Tanah Papua Kaya, Sejahterakah Penduduknya?

Opini261 Views

 

 

Penulis: Oki Ummu Kinan | Pengiat Literasi Asal Kabupaten Siak-Riau

_________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– “Tanah Papua tanah yang kaya,
Surga kecil jatuh ke bumi,
Seluas tanah sebanyak madu,
Adalah harta harapan…” Sepenggal bait lagu, asal Papua yang berjudul Tanah Papua.

Sebuah lagu karya anak bangsa, yang diciptakan oleh Edo Kondologit. Menceritakan tentang kekayaan alam, masyarakat dan budaya Papua yang indah. Sayang, semua berbanding terbalik, kekayaan sumber daya alam dan sumber manusianya tidak seimbang.

Ironi, ketika ada 6 warga yang meninggal akibat bencana kekeringan karena kelaparan. Bencana kekeringan yang terjadi di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dari enam orang tersebut, satu orang di antaranya adalah anak-anak (Kompas, 30/7/2023).

Menurut data Kementerian Sosial, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan, akibatnya mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla.

Badan Meteorologi dan Geofisika menjelaskan, kondisi kekeringan diperkirakan akan terjadi sampai dua bulan ke depan. Musim kemarau terjadi hingga September, dengan intensitas hujan rendah, terjadi perubahan suhu yang drastis pada malam hari dan siang hari di bawah 10 derajat Celcius, menurut Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman di Jayapura, Jumat (28/7/2023).

BMKG telah memberi tahu pada pemerintah mengenai adanya musim kemarau sejak Maret 2023. Tujuannya agar pemerintah daerah bisa mengantisipasi dampak terjadinya kekeringan. Berdasarkan hasil pantauan, musim kemarau di daerah yang terdampak sejak bulan Juni 2023 lalu, telah mengeluarkan surat pemberitahuan terkait kondisi kemarau ke Pemda yang terdampak sejak Maret.
Tujuannya agar pemerintah setempat dapat menyetok stok makanan untuk warga setempat. Karena Wilayah bencana yakni Distrik Lambewi dan Distrik Agandume hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki dari Distrik Sinak.

Cara lainnya ialah dengan pesawat terbang. Namun penyalur bantuan kesulitan mendapatkan layanan penerbangan lantaran faktor ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Wilayah itu masuk dalam kawasan pelintasan KKB, dilema.

Akses yang bisa dilakukan hanya berjalan kaki, untuk itu mobilisasi warga sangat diharapkan namun, tetap diwaspadai khawatir KKB menyusup di tengah warga.

Kapitalisme Memiskinkan Sumber Daya Alam

Bukan lagi rahasia umum, Papua kaya akan sumber daya alamnya. Namun sayang kekayaan yang ada dimanfaatkan oleh pihak tertentu demi memperkaya negaranya dan kantong pribadinya.

Masyarakat Papua tertinggal, Papua Tengah justru kaya akan hasil alamnya. Bagian tengah Papua Tengah terdapat kawasan Danau Paniai dan Pegunungan Jayawijaya. Di provinsi ini terdapat gunung tertinggi di Indonesia yaitu Puncak Jaya serta tambang emas Grasberg yang dioperasikan oleh Freeport Indonesia.

Kapitalisme telah menggerogoti peran negara dalam mengurusi urusan rakyat. Negara hanya bertindak sebagai pembuat kebijakan, tapi kekuasaan menjadi wewenang para pemodal. Dalam bidang ekonomi, kapitalisme hanya mementingkan para pengusaha. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam justru diserahkan pada pihak swasta dan para pengusaha. Sehingga kesejahteraan rakyat terlihat jomplang.

Sangat disayangkan bahwa Papua yang kaya akan hasil tambang,  masyarakatnya harus menelan duka akibat tidak tersedianya pangan. Harusnya hal ini sudah menjadi perhatian, bukankah pihak BMKG telah memberitahukan akan ada bencana kekeringan sebagai langkah antisipasi untuk ketersediaan dan pasok bahan  makanan.

Pengurusan rakyat Papua tidak boleh anak dan lalai hingga menyebabkan kematian. Derita masyarakat Papua adalah derita kita semua.

Solusi Terbaik Hanya Dengan Islam

Permasalahan yang datang silih berganti sejatinya menyadarkan kita bahwa aturan yang ada tidak mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Aturan yang ada hanya melahirkan, masalah-masalah baru.

Islam hadir dengan aturan dan solusi yang komplek. Semua berlandas atas patokan aqidah. Negara harus hadir sebagai pengatur urusan rakyat. Semua hal yang menyangkut hak dan kebutuhan rakyat menjadi tanggung jawab pemerintah yang wajib diimplementasikan kepada rakyay sebaik mungkin.

Ketersediaan pangan menjadi perhatian negara, apalagi mengingat daerah yang kekurangan stok bahan pangan atau dalam kondisi bencana. Kebutuhan pokok menjadi tanggung jawab negara karena menyangkut hajat rakyatnya.

Bahkan dalam hal pendistribusian pun masuk dalam perhatian negara, karena lagi-lagi menyangkut  pemenuhan kebutuhan rakyat.

Dalam hal pengelolaan sumber daya alam oleh negara, Islam memiliki aturan. Hasil sumber daya alam baik padang, air dan api diperuntukkan demi kesejahteraan rakyat. Tidak dibenarkan diambil alih individu, swasta apalagi asing seperti saat ini.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surah Al Hijjr ayat 19, “dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”.

Dalam hadits shohih, Rasul saw. bersabda :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ …

“Setiap kalian adalah pengurus dan penanggung jawab atas urusannya. Dan Imam (Penguasa) ialah pengurus dan hanya dialah yang jadi penanggung jawab atas urusannya..” (hr. Bukhori, Shohih Bukhori, 8/253).

Sejatinya, jika pengaturan aturan dan tata kelola negara dikembalikan pada aturan yang mengerti tata kehidupan, maka tidak akan didapati kekacauan baik sosial, ekonomi maupin politic. Wallahu’alam bishawab.[]

Comment