di mana para pemuda tadi harus menuntut adanya institusi yang akan melindungi kaum muslim.

Sehingga khalifah (pemimpin kaum muslim) akan memimpin atau mengomandoi kaum muslimin lewat para pasukan yang berada di seluruh dunia dan mengirim mereka dalam rangka membebaskan Palestina dari penjajah Zionis.

Karena tidak akan bisa menghadapi Israel hanya bermodalkan makanan dan obat-obatan semata, namun lebih dari itu penjajah harus dihadapi dengan kekuatan yang sepadan yaitu berhadapan dengan tentara muslim terbaik berikut lengkap dengan persenjataan tercanggihnya. Wallahu ‘alam Bishowaab.[]

Comment