Adi Adrian: Ekonomi Kreatif adalah Masa Depan Indonesia, Kita Harus Memperjuangkannya

Selebriti167 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Setelah resmi mendirikan Base Camp dan menggelar silaturahmi diantara anggota dan simpatisan, Organ Relawan RUMAH KITA – XVG (Extravaganjar), yang diketuai Adi Adrian, Keyboardist Kla Projet itu, kembali menghelat kegiatannya. Kali ini sebuah diskusi serius tapi santai, ‘Talk Show: Penulis, Karya dan Royalti’, diskusi dengan sejumlah penulis, pada Rabu, 27 September 2023, di Markas Besar XVG, Setiabudi, Jakarta Selatan.

“Biasanya acara XVG dihadiri oleh musisi-musisi, tapi kali ini yang datang para penulis kreatif. Misi kami adalah agar sektor penerbitan sebagai salah satu sub sektor ekonomi kreatif menjadi prioritas, selain sektor musik, film, kuliner, konten kreatif, kriya dan lainnya. Saya dan kita semua percaya bahwa Ekonomi Kreatif adalah masa depan perekonomian Indonesia,“ tandas Adi Adrian, Ketua Umum Rumah KITA – XVG, perhimpuan relawan yang memilih Generasi Millennial dan Generasi Z sebagai sasaran kampanyenya mengenai Ekonomi Kreatif.

Lebih jauh dalam sambutannya saat membuka acara diskusi dengan resmi, Adi, keyboardist Kla Project yang melahirkan hits ‘Yogyakarta’ ini, mengajak para penulis untuk terus berbagi pengalaman menulisnya dengan para GenMillennial dan GenZ. Termasuk menyampaikan harapannya, agar karya tulis dari dunia musik di Indonesia semakin banyak.

Senada dengan Adi Adrian, salah seorang peserta, Che alias Candra Hendrawan Johan, vokalis Cupumanik, yang juga terlibat dalam diskusi nan hangat itu, menyampaikan kegelisahannya;

“Mana Buku tentang Godbless, mana buku tentang Kla Project, harusnya pemerintah bisa mendukung untuk penerbitannya, baik dukungan finansial maupun dukungan regulasi, dan sebagainya. Ini masukan buat Pak Ganjar jika kelak terpilih menjadi Presiden RI. Atas nama pemajuan kebudayaan pemerintah bikin aplikasi yang mendukung penulis, dan para penulis bisa bekerja sama dengan musisi, agar bisa melahirkan buku Biografi, makanya punya buku biografi,” ungkap Che Cupumanik, yang mengaku pernah menyampaikan kegelisahannya itu kangsung kepada Presiden Jokowi, saat diundnag ke Istana Bersama sejumlah musisi beberapa tahun lalu.

 

Acara yang dipandu Penyanyi Sandy Canester dan Ade Andrini, Ketua Bidang Kesekretariatan XVG sekaligus inisiator dari acara diskusi tersebut, menghadirkan nara sumber yang memiliki pengalaman menulis yang luar biasa. Mereka adalah; Tamara Geraldine, Esa Tegar Putra, Deasy Tirayoh, Kurnia Effendi, Dhianita Kusuma Pertiwi dan Qaris Tajudin.

Tamara Geraldine, Anggota Tim Khusus 8 XVG dan juga Caleg DPRI Dapil Sumatera Utara ini, mengemukakan pengalamannya menulis buku tentang Penyanyi “Yuni Shara – 35 Cangkir Kopi” (2007) dan buku “Kamu Sadar Saya Punya Alasan untuk Selingkuh Kan Sayang?” (2003)

Esha Tegar Putra adalah Magister Satra dari Universitas Indonesia. Ia bekerja di Komisi Arsip dan Koleksi Dewan Kesenian Jakarta, dengan sejumlah karya puisi dan naskah drama, serta menjadi kurator untuk pameran arsip.

Deasy Tirayoh, penulis produktif asal Kendari, Sulawesi Tenggara ini, telah melahirkan sejumlah karya cerpen, puisi, cerita anak dan skenario film. Ia juga menulis antologi tungga ‘Kerang Memanggil Angin, ‘Mari Menjaga Laut’, ‘Titimangsa’, ‘Tanda Seru Ditubuh’, serta buku anak; ‘Hikayat Gunung Mekonggo’, ‘Mari Menjaga Laut’, ‘Benteng Terluas DIdunia’ dan ‘Kagahti Kolope’.

Kurnia Effendi adalah sastrawan yang karyanya pernah dimuat di berbagai majalah, seperti Gadis, Aktuil, Anita Cemerlang dan Sinar Harapan. Selain Puisi dan Prosa, ia juga menulis cerpen seperti; ‘Senapan Cinta’, ‘Bercinta Di Bawah Bulan’, ‘Aura Negeri Tercinta’, ‘Kincir Api’ dan segudang karya lainnya.

Dhianita Kusuma Pertiwi adalah Tenaga Ahli Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media di Kemendikbud. Ia penulis yang fokus pada isu Perempuan dan Marxisme. KArya sastranya antara lain; naskah drama ‘Pasar Malam untuk Brojo’ (2016), ‘Buku Harian Keluarga Kiri’ (2019) dan ‘Menanam Gamang’ (2020) dan kajian lakon wayang ‘Sesaji Raja Suya’; Kuasa dan Rasa’ (2020).

Qaris Tajudin adalah Direktur Tempo Institute. Ia menerbitkan novel; ‘Mahasati’, ‘Mahameru’ dan Buku ;Mengarungi Samudera Al Fatihah’. Ia juga menjadi wartawan Majalah Tempo untuk mengisi rubrik internasional. Pengalaman terbaiknya saat meliput perang di Afganistan.

Diskusi yang pertama di XVG dan sangat produktif itu, diselingi dengan makan masakan lezat Bakso, sembari mendengarkan kemerduan Suara Sandy Canester, Andre Hehanussa dan Ranna Phasupaty, juga dihadiri oleh sejumlah nama, antara lain; Ketua Humas XVG Buddy ACe, Muhammad Assad (Penulis Buku ’Notes From Qatar’), Pratiwi Juliani (Penulis), Roberto Pieter (Ketum Imarindo), juga Penyanyi Rock Bangkit Sanjaya, Promoter Harry Santoso, Penyanyi Eno Lestari, Berto Pah, Pengusaha Muda Ijen Vin, Gangsar (Aktifis), dan tentu saja tamu dari kalangan Gen Millennial dan Gen Z.

Acara yang diawali dengan menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ tersebut, dimulai sejak pukul 15.37 WIB dan baru berakhir pada pukul 17.45 WIB itu, mendapat support dari Sound System BareTone. Selain diskusi, dibagian lobby Rumah Kita XVG itu dipamerkan buku-buku karya para nara sumber serta merchandise XVG berupa T Shirt, Topi dan Sepatu ‘Gerak Cepat”.

“InSyaa Allah kegiatan yang berkaitan dengan hubungan silaturahmi antar pekerja kreatif dalam ekosistem ekonomi kreatif serta kerjasama antara organ relawan, akan terus diselenggarakan di Rumah Kita Extravaganjar,” simpul Buddy ACe, salah satu Anggota Tim Khusus 8 XVG.[]

Comment