Adakah Nama Siti di Arab?

Opini301 Views

 

 

Penulis: Adhes Satria |Kolomnis, Anggota PJMI

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Nama Siti cukup lazim digunakan sebagai nama depan perempuan muslim. Meski biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia dan Malaysia. Penggunaan nama Siti ini justru tidak lazim di negara-negara berpenduduk muslim lainnya, bahkan termasuk Arab.

Kita tentu tahu dan mengenal tokoh perempuan muslim dalam kisah dan sejarah Islam. Sebut saja nama Siti Hawa, Siti Fatimah, Siti Hajar, Siti Khadijah, Siti Aisyah, Siti Masitoh dan sebagainya. Kata Siti selalu disematkan sebagai nama depan setiap muslimah. Tapi terus terang saya penasaran dan ingin mencari tahu, apakah di negeri Arab umumnya terdapat nama Siti di depan namanya?

Pendapat pertama menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Arab yakni Sayyidati yang mengalami transformasi menjadi Siti. Kata ini berasal dari kata sayyid yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya yang mulia atau yang dijunjung.

Saya coba browsing dan tanya Mbah Google, ternyata ada yang berpendapat bahwa nama Siti sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Ksiti. Kata ini memiliki arti bumi, tanah, atau tempat tinggal. Secara filosofis, bumi atau tanah sendiri sering kali dijadikan sebagai simbol ibu yang menjadi sumber kehidupan. Karena itu, ada istilah Tanah Air atau ibu pertiwi.

Sedangkan apabila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nama Siti diartikan sebagai sebutan untuk wanita yang mulia atau terpandang (tinggi kedudukannya dan sebagainya). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nama Siti ini memiliki arti yang baik dan terpuji.

Hal yang menarik, nama Siti juga ditemukan dalam dialek Arab Mesir dan Bahasa Lebanon. Yang mana jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia bermakna Nyonya. Benarkah?

Di kalangan masyakat Betawi, atau umumnya di negeri Melayu, banyak orang tua zaman now dan old yang memberi nama anak perempuannya dengan nama depan Siti.

Sebut saja seperti Siti Marfuah, Siti Maemunah, Siti Mardiah, Siti Maisaroh, Siti Nurjannah, Siti Nurhalizah, Siti Badriyah, Siti Nurbaya, Siti Zulaikho dan Siti Siti lainnya.

Tapi saya sendiri nggak yakin, nama Siti ada di negeri Arab, coba kita colek sohib saya,Syeikh Budi Marta Saudin yang tahu banyak kultur Arab dan lama tinggal lama di sana.

Tapi zaman now, orang tua kekinian, mulai malu memberi nama depan Siti untuk anak perempuannya. Katanya sih kampungan, ah masa sih? Orang tua sekarang lebih bangga memberi nama anak perempuannya dengan nama nama yang berbau western atau kebarat baratan, bahkan namanya panjang panjang seperti gerbong kereta. Katanya lebih keren dan kekinian.

Tapi usul saya, berilah nama anak perempuan atau laki laki dengan menggunakan tiga kata. Jangan cuma Aisyah atau Khadijah. Karena ketika hendak membuat paspor Indonesia untuk haji dan umroh, tidak boleh hanya menggunakan satu kata.

Jadi nama yang hanya satu kata itu harus ditambahkan dengan dua kata lagi, misalnya Siti Maemunah Sa’diyah dan seterusnya. Seperti istri saya sendiri harus menambahkan nama belakangnya dengan nama emaknya atau babenya. Begitu.[]

Comment