Lepaskan Penjajahan Israel Terhadap Palestina Butuh Solusi Nyata

Opini269 Views

 

 

Penulis: Puput Hariyani, S.Si | Pendidik Generasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Konflik Palestina-Israel seperti ditulis voaindonesia.com, kembali memanas sejak sabtu (7/10 2023). Akibat perang berdarah ini korban berjatuhan di kedua belah pihak. Tercatat sebanyak 1.500 warga Palestina tewas dan melukai 5.339 lainnya. Sementara di pihak Israel, sedikitnya 1.300 orang tewas akibat serbuan pasukan Hamas dan Jihad Islam yang telah memicu perang.

Atas nama kemanusiaan, banyak umat manusia dari berbagai bangsa yang menyerukan penghentian perang dan memberikan kecaman terhadap Israel yang telah berulangkali melakukan serangan terhadap warga Palestina di luar batas kemanusiaan. Kekejian yang dilakukan Israel telah membangunkan kepedulian dari para tokoh yang mengangkat suara perihal konflik yang tak kunjung usai ini.

Abdillah Onim, penggiat kemanusiaan asal Indonesia yang tinggal di Jalur Gaza dalam sebuah diskusi secara virtual pada Jumat (13/10) sebagaimana ditulis voaindonesia.com menjelaskan bagaimana Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani. Israel bahkan terus memperluas wilayahnya dan sekarang sudah menguasai lebih dari 80 persen wilayah itu. Israel, tambah Onim, terus membangun permukiman Yahudi di Tepi barat.

“Satu-satunya cara yang mereka (para pejuang Palestina) miliki adalah mengangkat senjata untuk melakukan perlawanan. Dengan diplomasi tidak didengar, dengan penderitaan tidak didengar, dengan perampasan tanah mereka tidak didengar, dan mereka sangat yakin ini bukan sebuah kegagalan,” kata Onim.

Pernyataan sikap terhadap konflik Palestina-Israel juga disampaikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo. Dalam keterangannya di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden mendesak agar perang dan tindak kekerasan yang terjadi di daerah konflik segera dihentikan guna menghindari jatuhnya korban lebih banyak lagi. Selain itu, Presiden juga mendorong agar akar permasalahan yang menimbulkan konflik Palestina dan Israel segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati (Presidenri.co.id).

Kepedulian sejumlah kaum muslimin juga tampak dalam aksi demonstrasi memprotes dukungan Amerika pada Israel pasca serangan Hamas ke Israel yang terus meluas. Ratusan orang yang merupakan gabungan dari Forum Persaudaraan Islam (FPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF-U) dan Alumni 212 Rabu sore (11/10) mendatangi Kedutaan Besar Amerika di Jakarta.

Dalam demonstrasi yang mereka sebut sebagai “Aksi Bela Palestina,” massa memprotes tindakan Amerika mendukung Israel, terutama dengan mengirimkan armada kapal induk USS Gerald R. Ford dan beberapa kapal perusak ke kawasan itu sehari setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.

Penyelesaian konflik Palestina-Israel harus berdasar pada akar persoalan yang menjadi cikal bakal permusuhan yang terus memakan korban. Kaum muslimin harus mengurai benang kusut persoalan ini agar mampu menghadirkan solusi tepat dan tuntas  – tidak berkepanjangan dan terus berulang.

Menurut Pakar hubungan internasional Dr. Hasbi Aswar, akar masalah Palestina bermula dari gerakan zionis Yahudi yang di-support oleh negara-negara besar. Yahudi menduduki Pelestina, mengusir orang-orang Palestina dengan mengatasnamakan sejarah, padahal sejarah itu hanya legitimasi saja. Hal yang mereka inginkan adalah tinggal di Palestina demi kepentingan negara-negara besar,” ulasnya.

Israel sendiri, kata Hasbi, seperti ditulis muslimahnews.com tidak memiliki kekuatan apa-apa, yang memberikan kekuatan Israel adalah Amerika, NATO, dan sekutunya yang menyuplai senjata, teknologi, dan uang tanpa batas.

Oleh karenanya, menyelesaikan persoalan Palestina-Israel harus keluar dari kacamata negara-negara Barat yang ternyata memang memiliki kepentingan terhadap Palestina. Ketika solusi yang dikehendaki sesuai dengan resolusi Barat maka hanya akan menjadi putaran yang melelahkan di sekitar kepentingan Amerika Serikat dan Israel, akar persoalan konflik tidak terjawab dan akan semakin memperpanjang penderitaan rakyat Palestina tiada akhir.

Sehingga solusi dua negara yang salama ini ditawarkan terbukti tidak relevan untuk kaum muslimin. Solusi yang tepat adalah mengusir penjajah yang hendak merampas bumi Palestina dari kaum muslimin. Lantas pertanyaannya, bagaimaan caranya?

Pertama, kaum muslimin harus memahami bahwa tanah Palestina adalah milik seluruh kaum muslimin, sehingga layak diperjuangkan oleh seluruh kaum muslimin pula karena merasa memiliki, artinya tanah Palestina bukan hanya milik warga Palestina.

Kedua, kaum muslimin harus memahami bahwa berbagai solusi yang ditawarkan Barat bukanlah solusi hakiki yang akan mengembalikan Palestina ke pangkuan kaum muslim, namun justru solusi yang menyengsarakan kaum muslimin dan menguntungkan kepentingan Barat.

Ketiga, pembebasan tanah Palestina bukan sekedar butuh kecaman atau pernyataan sikap yang nyata-nyata selama ini Israel tidak mengenal bahasa diplomasi atau perundingan. Israel hanya memahami satu bahasa yakni bahasa perang. Sehingga dibutuhkan kekuatan militer yang hebat yang mampu mengalahkan tentara Israel beserta kroninya. Kekuatan besar ini haruslah datang dari luar Palestina.

Hanya saja, berharap kekuatan besar dari negeri-negeri kaum muslim hari ini ibarat menggantungkan harapan kosong, pasalnya mereka telah tersandra oleh sekat-sekat nasionalisme dengan dalih urusan dalam negeri masing-masing negara yang tidak boleh saling ikut campur.

Oleh karenanya kekuatan besar hanya akan lahir ketika kaum muslim berada dalam satu komando yang sama, yang menjadikan akidah Islam sebagai pengikat di antara mereka, menyatukan cita-cita kaum muslimin membebaskan Palestina dan memiliki semangat jihad untuk membebaskan seluruh penjajahan bangsa-bangsa.

Satu-satunya cara yang mampu mengakomodir kekuatan besar dan mengusir israel dari bumi Palestina adalah Khilafah sebagaimana yang telah terukir dalam sejarah keemasan Islam. Wallahu a’lam bi ash-showab.[]

Comment