Penulis: Hildayanti – Staf Dinas Kearsipan Kolaka
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Kriminalitas di kalangan pemuda adalah fenomena yang terus meningkat dan menjadi perhatian serius di berbaga daerah di Indonesia.
Pada masa transisi dari remaja menuju dewasa, banyak pemuda terjebak dalam masalah kriminalitas karena berbagai faktor. Kriminalitas tidak hanya dilakukan oleh kalangan dewasa saja, tetapi kalangan pemuda juga melakukannya. Sehingga beberapa aparat keamanan pun semakin ketat untuk menuntaskan peristiwa kriminalitas yang terjadi di sekitarnya.
Polsek Cidaun Cianjur melakukan tindakan tegas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor yang diduga hendak melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat.
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu (22/9/2024) sekitar pukul 00.15 WIB di Jalan Raya Cibuntu Desa Cisalak kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur. Mereka semua anak muda yang berumur mulai 14 tahun sampai 18 tahun.
Ada juga peristiwa yang sama tawuran antargangster menyebabkan mahasiswa (21) meninggal akibat salah sasaran. Salah satu pelaku tawuran itu, RS (23) mengatakan tawuran itu berawal dari saling tantang di Instagram.
Penyebab Kriminalitas di Kalangan Pemuda
a. Pengaruh Lingkungan dan Keluarga
Keluarga merupakan faktor utama dalam membentuk karakter seseorang. Keluarga yang kurang harmonis, adanya kekerasan dalam rumah tangga, atau kurangnya perhatian dari orang tua dapat memicu anak untuk mencari pelarian di luar, seperti bergabung dengan kelompok yang tidak sehat, geng, atau kegiatan kriminal.
b. Tekanan Teman Sebaya
Remaja sering kali rentan terhadap pengaruh teman sebayanya. Dalam usaha untuk diterima dan diakui oleh kelompoknya, mereka kadang terpaksa mengikuti perilaku negatif seperti kenakalan remaja atau bahkan terlibat dalam tindak kriminal.
c. Pengaruh Media dan Teknologi
Di era digital, pengaruh media sosial, game, atau film yang mengglorifikasi kekerasan dan tindakan ilegal sering kali diadopsi oleh pemuda. Kurangnya pemahaman dan kontrol orang tua membuat pemuda mudah meniru hal-hal negatif yang dilihatnya.
d. Faktor Ekonomi dan Sosial
Kondisi ekonomi yang sulit dapat mendorong pemuda untuk melakukan tindakan kriminal seperti pencurian, perampokan, dan lainnya. Ketimpangan sosial juga sering kali menimbulkan rasa frustrasi yang kemudian berujung pada tindak kriminal.
e. Pemisahan Nilai Moral Agama dari Kehidupan Sosial
Dalam sistem sekuler, pendidikan agama yang mengajarkan tentang moralitas, etika, dan tanggung jawab sosial cenderung tidak dijadikan dasar dalam pendidikan formal dan kebijakan sosial.
Pemuda yang tidak mendapatkan pendidikan agama dan moral yang kuat sejak dini lebih rentan terhadap pengaruh buruk dari lingkungan sekitarnya, seperti pergaulan bebas, kekerasan, dan penyalahgunaan narkoba.
Kurangnya pemahaman agama membuat mereka sulit mengembangkan kontrol diri yang baik, yang pada akhirnya dapat mendorong mereka terlibat dalam tindakan kriminal.
F. Lemahnya Sistem Hukuman yang Bersifat Preventif
Dalam sistem sekuler, hukum cenderung lebih bersifat represif daripada preventif. Fokus utama sering kali lebih pada pemberian hukuman setelah tindakan kriminal terjadi, bukan pada pencegahan sejak dini.
Berbeda dengan sistem berbasis agama yang menekankan pendidikan moral dan penguatan keluarga sebagai benteng pertama dalam mencegah kriminalitas. Dalam sistem sekuler, pencegahan lebih mengandalkan pada penegakan hukum yang terkadang tidak cukup kuat untuk mencegah tingginya angka kriminalitas.
Islam memiliki aturan yang tepat untuk manusia sesuai dengan fitrahnya. Islam memiliki sistem pendidikan yang menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Hal tersebut mampu mencegah manusia menjadi pelaku kriminalitas. Dengan akidah yang diajarkan dalam sistem pendidikan Islam, manusia akan memiliki pandangan hidup untuk menggapai ridho Allah SWT.
Sebagai solusi, Islam menawarkan pendekatan yang menyeluruh dalam upaya mengatasi kriminalitas di kalangan pemuda melalui penerapan islam sesuai syariat secara menyeluruh dalam kehidupan:
Pertama, Pendidikan yang berlandaskan syariat Islam dapat menanamkan rasa tanggung jawab dan akhlak yang baik sejak dini. Dalam Islam, pengajaran tentang halal-haram, tanggung jawab sosial, serta akhlak mulia menjadi bagian penting dalam membentuk karakter pemuda.
Kedua, Islam menekankan pentingnya keluarga dalam mendidik anak dan memberikan contoh yang baik. Keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang akan membentuk pemuda yang memiliki fondasi moral yang kuat.
Ketiga, Islam mendorong masyarakat untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dalam sistem yang berbasis agama, pemuda akan mendapat bimbingan bukan hanya dari keluarga, tetapi juga dari masyarakat sekitarnya.
Keempat, Islam memiliki sistem hukuman yang tidak hanya menghukum pelaku kriminal, tetapi juga mencegah terjadinya kriminalitas melalui pendidikan, penguatan akhlak, dan penerapan sanksi yang adil.
Dengan demikian, sistem Islam memberikan solusi yang menyeluruh dalam mencegah dan mengatasi kriminalitas di kalangan pemuda, berbeda dengan sistem sekuler yang lebih menekankan pada aspek hukum dan kebebasan individu tanpa pertimbangan nilai-nilai moral yang kuat. Wallahu ‘alam bissshawab.[]
Comment