Pengajian Ramah Ibu dan Anak

Opini301 Views

 

 

Penulis: Wahyuni Rizki, S.Si, Ibu Rumah Tangga

_________

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA  — Bukan kalangan milenial saja, kini ibu-ibu banyak yang antusias menghadiri pengajian baik majlis ta’lim maupun seminar. Kegiatan ini terus meningkat sehingga ada yang merasa heran dengan ramainya ibu-ibu yang menghadiri pengajian.

Mengkaji atau menuntut ilmu agama di dalam Islam, merupakan kewajiban bagi setiap muslim baik wanita maupun pria. Kewajiban ini bersifat Fardhu ‘ain (kewajiban individu).

Allah SWT berFirman dalam QS Al-Mujadallah : 1, “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu”

Ibu-ibu yang rutin menghadiri pengajian itu tidak lupa mengurusi anak dan rumah tangga terlebih dulu. Mereka merapikan tugas keluarga dan anak anak mereka sebelum take off ke tempat mereka mengaji ilmu. Sangat luar biasa bukan? Pahala rumah tangga dan menurut ilmu didapat secara bersamaan boleh para ibu itu.

Penkajian yang  kemudian disebut sebagai pengajian itu, bukan hanya aktivitas yang wajib untuk diikuti kaum muslimin, namun juga menjadi aktivitas yang dapat mencerdaskan.

Pengajian tidak hanya berfokus pada pembahasan tata cara ibadah, tapi juga menjelaskan konsep ummu warabatul bait, menjadi ibu dan manajer rumah tangga, berbakti kepada orang tua, ekonomi Islam, sejarah Islam, parenting islami dan lain-lain.

Rasulullah SAW bersabda:
“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan siapa yang menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan.” (HR Ibnu Majah).

Tentu ilmu-ilmu inilah yang dibutuhkan seorang ibu nantinya untuk mengurus rumah tangga, membersarkan dan juga mendidik anak. Karena standar seorang muslim adalah menggapai ridho Allah SWT. Ilmu ini hanya dapat mereka terima ketika mengikuti pengajian dan tidak sebanding dengan ilmu agama yang di bekali di bangku sekolah.

Kurikulum sekolah di dalam sistem kapitalis sekuler hanya membekali ilmu agama sebanyak 2 jam dalam sepekan. Juga membatasi apa saja yang akan dipelajari. Tentu tidak akan cukup untuk membekali mereka untuk mengurus rumah tangga dan mendidik anak.

Kurikulum pendidikan sekuler ini hanya berfokus untuk mendapatkan materi dan memisahkan aspek spiritual dengan kehidupan. Akibatnya hanya akan melahirkan manusia yang lemah akal, hedonis dan pragmatis. Mereka tidak siap menjadi sosok penutan apalagi untuk mendidik anak dan mengurus rumah tangga. Pendidikan seperti ini hanya akan melahirkan permasalahan baru.

Berbeda dengan sistem Islam,  mengkaji Islam adalah program pembinaan yang bersifat wajib untuk diikuti oleh setiap individu masyarakat. Memahamkan Islam menjadi program unggulan di dalam kurikulum pendidikan ini. Sehingga akan terus menghasilkan individu yang beriman dan bertakwa.

Inilah bekal utama nantinya bagi calon ibu untuk mendidik anaknya menjadi muslim dengan kepribadian Islam. Tentu ibu juga nantinya cekatan mengurusi urusan rumah tangga.

Pengkajian adalah tempat yang sangat ramah dengan ibu dan juga anak. Pengkajian merupakan tempat yang akan membina ibu-ibu untuk mendidik anak dan mengurus rumah tangga. Islam menawarkan berbagai solusi untuk mnyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan. Wallahu ’alam bishawab.[]

Comment