RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –– Film Dul Muluk Dul Malik, yang menggunakan bahasa Sumatera Selatan, menarik perhatian penggemar film dan masyarakat berdarah Sumsel di Jakarta. Tayang serentak pada 12 September 2024, film ini berhasil menyedot perhatian publik, terutama yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Dul Muluk, tokoh legenda asal Sumatera Selatan.
Pemutaran film di Teater Mal Blok M, Rabu (18/9/2024), dipenuhi oleh pejabat, tokoh daerah, dan selebritas asal Palembang.
Acara nonton bareng (nobar) ini juga dihadiri para pemeran film Dul Muluk Dul Malik seperti Anwar Fuady, Merriam Bellina, Roy Marten, Dwi Yan, Bagas Ran, dan Atik Kanser, serta produser Yacob Chandra.
Selain itu, pejabat seperti pengusaha wanita Dewi Motik, pengacara kondang Hendriyoso Diningrat, sejumlah kepala daerah dari Sumsel, dan pejabat daerah lainnya turut hadir.
Nobar ini diprakarsai oleh Wiwiet Tatung, seorang pengusaha batubara dan Ketua Dharma Wanita Palembang, yang juga merupakan calon istri Anwar Fuady.
Film bergenre komedi horor ini berpusat pada Dul Muluk, tokoh jenaka asal Sumsel, yang mirip dengan karakter Kabayan dari Sunda atau Abunawas dari Timur Tengah. Suasana nobar berlangsung meriah dan penuh gelak tawa, meskipun banyak penontonnya adalah tokoh-tokoh penting.
Para penonton terhibur dengan humor segar dan dialog yang menggunakan bahasa Sumsel, meski tak semua penonton memahami dialek lokal tersebut.
Secara keseluruhan, penonton yang hadir memberikan apresiasi tinggi terhadap film ini. Hendriyoso Diningrat, yang biasanya dikenal sebagai sosok serius, tampak tersenyum dan tertawa selama menonton. Ia menyatakan dukungannya terhadap film Dul Muluk Dul Malik dan berharap lebih banyak film berbahasa daerah diproduksi di masa depan.
Dewi Motik juga memberikan pujian terhadap film ini. Menurutnya, film ini sebaiknya terus diputar di jaringan bioskop XXI karena menghibur dan memiliki pesan yang kuat. Ia berharap film ini menginspirasi daerah lain untuk mengangkat cerita rakyat lokal ke layar lebar.
Wiwiet Tatung, selaku Ketua Dharma Wanita Sumsel, mengungkapkan kebanggaannya bahwa budaya Sumsel diangkat ke film nasional. Ia menyarankan agar masyarakat Sumsel tidak hanya menonton film ini sendiri, tetapi juga mengajak keluarga dan teman untuk menyaksikan film pertama yang berbahasa Sumsel ini.
“Film ini menghibur sekaligus mendidik, terutama bagi anak-anak agar tidak melakukan perundungan di sekolah,” tambahnya.
Film Dul Muluk Dul Malik berhasil membawa keceriaan dan kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Selatan, sekaligus memperkaya budaya film nasional.[]
Comment