RADARINDONESIANEWS.COM, BANDUNG – Setiap anak memiliki imajinasinya masing-masing. Setiap anakpun memiliki impian masing-masing. tentu saja, seperti halnya manusia dewasa, tidak semua anak dapat mengunkapkan pikiran dan pendapatnya secara lisan. Maka dari itulah, menulis merupakan salah satu cara mengekspresikan kegelisahan, imajinasi atau keinginan.
Syibyan Asyidda Saiq Senjaya dengan nama pena Biyan Senjaya sudah menulis puisi sejak kelas 3 SD. Karya-karyanya dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat. Kecintaannya terhadap puisi bukanlah sesuatu yang dipaksakan tetapi lahir alami. Maka wajar ketika Lembaga Seni dan Sastra Reboeng mengadakan seleksi untuk penerbitan buku pisi anak, Biyan begitu antusias mengikutinya.
Setelah mengalami proses seleksi, tiga puisi Biyan dimuat dalam buku “Kurcaci Berpuisi”, Kumpulan Puisi Anak Indonesia. Buku ini diulas oleh pemerhati sastra anak, Dr.Muti Bunarta dan Psokolog, Dr. Dono Baswandono.
Menurut Dr. Murti, puisi-puisi karya Biyan menyentuh hal “tabu” karena menyoal kematian yang penulis dewasapun takut menyinggungnya. Biyan menulis puisi tentang kematian dengan kocak dan segar dalam puisi “Balik Arah Menuju Surga” Biyan juga menuliskan tema yang tidak biasa, puisi “Vamvire” menyindir pemirsa khususnya penggemar film horor.
Mengenai aktifitas menulis puisi, Dr. Dono menyatakan, hal ini dapat memperkuat kecerdasan emosional. Banyak anak yang rewel, tantrum, disebabkan ketidakmampuan menyatakan perasaannya ke dalam kata-kata yang mudah dipahami olleh orang di sekitarnya.
Buku puisi ini terdiri dari 152 halaman dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Buku yang diterbitkan oleh Lembaga Seni Sastra Reboeng ini dijual juga secara online. Untuk info lengkapnya dapat dilihat di akun facebook Nurul Ilmi ElBanna.
Penulis puisi yang masih kanak-kanak ini kini duduk di kelas 7 SMP Muhammadiyah 4 Bandung Untuk melihat karya-karya Biyan yang lain, silakan kunjungi blog pribaadinya, http://www.puisianakkeren.blogspot.com.[gf]
Comment