Tingginya Beban Hidup, Fitrah Ibu pun Tercerabut

Opini130 Views

 

 

Penulis: Sania Nabila Afifah | Komunitas Muslimah Rindu Jannah

 

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA– Ibu adalah wanita yang oleh Allah diberikan fitrah dan naluri kasih sayang. Seorang ibu sejatinya memberi kasih sayang, mengurus anak-anak, mendidik serta membesarkannya. Namun, miris kondisi para ibu saat ini sudah kehilangan fitrahnya.

Laman kumparan (24/1/2024) menulis, seorang perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu tega membunuh bayinya sendiri dengan cara menenggelamkan ke ember berisi air setelah dilahirkan. Bayi itu kemudian dibuang ke semak-semak dalam kebun milik warga sekitar.

Banyak faktor penyebab seorang ibu tega melakukan pembunuhan pada anaknya sendiri.  Salah satu pemicunya adalah ekonomi, yang mana saat ini sangat sulit, beban hidup makin sulit naiknya kebutuhan hidup, biaya pendidikan, kesehatan dan lain-lain akhirnya hidup terhimpit.

Tak hanya ekonomi, lemahnya peran keluarga seperti peran suamipun tidak berfungsi akibat sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Negara tidak hadir maksimal menyediakan lapangan pekerjaan bagi para suami. Lapangan pekerjaan saat ini lebih banyak disedikan untuk kaum perempuan. Hingga para perempuan yang seharusnya berperan sebagai ibu dan pengatur rumahtangga beralih menjadi buruh. Perempuan yang fitrahnya menjadi tulang rusuk beralih menjadi tulang punggung keluarga.

Lemahnya iman juga menjadi faktor utama pemicu seorang ibu tega membunuh bayinya. Kondisi masyarakat dalam sistem sekular telah meniadakan peran agama dalam kehidupan.

Hal ini tidak jauh beda dengan masa jahiliyah pada masa kehidupan bangsa Arab sebelum datangnya Islam masyarakat saat ini sudah kembali ke setelan pabrik.

Keyakinan terhadap Allah dan konsep rezeki, sangatlah minim. Manusia saat ini selalu dihinggapi perasaan takut. Jika banyak anak, takut tidak makan, takut tidak bisa mensejahterakan anak-anaknya.

Keyakinan terhadap Allah dan konsep rezeki, sangatlah minim. Manusia saat ini selalu dihinggapi perasaan takut yang tidak mendasar. Lahir kekhawatiran, jika banyak anak, takut tidak makan, takut tidak bisa mensejahterakan anak-anaknya di masa mendatang. Padahal Allah telah melarang manusia untuk menjauhi perbuatan jahiliyah itu.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena kemiskinan (kamu). Kami akan memberi rizki kepada kamu dan kepada mereka” [Al-An’aam ayat :6 ]

Dan Firman Allah SWT

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut miskin. Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepada kamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang sangat besar” [Al-Israa/17 : 31].

Perbuatan membunuh jiwa seorang adalah dosa besar. Hari ini banyak fakta menunjukkan hal tersebut, maka jelaslah bahwa keimanan dan nilai religiusitas masyarakat amat sangat lemah khususnya terkait konsep rizki.

Islam adalah agama sempurna yang tidak sebatas mengatur urusan ibadah ritual semata. Islam datang dengan seperangkat aturan lengkap sebagai solusi kehidupan manusia.

Islam mewajibkan negara menjamin kesejahteraan ibu dan anak melalui berbagai mekanisme, baik jalur nafkah, dukungan masyarakat dan santunan negara.

Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu mewujudkan kesejahteraan individu per individu, yang meniscayakan ketersediaan dana untuk mewujudkannya. Wallahuàlam bisshowab.[]

Comment