Sambut Usia Satu Dasawarsa, Inilah Harapan Pendiri PRIMA DMI

Nasional141 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA – Pendiri dan Penggagas Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI), Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, berharap agar segenap pengurus dan kader PRIMA DMI di seluruh Indonesia harus mengarusutamakan Iman dan Taqwa (Imtaq), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), serta Amal Shaleh.

“Para pengurus, kader dan anggota PRIMA DMI di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,harus berupaya sungguh-sungguh dalam mengarusutamakan Imtaq, Iptek dan Amal Saleh. Tujuannya agar terwujud pengurus PRIMA DMI yang memiliki kesalehan ruhiyah, fikriyah, dan amaliyah,” tuturnya pada Kamis (27/6/24).

Kader-kader PRIMA DMI, lanjutnya, harus berupaya menyiapkan literasi yang cerdas dan unggul, iqra‘, terhadap umat Islam dan bangsa Indonesia. “Bersyukur dan berbanggalah menjadi Muslim Indonesia,” imbuhnya.

“Seperti lirik-lirik dalam lagu ‘Maju Tak Gentar,’ kader-kader PRIMA DMI harus terus ‘bergerak-bergerak, serentak-serentak, majulah-majulah, menang,’” ujar Anggota Majelis Mustayar Pimpinan Pusat (PP) DMI itu.

Lebih lanjut, memasuki usia sembilan tahun pada 27 Mei 2024, PRIMA DMI pun dituntut untuk senantiasa menyemarakkan Peringatan Hari-Hari Besar Islam (PHBI) seperti Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1446 Hijriah nanti.

“Syiarkan dan rayakan kembali hari-hari besar Islam dengan memulai sambutan dan perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah di lingkungan masjid-masjid kita, tentunya dengan berbagai kegiatan yang cerdas, sehat dan berbudaya,” ungkapnya pada Kamis (27/6/24).

Pengurus PRIMA DMI, paparnya, juga harus membiaskan diri untuk menggunakan peci atau songkok Indonesia.

“Harap dibiasakan dalam acara-acara PRIMA DMI memakai peci atau songkok Indonesia,” papar Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi yang juga Pendiri Institut Risalah Peradaban ini.
Selain itu, menyambut usia 1 dasawarsa pada tahun 2025 mendatang, Pendiri PRIMA DMI itu juga mengajak segenap pengurus PRIMA DMI untuk melakukan refleksi dan muhasabah terhadap kondisi terkini di tanah air yang terkait dengan dakwah Islam dan akhlak bangsa.

Apalagi saat ini terjadi banyak sekali kasus judi daring, pornografi, penyalahgunaan pinjaman daring, penyalahgunaan narkotika, zat adiktif dan obat-obatan terlarang (NAPZA), pembunuhan, perzinaan, serta penyimpangan seksual seperti lesbian, gay, biseksual dan transeksual (LGBT).

“Pesantren, masjid, perguruan tinggi Islam, dai dan khatib kita cukup banyak, tetap judi dan maksiat masih merajalela. Kondisi ini harus menjadi bahan muhasabah dan instropeksi diri bagi segenap irhanisasi kemasyarakatan dan lembaga pengemban dakwah Islam, termasuk PRIMA DMI,” ucapnya.

Menurutnya, fakta saat ini, banyaknya masjid, pesantren, perguruan tinggi Islam, ulama, cendekiawan dan dai teryata belum menjadi indikator keberhasilan dakwah serta perbaikan umat dan masyarakat.

“Perlu ada rekonstruksi dakwah. Dakwah kita belum menyentuh hal yang esensial, tidak cukup hanya dengan pernyataan seperti para pejabat. Maka dai harus turun ke masyarakat, termasuk dai-dai dari PRIMA DMI,” papar Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Masa Khidmat 2015-2020 itu.
Penulis: Direktur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi Pimpinan Pusat (PP) PRIMA DMI.[]

Comment