Penulis: Atika Nasution, S.E |
Alumni Mahasiswi UISU Medan
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Rumah Sakit Umum Daerah dr Pringadi Medan sebagaimana ditulis Tribun-Medan, Rabu (15/5/2024), melayani lebih dari 600 pasien HIV dalam sebulan. Jumlah tersebut dikatakan Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan Gibson Girsang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Gibson Girsang mengungkapkan, pada Februari 2024, pasien HIV yang dirawat sebanyak 590 pasien, terdiri dari 9 rawat inap dan 581 rawat jalan. Sedangkan pada bulan Maret 2024, pasien HIV yang dirawat sebanyak 621 pasien, terdiri dari 9 rawat inap dan 612 rawat jalan. Dan pada bulan April 2024, pasien HIV yang dirawat sebanyak 591, terdiri dari 4 pasien rawat inap dan 587 rawat jalan. Sedangkan untuk usia pasien, yang paling banyak ditemui mulai dari usia 26 hingga 45 tahun.
Penyebab dominan terhadap munculnya HIV/AIDS adalah perilaku seks bebas, penggunaaan narkoba dengan jarum suntik dan hubungan sesama jenis atau homoseksual. Perilaku seks bebas dan hubungan sesama jenis serta narkoba merupakan perilaku yang timbul akibat gaya hidup kapitalis sekuler yang menjadikan seseorang hanya memandang hidup dari sisi materi dan kesenangan duniawi semata.
Maka tidak heran jika makin ke sini perilaku buruk di masyarakat berkembang. Semua ini merupakan ekses penerapan gaya hidup tersebut. Selain itu masih terjadi pembiaran komunitas penyuka sesama jenis yang bertebaran di setiap daerah telah terbukti meningkatkan risiko HIV. Jika negara membiarkan maka generasi akan terjerumus ke dalam bahaya besar yang berakibat buruk di masa yang akan datang yaitu merusak peradaban manusia. Penerapan sekulerisme tengah menabung keburukan yang akan merusak bangsa.
Namun beda halnya dengan Islam. Hanya penerapan Islam yang bisa atasi keburukan itu. Karena Islam memandang bahwa HIV/AIDS bukanlah semata-mata persoalan kesehatan (medis) tetapi merupakan buntut panjang dari persoalan perilaku. Sebab telah terbukti penyebab terbesar penularan HIV/AIDS adalah perilaku seks bebas, baik itu zina, homoseksual dan narkoba.
Selain faktor keluarga dan lingkungan yang menjadikan seseorang itu berperilaku homoseksual, pemerintah tidak maksimal mengatasi hal ini. Karena pemerintah berperan besar dalam meriayah rakyatnya. Ketika Islam diterapkan, maka ada beberapa mekanisme untuk menyelesaikan persoalan ini yakni:
Pertama, melakukan pencegahan munculnya perilaku berisiko HIV/AIDS dengan melakukan pendidikan dan pembinaan kepribadian Islam. Hal ini bisa dilakukan melalui pendidikan Islam yang menyeluruh dan komprehensif, di mana setiap individu Muslim dipahamkan untuk kembali terikat pada hukum-hukum Islam dalam interaksi sosial.
Kedua, memberantas perilaku berisiko penyebab HIV/AIDS yakni dengan menutup pintu-pintu yang mengakibatkan munculnya segala rangsangan menuju seks bebas.
Pemerintah wajib melarang pornografi-pornoaksi, tempat prostitusi, tempat hiburan malam dan lokasi maksiat lainnya. Begitu juga dengan narkoba, hal-hal yang dapat membuat peredaran dan penggunanya makin luas akan ditutup.
Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan sistem yang sahih dalam semua aspek kehidupan yang akan membawa kemaslahatan bagi seluruh umat, yaitu sistem Islam.
Wallahu a’lam bishshawab.[]
Comment