Genosida Gaza Makin Kejam, Dunia Islam Hanya Diam

Opini259 Views

 

 

Penulis: Ummu Balqis | Ibu Pembelajar

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Serangan Israel terhadap Palestina selama lima bulan tak kunjung reda bahkan lebih kejam. Israel semakin menunjukkan sikap agresif dalam melakukan genosida khususnya terhadap wanita dan anak-anak. Puluhan ribu masyarakat Palestina telah syahid dan mengalami luka-luka.

Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), sebagaimana dikutip katadata.co.id (22/2/2024) –  selama 7 Oktober 2023—21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel mencapai 29.313 jiwa, dan korban luka 69.333 orang.

Semakin hari korban bertambah. Serangan tentara IDF sungguh tak berperikemanusiaan. Mereka tidak hanya menyerang kelompok Hamas, melainkan menyasar semua masyarakat. Bahkan warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan pun tak luput dari serangan.

Laman antaranews.com (29/02/2024) menulis, ratusan warga Gaza diserang tentara Israel saat menunggu datangnya bantuan kemanusiaan. Insiden ini terjadi dekat Dowar al-Nablusi, di bagian selatan kota Gaza yang yang menewaskan beberapa masyarakat dan banyak korban luka-luka.

Hingga saat ini, tidak ada yang mampu menghentikan kekejaman zionis Yahudi. Meskipun sebagian lembaga PBB mengecam tindakan brutal dan bengis tersebut, serangan keji dan tidak manusiawi itu tetap berlanjut bahkan semakin mengganas.

Zionis Yahudi telah menutup mata hati dan telinga mereka terhadap berbagai kecaman-kecaman dari berbagai negara. Hal ini dikarenakan AS sebagai negara adidaya senantiasa mendukung dan memberi bantuan terhadap agresi ke Palestina.

Bantuan logistik Amerika Serikat ke Gaza lewat jalur udara menjadi tanda tanya besar masyarakat dunia. Ada apa di balik tindakan itu. Mungkin saja bantuan tersebut dimanfaatkan AS menyusupkan senjata untuk Israel –  mengingat pemberian bantuan senjata lewat jalur darat menghadapi banyak rintangan.

Tidak hanya itu, ternyata bantuan AS terhadap warga Gaza tidak layak untuk dikonsumsi. Sebagaimana beredar video yang disebarkan oleh beberapa warga Gaza, makanan kiriman dari AS berbau busuk dan tidak layak dikonsumsi sehingga dibuang ke tong sampah.

Hal ini mengindikasikan bahwa AS tidak benar-benar ikhlas memberi bantuan kemanusiaan selain sikap pembohongan publik dan pelecehan terhadap kaum muslimin.

Di sisi lain, banyak negeri Islam di dunia ini tetapi tidak ada satupun yang mampu menolong Palestina secara nyata. Mesir dan negara-negara Arab lain yang paling dekat dengan Palestina pun diam seribu bahasa. Bahkan lebih menyakitkan mereka justru membangun tembok perbatasan semakin tinggi dan berlapis-lapis. Tak salah jika kita mengatakan “seburuk-buruknya tetangga adalah tetangga Gaza”.

Tidak satupun pemimpin muslim yang berani mengirimkan tentaranya melawan kekejaman zionis Yahudi. Mereka hanya berani mengecam tanpa berbuat apa-apa. Hanya kelompok militan Islam yang berani melawan zionis Yahudi.

Kondisi ini terjadi karena belenggu nasionalisme yang mengakar di tubuh negeri negeri islam. Nasionalisme telah menjadi tembok tebal bagi kaum muslim untuk membantu saudara seakidahnya. Paham ini telah menjadikan umat Islam terkotak-kotak dan tidak mau ikut campur mengurusi persoalan kaum muslim di sebuah negara.

Selain itu, para penguasa muslim saat ini terlalu cinta akan kekuasaan dan kedudukan. Membela Palestina dengan mengirimkan tentara, pasti akan mengancam nyawa dan kehilangan kekuasaan. Para penguasa negeri Islam saat ini justru lebih mesra dan dekat dengan dunia barat.

Sungguh memalukan, jumlah kaum muslim yang sangat banyak itu tidak berani menghadapi segelintir zionis Yahudi. Tepat sebagaimana Rasul Muhammad bahwa umat Islam saat ini seperti buih di lautan.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka”. Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kalian banyak, tetapi kalian buih, seperti buih di lautan. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian”. Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi kematian.” (HR. Abu Dawud no. 4297).

Palestina adalah tanah milik umat islam. Oleh karena itu, sudah seharusnya umat Islam segera bangkit dan bersatu padu untuk membebaskan Palestina. Ketahuilah bahwa persatuan kaum muslim dunia hanya akan diperoleh dengan mencampakkan nasionalisme yang lahir dari rahim barat.

Negara Islam akan mengirimkan tentaranya untuk melawan Yahudi Israel. Hidup mulia atau mati syahid akan menjadi impian penguasa dan pribadi muslim. Dia tidak akan takut menghadapi musuh-musuh Islam. Hal ini sebagaimana yang pernah terjadi pada masa Khulafaur Rasyidin dan Khalifah setelahnya.

Mereka selalu memberi perhatian istimewa terhadap Palestina. Palestina tidak dibiarkan dikuasai oleh orang-orang kafir. Bahkan sejengkal tanah pun tidak akan diserahkan kepada yahudi Israel.

Tentu kita tidak lupa bagaimana kisah seorang pemimpin Gerakan Zionis, Theodor Herzl saat meminta bantuan Sultan Abdul Hamid II untuk mendapatkan wilayah Palestina. Saat permintaannya ditolak, dia menyampaikan tawarannya kepada sultan melalui teman dekatnya, Phillip Newlinsky dari Polandia pada bulan Mei 1901.

Mereka menawarkan untuk membayar hutang luar negeri Utsmaniyah dan memberikan propaganda kepada Sultan Ottoman di Eropa. Imbalannya, mereka meminta pembukaan tanah Palestina menjadi pemukiman Yahudi dan mengalihkan pemerintahan kepada orang-orang Yahudi.

Mendengar itu, sultan menolak keras sambil berucap, “Saya tidak akan menjual apa pun bahkan satu inci pun dari wilayah Palestina karena wilayah ini bukan milik saya melainkan milik semua rakyat Ottoman. Rakyat saya memenangkan tanah ini dengan darah mereka.”

Demikianlah sikap tegas seorang pemimpin Islam saat membela Palestina. Kita sangat merindukan sosok pemimpin sebagaimana yang telah dicontohkan Sultan Abdul Hamid II dan pemimpin-pemimpin islam lainnya. Wallahu ‘alam.[]

 

Comment