Dua Tahun Ikut Puasa, Gadis Tionghoa Putuskan Jadi Mualaf

Berita555 Views
Ilustrasi Photo: Copyright Thinkstockphotos.com
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Di bulan yang penuh dengan keberkahan dan bulan yang begitu suci bagi
seluruh umat muslim beriman di dunia yakni bulan Ramadan, nampaknya ada
banyak kisah menarik, menyentuh hati dan kisah mengesankan mengenai
orang-orang yang mendapatkan hidayah dari Allah SWT untuk yakin memeluk
Islam dan menjadi seorang muslim.

Memang, untuk berpindah
keyakinan dan memeluk agama sesuai dengan kata hati bukanlah suatu hal
yang mudah. Butuh keyakinan yang setidaknya harus dibangun dan
diyakinkan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun. Butuh perjalanan panjang yang tak terus menerus mulus
melainkan jalan tersebut berliku-liku juga menguras tenaga dan pikiran.

Jika
berbicara mengenai perjuangan dan perjalanan seseorang untuk pindah
keyakinan khususnya untuk mereka yang memutuskan untuk memeluk Islam,
kali ini kisah menarik datang dari seorang gadis yang berusia 23 tahun.
Gadis tersebut adalah gadis keturunan Tionghoa yang kini tengah menempuh
pendidikan kedokteran di Universitas Pertahanan Nasional Malaysia.

Cia bersama sang bunda dan kedua adiknya | Photo: Copyright nst.comCia bersama sang bunda dan kedua adiknya | Photo: Copyright nst.com

Dikutip dari laman nst.com,
gadis ini bernama Nuradlin Lim Cia Cia (23). Puasa Ramadan tahun ini,
gadis cantik yang bisa disapa Cia ini memutuskan untuk benar-benar
memeluk Islam dan menjadi seorang mualaf. Menurut pengakuannya seperti
yang disampaikan di New Straits Times, sebelum benar-benar
memutuskan menjadi mualaf, selama dua tahun terakhir ia telah ikut
menjalankan ibadah puasa. Hanya saja, saat itu ia hanya ikut-ikutan saja
dan belum kepikiran untuk menjadi mualaf.

Saat menjalankan
ibadah puasa tersebut, ia juga sembunyi-sembunyi karena ia takut kepada
orang tuanya dan ia tak ingin membuat orang tua kecewa. Tapi, setelah
sang adik mengatakan bahwa ia telah masuk Islam dan menjadi mualaf,
gadis 23 tahun tersebut lantas memberanikan diri bahwa ia juga telah
memeluk Islam dan menjadi mualaf. Cia mengatakan,

 
 
“Sebelum
ini, aku puasa diam-diam tanpa diketahui oleh orang tuaku. Aku tak
ingin menyakiti perasaan mereka. Ketika adikku mengatakan kepada orang
tua ia telah memeluk Islam, baru saat itu aku punya keberanian untuk
mengatakan aku telah mengikuti jejaknya. Aku bahagia dengan agama yang
aku anut sekarang.”

Atas apa
yang dikatakan Cia, orang tua awalnya sangat kecewa dan tidak terima.
Tapi, lambat laun mereka sudah mau mulai menerima dan mendukung apa yang
diyakininya. Sang ibu bahkan sangat mendukungnya. Sang ibu juga tak
lupa menyiapkan makanan halal dan makan sahur buatnya juga buat sang
adik. Sementara sang ayah, meski ia tak begitu mendukung seperti halnya
ibu, sang ayah tetap menghormati dan menghargai keputusan Cia.

Puasa
tahun ini, Cia mengaku bahwa ia bisa beribadah puasa lebih tenang dan
bahagia. Tapi, karena kuliahnya di bidang kedokteran sangat padat, ia
cukup sedih saat dirinya tak bisa salat tarawih rutin di masjid. Hanya
saja, ia kembali sedikit lega karena banyak teman-temannya yang baik dan
mengajaknya menjalankan shalat tarawih bersama di rumah atau di asrama
tempatnya tinggal.

Kisah yang begitu mengesankan. Semoga, Cia
istiqomah dengan keputusannya untuk menjadi mualaf dan mendalami Islam
lebih baik lagi. Apapun dan bagaimana pun keyakinan kita dan orang lain
di sekitar kita, diharapkan agar kita bisa saling menghormati satu sama
lainnya. Bagi kamu yang hari ini sedang menjalankan ibadah puasa,
selamat berpuasa dan semangat selalu.[vem]

Comment