Penulis: Puspita Satyawati | Ustadzah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Dalam Islam, kalimat ini bukan sembarang salam. Tapi juga doa. Bagian dari ibadah. Sehingga betul bila MUI mengharamkan salam ala Islam ini digabung pengucapannya dengan salam ala agama lain. Alias salam lintas agama. Sebagaimana yang banyak dipraktekkan dalam berbagai forum saat ini.
Salam lintas agama, sebagaimana doa lintas agama, jelas haram. Pasalnya, selain mencampur-adukkan ajaran Islam dengan agama lain, salam lintas agama juga mengandung unsur tasyabbuh bil-kuffâr (menyerupai kaum kafir). Bagi seorang Muslim, menyerupai kaum kafir—baik dalam ibadah maupun perilaku mereka jelas haram. Rasulullah bersabda:
“Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.” (Abu Dawud, Sunan Abî Dâwûd, 11/48).
Sudah selayaknya umat Islam bangga dengan salam khas mereka sendiri, yakni ucapan Assalâmu’alaykum wa rahmatulLâhi wa barakâtuh. Karena salam ini merupakan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh umat Islam.
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah telah memberiku tiga perkara yang tidak diberikan kepada salah seorang pun sebelum aku, yakni: shalat dalam shaf-shaf (shalat berjamaah); ucapan salam yang merupakan ucapan salam penduduk surga (yakni: assalâmu’alaykum); dan ucapan ‘âmîn’…” (Al-Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, 6/482).
Karena itulah para ulama generasi salaf, saat berjumpa dengan Muslim yang lain, tidak suka mengganti salam khas umat Islam sekaligus salam penduduk surga ini dengan ucapan lain.
Patut diwaspadai, Salam lintas agama adalah wujud dari toleransi yang kebablasan. Selain haram dan tak ada urgensinya, salam lintas agama—sebagaimana doa lintas agama—adalah wujud toleransi ala pluralisme agama yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Keharaman pluralisme agama antara lain karena paham ini menyatakan bahwa semua agama benar hingga tidak boleh ada monopoli atas klaim kebenaran termasuk oleh kaum Muslim. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Allah SWT berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sungguh agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam (TQS Ali Imran [3]: 19).[]
Comment