Penulis: Ina Ariani | Aktivitas Muslimah Pekanbaru
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Mungkin ada benarnya lirik lagu “Berita Kepada Kawan” yang dipopulerkan oleh Ebiet G. Ade. “Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita. Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.”
Laman CNN Indonesia (8/7/2023) menulis bahwa berbagai bencana kembali terjadi, baik gempa bumi, banjir, maupun longsor dll. Di berbagai wilayah di tanah air. Akibat hujan deras dari Kamis lalu (6/7) dari sore hingga malam mengakibatkan ribuan rumah warga terendam di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga dari luapan air Sungai Kokat.
Selain NTB, laman kompas (7/7/2023) menulis, di Kota Malang pun akibat curah hujan yang tinggi dari hari Kamis hingga Jumat pagi (6-7/7/2023) dibeberapa titik wilayah jalur selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, selain banjir dan lahar dingin daerah tersebut juga mengalami tanah longsor bahkan mengakibatkan putusnya jembatan yang menghubungkan antara dua daerah Malang dengan Lumajang.
Dengan melihat fakta bencana yang melanda di sebagian besar wilayah Indonesia, masyarakat mengalami banyak kerugian. Dampak yang dialami rakyat baik moril maupun materiel, rumah porak poranda, timbul penyakit gatal-gatal, petani tidak lagi bisa bertani mengutip hasilnya, jalanan penghubung antar desa yang membawa bahan makanan terputus dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan kurangnya mitigasi bencana. Padahal, bencana melanda bukan baru sekali dua kali, bahkan sudah menjadi langganan tahunan.
Negeri ini super-super kaya, dari bencana alam nya baik itu atas perbuatan tangan manusia itu sendiri atau itu memang murni dari Allah, kaya SDA nya, KKN nya, kemaksiatannya dll.
Kapitalisme sumber bencana
Secara geografis, Indonesia adalah negara dengan banyak potensi bencana namun tidak menyadari bencana tersebut dengan lemahnya mitigasi bencana. Hal ini terbukti adanya banyak korban benda maupun manusia. Pemerintah tidak maksimal menjalankan tugas sebagai pelindung rakyat. Kapitalis sekuler mengadopsi kebebasan, sehingga manusia bebas mengatur kehidupannya, termasuk dalam mengatasi bencana.
Masyarakat kapitalis sekuler melahirkan orang-orang liberal yang tidak peduli dengan kepentingan umum.
Kapitalisme sekuler dan liberal menempatkan negara hanya bertugas sebagai fasilitator dan regulator. Adanya hubungan simbiosis antara penguasa dan pengusaha menjadikan negara tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
Islam Solusi Mengatasi Bencana
Sungguh berbeda sistem kapitalis dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam negara berfungsi sebagai pelindung atas rakyat, baik harta maupun jiwanya. Negara melakukan berbagai upaya maksimal untuk menjaga keselamatan rakyat dengan penuh tanggung jawab. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, ”Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari)
Dalam sistem Islam negara bertanggung jawab terhadap rakyat. Negara berupaya membuat kebijakan-kebijakan komprehensif. Kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk kepentingan rakyat.
Pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan bencana seperti memetakan potensi rawan bencana, pembuatan kanal, bendungan, pemecah ombak, tanggul, serta membuat berbagai bangunan tahan gempa, melakukan reboisasi, tata kota dengan drainase yang baik sesuai dengan amdal, pemeliharaan daerah aliran sungai dari pendangkalan.
Kemudian, memelihara lingkungan menggunakan teknologi alarm peringatan bencana, memberikan informasi BMKG dan edukasi kepada masyarakat agar mampu melakukan tindakan yang benar ketika sebelum dan sesudah terjadi bencana.
Pemerintah membentuk tim SAR yang dibekali dengan peralatan canggih, menyiapkan tempat pengungsian, dapur umum dan pos kesehatan. Pemerintah memastikan para pengungsi mendapatkan makanan dan kesehatan. Rakyat dibekali tausiyah untuk me-recovery psikologi mereka pascabencana. Pemerintah segera memperbaiki lingkungan terdampak bencana alam.
Ini salah satu langkah yang diberikan pemerintahan dalam Islam untuk mengatasi mitigasi bencana secara optimal.[]
Comment