RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Miris, di saat pandemi covid 19 belum usai, pemerintah tetap bersikekeuh akan melaksanakan gelaran PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) pada 9 Desember 2020 (Tribun Jogja.com).
Seperti gelaran PILKADA sebelumnya, PILKADA kali ini juga tentu akan menyedot perhatian masyarakat banyak, mulai pendaftaran Paslon ( Pasangan Calon), kampanye serta pelaksanaan PILKADA itu sendiri hingga perhitungan dan pengumuman hasil suara. Semua proses ini akan memberi peluang kerumunan orang lebih banyak dan lebih sering.
Hal ini sangat dikhawatirkan mengingat apa yang dikatakan para ahli, cara memperlambat penyebaran wabah adalah salah satunya dengan social distancing atau jaga jarak/tidak berkerumun ( Lisa gralinski, ilmuwan dari university of north Carolina).
Melihat berbagai kemungkinan buruk yang bisa terjadi, seharusnya pemerintah membatalkan rencana PILKADA tersebut, karena dalam hal ini nyawa dan keselamatan rakyat jangan sampai diabaikan.
Jangan sampai pemerintah hanya memikirkan syahwat kekuasaan dan kepentingan politik dan golongan saja. Jika tidak gelombang penyebaran virus akan lebih tidak terkendali lagi dan nyawa rakyat menjadi taruhan.
Karena Islam memandang nyawa manusia lebih berharga. Dalam hadits dikatakan “Sungguh dunia ini hancur lebih ringan disisi Allah daripada seorang muslim yang terbunuh”. (H.R An nasai,At Tirmidzi dan Al Baihaqi).
Begitulah Islam mengajarkan, karena Islam sejatinya bukan hanya sebagai agama ritual semata melainkan sistem aturan yang mampu mengatur dan mengatasi seluruh problematika kehidupan.[]
*Karyawati
Comment