RADARINDONESIANEWS.COM, NIAS – Pemerintah Desa Onozitoli Dulu, Kecamatan Hiliduho, Kabupaten Nias, tumbuhkan kembali gairah warganya untuk beternak babi pasca merebaknya Virus ASF (African Swine Fever).
Program pengadaan bibit ternak babi yang bersumber dari Dana Desa Tahun Anggaran 2024 ini digadang-gadang akan menjadi salah satu sektor usaha rumahan yang dapat menumbuhkan ekonomi keluarga penerima manfaat.
“Pengadaan bibit babi ini adalah hasil dari musyawarah bersama kita ditingkat desa, semua telah bersepakat, baik itu BPD, para tokoh, perwakilan lembaga desa dan bahkan saat musyawarah itu ada PLD turut mendampingi,” terang Penjabat (Pj) Kepala Desa Onozitulu Dulu, Depihan Hulu kepada awak media ini, Kamis (5/9/2024).
“Sebelumnya memang pada tahun 2022 pemerintah desa pernah mengusulkan program ini namun karena saat itu masih marak tersiar adanya virus ASF, maka dibatalkan. Pada tahun 2023 kita mecoba mengusulkan kembali, dan Puji Syukur program ini bisa kita realisasikan di tahun 2024 pada bulan Mei kelompok KASIH dan kelompok FAOMAKHODA pada bulan Agustus,” sambungnya.
Lebih lanjut Pj Kades Onozitoli Dulu menyampaikan, selain mendapatkan bibit babi, kelompok KASIH yang berjumlah 19 orang dan FAOMAKHODA yang beranggotakan 16 orang juga menerima pakan ternak.
“Masing-masing anggota kelompok dapat satu ekor bibit babi, kemudian ditambah lagi dengan pakan dengan jenis dedak, pur 551 dan pur 552. Untuk kelompok KASIH menghabiskan anggaran Rp 87.590.000, sedangkan pada kelompok FAOMAKHODA mencapai Rp 73.760.000. Angka ini sudah termasuk dengan pajak ya,” tegas Kades.
Senada dengan pernyataan Kades, Sekretaris Desa Onozitoli Dulu, Eliyudin Laoli merincikan bantuan yang diterima oleh masing-masing anggota kelompok. Mulai dari dedak dengan berat 20 kg, pur 551 dengan berat 41 kg dan pur 552 dengan berat 50 kg.
“Pada penyaluran tahap pertama bibit babi untuk kelompok KASIH berjalan dengan baik, semua anggota kelompok menerima. Hanya saja pada penyaluran tahap kedua pada kelompok FAOMAKHODA ada satu orang yang tidak mau menerima, padahal standar yang telah kita sepakati sudah terpenuhi,” ungkapnya.
“Sehingga karena anggota kelompok tidak mau menerima maka kami serahkan lah bibit babi itu kepada ketua kelompoknya, beserta dengan bantuan pakan,” tambah Eliyudin menerangkan.
Dikesempatan terpisah, menyikapi adanya masyarakat Desa Onozitoli Dulu yang enggan menerima bantuan ketahan pangan, Camat Hiliduho Elman Perwira Putra Nazara menyesalkan keputusan tersebut. Ia menyebut keberatan anggota kelompok itu tidak beralasan.
Pasalnya sebelum ditetapkannya APBDesa Tahun 2024 di Onozitulu Dulu, pihak Kecamatan Hiliduho telah mengeluarkan catatan pada pengajuan usulan tersebut dengan harapan program ini jangan sampai gagal.
“Berdasarkan informasi awal yang kita dapat dari Pemdes, adanya perbedaan besar namun tidak kurang dari RAB yang telah disepakati. Sehingga bila terjadi perbedaan lebih besar, itu merupakan keuntungan dari penerima manfaat sendiri,” ucap Elman saat ditemui diruang kerjanya.
Namun meskipun demikian, lanjut Camat Hiliduho, pihaknya akan tetap menindaklanjuti informasi ini. Ia akan meminta keterangan para pihak sehingga informasi yang beredar ditengah masyarakat tidak bias.
“Pada prinsipnya kecamatan dalam hal ini mendukung program nasional ketahanan pangan, penentuan pengadaan inikan melalui musyawarah desa, bukan yang di intervensi oleh kecamatan,” pungkas Camat.[]
Comment