3 Mentalitas Miskin ini yang akan Bikin Kita Kere dan Nestapa Selamanya

Berita527 Views
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kenapa kebanyakan orang belum sanggup meraih kemakmuran seperti yang
diharapkan? Mungkin karena diam-diam ada mentalitas miskin yang
bersemayam dibalik relung jiwa kita.
Sejenis mentalitas yang tanpa kita sadari mensabotase jalan pikiran
kita untuk meraih kemakmuran. Jalan pikiran yang justru terus menuntun
kita tersesat dalam hidup yang kere dan nestapa.
Ada tiga jenis mentalitas miskin yang layak kita kenang. Apa saja itu? Kita akan bedah tuntas dan renyah kali ini. 
Jejak mentalitas miskin ini sejatinya dipicu oleh sejumlah komentar atas tulisan saya dulu yang bertajuk : 
Seperti biasa, artikel itu saya share di laman Facebook Page Blog Strategi + Manajemen. Dan seperti biasa, ada muncul beragam komentar.
Ada sejumlah komentar negatif nan kelam yang sejatinya mencerminkan
mentalitas miskin (dan persis itulah yang mungkin membuat mereka tidak
pernah bisa jadi kaya).
Dari komen-komen itu, ada 3 kategori mentalitas miskin yang layak kita kenang. Mari kita jelajahi satu demi satu.
Mentalitas Miskin # 1 : Pola Pikir Instan dan Tidak Respek sama Proses
Salah satu komentar terhadap tulisan itu seperti ini : Mau punya 1M sebelum usia 35 tahun? Gampang, korupsi saja….
Komentar semacam itu amat kelam, dan menunjukkan otak komentatornya sudah sukses “di-brainwash” oleh media.
Media memang suka menjual berita negatif, dan impaknya amat tragis :
banyak orang lalu merasa hanya bisa kaya kalau korupsi. Betapa muramnya.
(Itulah kenapa sejak 7 tahun saya tidak pernah menonton berita
televisi, sebab memang isinya acap hanya sampah dan berita negatif yang
membunuh optimisme kita).
Lebih dari itu : orang yang dengan mudah bilang kalau mau kaya,
lakukan korupsi itu benar-benar telah terjebak dalam pola pikir instan
yang kelam. Orang seperti ini abai dengan fakta begitu banyak jutaan
anak muda yang kaya karena usaha keringat mereka sendiri.
Blog ini sudah sangat sering menulis cerita tentang anak-anak muda
yang berbisnis dengan profit puluhan bahkan ratusan juta per tahun, atau
ada anak lulusan SMP dan STM yang mengubah nasib dengan kekuatan
internet dan kreativitas. Dengan proses yang gigih dan berdarah-darah.
Media katrok dan orang-orang yang bodoh akan dengan mudah bilang
kalau mau kaya, korupsi saja. Ini jenis mentalitas miskin yang
semiskin-miskinnya.
Orang yang komen seperti itu punya pikiran instan dan kemungkinan
besar memang tidak pernah bisa makmur sepanjang hidupnya. Orang yang
komen seperti itu memang amat layak kere untuk selamanya.
Mentalitas Miskisn # 2 : Kepercayaan Diri dan Optimismenya Level Kere
Komentar lain yang muncul atas artikel itu adalah seperti ini : Punya tabungan 1M? Jangan menghayal dan melamun, nanti malah gila.
Komentar seperti itu yang jangan-jangan membuat negeri Indonesia
terpuruk dan terjajah ratusan tahun. Sebab mentalitas penduduknya memang
kere.
Look. Otak kita itu harganya triliunan, bahkan priceless. Dengan
kekuatan otak yang maha dahsyat ini kita bisa mengubah nasib dan merajut
kemakmuran yang amat masif.
Langsung bilang wah jangan menghayal bro, adalah statement yang benar-benar menghina kekuatan otak yang Anda miliki.
(Maka wajar kalau dalam sebuah pameran neurology science, replika
otak orang Indonesia harganya paling mahal sedunia. Sebab jarang
dipakai. Jadi masih entreyen dan mulus
).
What you think is what you get.
Jika Anda memang selama ini membayangkan punya tabungan 1M itu
hanyalah khayalan dan lamunan palsu, ya dalam kenyataannya Anda tidak
akan pernah meraihnya.
Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dan jangan pernah ragukan potensi kekuatan otakmu untuk mengubah jalan hidup.
Jika membaca judul Bagaimana Punya Tabungan 1M Sebelum Usia 35 tahun,
langsung hati kecil Anda bilang : wah ndak mungkin – itu artinya, Anda
sudah menulis sejarah kelam Anda masa depan.
Pesismisme, rasa tidak percaya diri dan keraguan akan sukses membunuh masa depanmu dengan sempurna.
Itulah mentalitas miskin yang diam-diam bersemayam dalam jutaan anak
manusia. Dan itulah mentalitas yang membuat jutaan anak muda gagal jadi
orang kaya dan makmur.
Mentalitas Miskin # 3 : Filosofi Hidup yang Salah Kaprah
Komentar berikutnya yang juga amat sering muncul adalah seperti ini : wah, ngapain kumpulin harta 1M, toh kekayaan tidak akan dibawa mati. Lebih baik ibadah saja.
Hmm. Kalimat yang kelihatannya indah, namun secara filosofis ada sejumlah problem didalamnya. Mengatakan kekayaan tidak akan dibawa mati adalah statement yang agak
naif : menganggap semua harta adalah hanya untuk foya-foya.
Kekayaan akan Anda bawa hingga mati jika Anda gunakan untuk membangun mesjid dan perpustakaan gratis,
membiayai sekolah ratusan anak yatim sekolah atau untuk membiayai umroh
sanak saudara dan kerabat. Atau membiayai biaya kesehatan orang tua dan
biaya sekolah adik-adik kita.
Komentar seperti diatas juga mendikotomikan kekayaan dan religiusitas
: seolah-olah jika jadi kaya kita ndak akan rajin ibadah. Betapa
ngawurnya.
Faktanya, mesjid-mesjid di sejumlah perumahan mewah justru selalu
ramai saat sholat Subuh (bahkan jika bukan dalam bulan Ramadhan).
Saya malah punya keyakinan : semakin Anda kaya, Anda justru akan makin religius dan rajin ibadah. Yang kelam adalah seperti ini : sudah gajinya sekelas UMR, lalu ndak
pernah sholat Subuh di Mesjid. Namun sok komentar, ngapain kaya,
banyakin ibadah saja mas. (Haduh le, le kapan sampeyan sugihe nek koyo ngono terus).
Mungkin komentar sok mulia nan religius itu sekedar untuk menutupi
ketidakmampuannya mengubah nasib menjadi manusia yang lebih makmur.
Supaya jadi nampak lebih keren, dia gunakan komen seperti diatas.
Kenapa harus mengkontradiksikan kekayaan dan sikap ibadah :
seolah-olah kalau kaya tidak rajin ibadah, dan kalau hidup miskin pasti
soleh. Sebuah asumsi yang amat keliru. Dan kita tahu : kemiskinan itu
justru mendekatkan kita pada kekufuran.
Mentalitas miskin itu mestinya kita ubah jadi mentalitas kaya :
selalu percaya bahwa Tuhan itu Maha Kaya, dan mencari rezeki yang
barokah demi manfaat bersama adalah juga jalan ibadah yang mulia.
DEMIKIANLAH, tiga jenis mentalitas miskin yang diam-diam sering
membayang dalam jiwa kita. Renungkan tiga jenis mentalitas miskin itu :
apakah selama ini Anda terperangkap didalamnya. Be grateful. Be kind. Be richer.

Comment