Oleh: Rantika Nur Asyifa, Ibu Rumah Tangga
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan misi militer AS di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus 2021. Pasukan AS telah menduduki negara tersebut hampir 20 tahun lebih. Biden menyebut militer AS telah “mencapai” tujuan di Afghanistan. Membunuh Osama bin Laden, merendahkan Al-Qaeda dan mencegah lebih banyak serangan ke AS.
“Kami mengakhiri perang terpanjang Amerika,” kata Biden dalam pidato Gedung Putih.
“Status quo bukanlah pilihan. Saya tidak akan mengirim generasi Amerika lainnya untuk berperang di Afghanistan. Amerika Serikat tidak mampu untuk tetap terikat pada kebijakan yang dibuat untuk menanggapi dunia seperti 20 tahun yang lalu,” katanya.
Biden juga mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa. Itu adalah hak dan tanggung jawab rakyat Afghanistan sendiri untuk memutuskan masa depan mereka.
Biden berjanji untuk terus mendukung pemerintah Afghanistan. Dia yakin militer Afghanistan dapat melawan Taliban.
“Saya tidak percaya Taliban. Tapi saya percaya kapasitas militer Afghanistan,” jelasnya, (CNNIndonesia.com, 9/7/2021).
Taliban kini semakin gencar merebut wilayah dari tangan pemerintah Afghanistan. Pekan lalu mereka merebut kendali kawasan utara yang berbatasan dengan Tajikistan. Taliban bahkan membuat sekitar seribu tentara Afghanistan kabur ke Tajikistan.
Dalam beberapa hari terakhir, dunia digemparkan oleh aksi kelompok milisi Taliban yang berusaha menguasai seluruh wilayah Afghanistan. Tak tanggung-tanggung, Taliban bahkan berhasil menguasai ibu kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan.
Mengutip Al Jazeera, Taliban berhasil menguasai Istana Kepresidenan setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dan menyerahkan Istana Kepresidenan demi menghindari pertumpahan darah di negaranya.
Taliban, dalam bahasa Pashto, berarti ‘pelajar’. Kelompok ini mengambil nama ‘taliban’ karena memang pada awalnya sebagian besar anggotanya merupakan siswa pesantren yang didirikan oleh para pengungsi Afghanistan di Pakistan pada tahun 1980-an.
Merespons kemenangan Taliban dan hengkangnya militer Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan, Pengamat Politik Internasional Ustaz Farid Wadjdi (UFW) menyatakan hal tersebut bisa menjadi kunci kebangkitan Islam kalau didasarkan pada dua hal.
“Kunci kebangkitan dan kemenangan Taliban ini akan bisa menjadi kunci kebangkitan Islam kalau didasarkan kepada dua hal,” tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Selasa (17/08/2021).
Farid menjelaskan dua hal tersebut, pertama, kembali kepada Islam secara kaffah; kedua, mengikis habis intervensi negara-negara imperialis baik langsung atau tidak langsung; dan baik personal, kelompok, maupun sistem.
“Tentu kita berharap seperti itu. Sebagai kelompok yang dikenal selama ini menyatakan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, seharusnya Taliban benar-benar menerapkan syariat Islam yang totalitas dan kaffah,” lugasnya.
Ia mengatakan, jika bicara penegakan Islam kaffah, salah satu kunci pentingnya adalah sistem pemerintahan, sedangkan kalau bicara penegakan syariat Islam secara totalitas adalah Daulah Islam.
“Kita berharap Taliban menegakkan Daulah Islam yang sebelumnya ditolak. Mereka bertahan pada pernyataan bahwa mereka akan menerapkan sistem Imarah Islam yang tetap berbasis pada nation state atau negara bangsa,” ungkapnya.
Ustadz Farid mengingatkan, seharusnya Taliban belajar ketika mereka dikalahkan Amerika. Karena saat itu Taliban menerapkan Imarah Islam yang berdasarkan nation state (negara bangsa), mereka tidak akan bisa sendirian menghadapi kekuatan negara imperialis itu.
“Mereka harus memiliki kekuatan global. Itu tidak akan ada, kecuali ada pada tegaknya kembali Daulah Islam. Seharusnya Taliban tidak berhenti pada negara Imarah Islam, tapi lebih jauh lagi menegakkan sistem Allah yang akan menyatukan negeri-negeri Islam,” paparnya.
Dari pemaparan itu, kekuasaan yang telah didapatkan oleh Taliban saat ini tidak memiliki kekuatan global karena tidak menegakkan kembali Daulah Islam dengan sistem Allah.
Ada dua kunci agar kemenangan Islam dapat terwujud, pertama, kembali kepada Islam secara kaffah; kedua, mengikis habis intervensi negara-negara imperialis baik langsung atau tidak langsung; dan baik personal, kelompok, maupun sistem.Wallahu a’lam bisshawab []
Comment