Butuh Perisai untuk Mengusir Penjajah Israel dari Palestina

Opini142 Views

 

 

Penulis: Imas Sunengsih, S.E., M.E | Aktivis Muslimah Intektual

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Perang yang terjadi di Palestina nampaknya belum akan berakhir. Gempuran demi gempuran kian gencar dilakukan oleh zionis Israel. Mereka terus melakukan pengemboman di area pemukiman penduduk, rumah sakit, tempat pengungsian, dan tempat stategis lainnya. Korban terus bertambah, bangunan hancur lebur. Kondisi ini kian memprihatinkan ketika listrik, air dan internet di putus.

Dilansir dari laman CNN Indonesia (31/10/2023), perang antara Hamas Palestina dan Israel terus memanas di hari ke-24 pada selasa (31/10). Israel terus meningkatkan gempuran ke Gaza dan tepi Barat di Tengah rencana mereka melancarkan invasi darat.

Associanted Press (AP) melaporkan korban tewas akibat gempuran Israel ke jalur Gaza bertambah menjadi 8.306 orang persenin. Lebih dari 20 ribu orang lainnya terluka akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober lalu.
(CNN.Indonesia, 31/10/2023).

Apa yang terjadi dengan kaum muslim di Palestina menjadi bukti kekejaman dan kejahatan zionis Israel. Mirisnya negeri-negeri Arab di sekitar Palestina justru tidak memberi bantuan terhadap saudara mereka seaqidah itu. Hanya kecaman yang tidak beda dengan negeri – negeri bukan Islam. Bantuan logistik memang diperlukan tetapi hal itu tidak menghentikan penjajahan sebagai biang keladi munculnya persoalan di Palestina.

Langkah yang diambil pemimpin negeri Arab tidak satu suara. Mereka seakan menutup mata dengan apa yang sedang terjadi. Pertanyaannya, apakah pemimpin-pemimpin Arab, takut kepada negara Adidaya AS yang mendukung penuh zionis Israel, disusul negara sekutunya yaitu Inggris, Perancis, dan Jerman?

Negara-negara tersebut kompak mengirimkan bantuan kapal perang plus dengan tentaranya. Perang yang terjadi di Palestina merupakan perang yang dimotori oleh kelompok kaum muslim yakni Hamas bukan negara, tapi negara adidaya dan sekutu sangat satu suara untuk membantu zionis Israel.

Coba bandingkan dengan pemimpin negeri-negeri kaum muslim, mereka tidak satu suara dalam membatu Palestina, bahkan diam seribu bahasa. miris sekali. Seharusnya para pemimpin negeri kaum muslim kompak satu suara mengerahkan kemampuan yang dimiliki untuk membebaskan tanah Palestina dari penjajahan zionis Israel.

Jika menilik sejarah, Palestina bukan hanya tanah kaum muslim Palestina tapi tanah kaum muslim dunia. Masjid Al-Aqso yang berada di sana merupakan kiblat pertama kaum muslim, tempat isra mi’rajnya Nabi Muhammad Saw, tanah para nabi, tanah yang diberkahi dan masih banyak keutamaan lainnya.

Jadi, sudah menjadi keharusan seluruh kaum muslim untuk menjaganya dari bentuk penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel.

Namun sayang, negeri-negeri kaum muslim terkungkung dan tersekat oleh nasionalisme yang membatasi ruang gerak. Padahal nasionalisme merupakan faham yang lahir dari rahim sekulerisme tentu akan berbahaya jika diadopsi oleh kaum muslim. Sekularisme akan menjauhkan kaum muslim dari akidah. Negeri negeri islam yang mengadopsi sekularisme tidak akan bisa menjadi perisai untuk kaum muslim yang sedang terjajah hari ini.

Ruang lingkup nasionalisme hanya terbatas pada negara dengan simbol bendera saja sedangkan Islam tidak terbatas hanya dengan itu. Islam mengajarkan bahwa sesama muslim itu bersaudara seperti satu tubuh.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah Saw bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim).

Sedangkan pemimpin adalah perisai, sebagaimana sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya Imam/Khalifah adalah perisai orang-orang berperang dibelakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘ Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya, (HR. Muslim).

Jadi, jelas bahwa persaudaraan kaum muslim tidak dibatasi oleh nasionalisme tetapi diikat oleh akidah dan para pemimpinnya sebagai perisai.

Namun sang perisai itu kini tidak ada, kaum muslim kehilangan perisai itu. Padahal keberadaanya sangat penting untuk melindungi kaum muslim dari penjajahan, penganiayaan, pelecehan, atau bentuk kejahatan lainnya. Tentu keberadaanya harus segera diwujudkan oleh semua kaum muslim untuk mengembalikan perisai tersebut dengan memperjuangkannya secara.

Perisai itu adalah khilafah. Khilafah inilah yang urgen bagi perjuangan pembebasan Palestina dari penjajah israel.

Khalifah yang menjadi penyatu negeri negeri islam akan menjadi perisai dan bertanggung jawab penuh membela umat dan menegakkan aturan Allah SWT di muka bumi. Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment