Kemiskinan Ekstrem, Hak Rakyat Yang Terabaikan

Opini438 Views

 

 

Oleh : Cut Intan Sari, Ibu Rumah Tangga 

__________

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA–  Indonesia meripakan sebuah negara dengan sumber daya alam yang melimpah ruah dari Sabang sampai Meurauke, dan terletak di garis khatulistiwa yang sangat strategis. Namun sungguh disayangkan kehidupan rakyatnya berada di bawah garis kemiskinan bahkan ekstrem melanda beberapa wilayah. Solusi yang pemerintah berikan pun seakan hanya menjadi buaian bunga tidur semata.

Kemiskinan ekstrem merupakan suatu kondisi di mana ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, sanitasi dan hunian yang layak, kesehatan, pendidikan, serta akses informasi.

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics, Yusuf Rendy Manilet, target pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem turun menjadi 0 persen pada tahun 2024, tidak akan mudah seperti membalikkan telapak tangan. Karena pada saat tahun tersebut terjadinya pergantian pemerintah baru. Berhasil tidaknya target tersebut tergantung dari transisi politik saat itu.

Yusuf menyarankan untuk jangka pendek, pemerintah harus memperbaiki data penyaluran bantuan sosial secara tepat sasaran, tidak hanya penduduk miskin tetapi juga kelompok di garis rentan dan hampir miskin (CNN Indonesia.com, 23/2/23).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/BaPeNas, Suharso Monoarfa, mengatakan jumlah penduduk miskin yang harus dientaskan cukup tinggi terutama kemiskinan ekstrem. Jumlah kemiskinan mencapai 7,99 persen pada tahun 2024 nanti, apabila data belum berubah semakin naik atau turun (Liputan6.com, 6/4/23).

Tidak efektifnya pengentasan kemiskinan ekstrem saat ini, disebabkan sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Negara hanya menjadi regulator bagi rakyatnya. Rakyat diabaikan dengan kondisi ekonomi yang terpuruk dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yg dasar sekalipun.

Negara yg memberikan Bantuan Sosial (Bansos) yang seadanya saja, bahkan tidak merata keseluruh lapisan masyarakat yang membutuhkannya. Bansos untuk rakyatpun banyak yang dikorupsi oleh petinggi di negeri ini, sehingga rakyat hanya mendapat remahan remahannya saja. Negara kaya raya tetapi rakyat miskin seperti istilah ‘Tikus mati di lumbung padi’. Inilah potret penerapan sistem ekonomi kapitalisme negeri ini.

Kekayaan negeri ini hanya dinikmati oleh sebagian orang saja, yaitu mereka yang memiliki modal dan menguasai aset aset negeri ini secara personal, yang seharusnya aset tersebut dikelola oleh negara dan akan dikembalikan hasil kepada rakyatnya.

Bagaimana dengan solusi yang diberikan Islam untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem yang terjadi saat ini? Negara dalam islam menerapakan sistem ekonomi Islam sesuai dengan syariat yang berlaku di dalam Islam. Negara mengelola SDA dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk kebutuhan dasar seperti, kesehatan, pendidikan, dan keamanan yang bisa dinikmati secara gratis.

Pemimpin dalam Islam memenuhi kebutuhan mendesak dan jangka panjang untuk rakyatnya. Departemen sosial Islam akan mendata secara detail dan rinci yang miskin dan tidak miskin. Bansos dibagikan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.

Negara membuka lapangan pekerjaan secara luas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Negara juga memberikan modal usaha tanpa riba dan pajak serta mudah bagi yang membutuhkannya.

Hanya penerapan sistem ekonomi Islam satu satunya solusi dari mengentaskan kemiskinan yang terjadi saat ini dan menjamin kesejahteraannya. Rakyat dapat menikmati hasil SDA yang ada di negeri ini, karena sistem Islam menolak konsep kepemilikan umum dan kepemilikan negara menjadi milik pribadi.

Rasulullah SAW bersabda :
“Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).[]

Comment