Teman Surga Pekanbaru Gelar Dialog Remaja Islam: “Level Up Muslimah”

Daerah, Pekanbaru118 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, PEKANBARU – Teman Surga Pekanbaru menggelar Dialog Remaja Islam, dengan menghadirkan dua pembicara dari kalangan Guru dan Aktivis Muslimah, yang bertempat di Aula Donasi Rumah Tahfizh (DRT), Jalan Soekarno-Hatta tepatnya di depan Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru, Ahad (25/8/2024) dari jam 13.00 s/d 16.30 WIB.

Dialog Remaja Islam tersebut dibuka dengan meriah oleh Kak Khadijah, Mahasiswi dari Mesir, Jurusan Bahasa Jerman. Agenda ini dihadiri  40 peserta dari kalangan remaja dan aktivis muslimah lainnya.

Nurul Afni Abdullah, S.Si, guru sekaligus aktivis muslimah, membuka paparannya dengan mengangkat tema berjudul: Level Up Muslimah, Find Your Way.

Nurul menyampaikan bahwa hidup adalah keberanian dalam menghadapi tanda tanya, “apa yang kamu cari?”. Tentu ini bukan sembarang pertanyaan yang harus dihadapi dengan berani.

Mengutip perkataan Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah bahwa nilai manusia ditentukan dari apa yang dia cari. Begitu pun perkataan Umar bin Khattab yang memicu kita untuk memiliki tujuan hidup, “Janganlah engkau sekali-kali berobsesi rendah, sesungguhnya aku belum pernah melihat orang yang paling kerdil daripada orang yang berobsesi rendah”.

Dari dua ungkapan pendahulu kita ini, Nurul mencoba mengingatkan kembali bahwa hidup penuh pilihan. Setiap pilihan akan ada konsekuensinya. Apakah akan mengantarkan kita ke surga maupun ke neraka. Tergantung bagaimana kita memilih variabel pembentuk cita-cita. Apakah biasa-biasa saja ataukah dengan aktivitas luar biasa. Dilihat dari 2 variabel yaitu tujuan hidup dan cara mendefinisikan makna kebahagiaan.

Nurul menekankan pada poin akidah sebagai landasan bercita-cita, dengan menjawab 3 pertanyaan simpul besar (uqdatul kubro) yaitu dari mana kita, untuk apa kita di dunia ini dan akan kemana kita setelah dunia ini.

Nurul menutup pemaparannya dengan menunjukkan ciri-ciri Muslimah terbaik. Ada 4 poin yang menandakan muslimah itu telah baik jalan hidupnya.

Pertama, terpancar dari dirinya aqidah atau keimanan, bukan berpijak pada materi semata.

Kedua, dimensi hidupnya mengejar dunia dan akhirat, bukan dunia saja.

Ketiga, menjadikan egonya hanya sesuai kehendak Allah SWT (Allah sentris), bukan ego sentris yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Keempat, cenderung membawa kebaikan, bukan membawa keburukan.

Keempat poin itu berlandaskan pada hakikat bahwa cita-cita tertinggi seorang muslim adalah kembali pada identitas hakikinya yakni sebagai hamba Allah SWT. di muka bumi serta memiliki tanggung jawab yang besar terhadap umat Muhammad SAW.

Sebagaimana dijelaskan di dalam Qur’an surat Muhammad ayat 19 : “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.”

Pemaparan materi kedua disampaikan oleh Siti Maryam Al Astrulabi, S.Pd, pebisnis sekaligus Aktivis Muslimah, yang memaparkan tema : “Muslimah High Level, Taat Syariat. Siapa takut?”

Maryam memaparkan bahwa syariat itu hakikatnya berada dalam 3 dimensi.

Pertama, dimensi yang menjadikan manusia memiliki hubungan dengan Allah SWT. (hablu minallah) yang terangkum dalam syahadat (aqoid) dan ibadah.

Kedua, dimensi yang menjadikan manusia memiliki hubungan dengan manusia lain (hablu minan nas). Yang diwujudkan dalam beberapa sistem yang berperan, seperti sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pidana, sistem pendidikan, dan sistem politik luar negeri.

Ketiga, dimensi yang menjadikan manusia memiliki hubungan khusus dengan dirinya sendiri (hablu minan nafs), bagaimana ia makan, minum, berpakaian dan berakhlak. Apakah semuanya sesuai tuntunan syara’ ataukah tidak.

Ketiga dimensi ini tidak akan mungkin bersinergi dengan baik ketika muslimah tidak memprioritaskan waktunya untuk menuntut ilmu Islam.

Maryam menggaris ~ bawahi pemaparannya bahwa Allah memerintahkan muslimah menuntut ilmu sampai mati karena 2 alasan, pertama wajib, kedua butuh. Agar ia juga tenang dan visioner. Sehingga kategori muslimah high level yang taat syariat terpenuhi dengan sendirinya.

Maryam mengajak remaja muslimah untuk belajar Islam intensif minimal sekali dalam sepekan rutin agar muslimah makin istiqomah dalam ketaatan. []

Comment