Gaya Hidup Kapitalis dan Meningkatnya Diabetes pada Anak Anak 

Opini821 Views

 

Oleh: Ummu Zahra, Pemerhati Sosial dan Ibu Rumah Tangga

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa pada tahun 2023, kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak tahun 2010 lalu. Saat ini, data IDAI mencatat ada sekitar 1.645 anak di Indonesia mengalami penyakit diabetes.

Data tersebut berasal dari 15 Kota di indonesia dan yang paling banyak berasal dari Kota Jakarta dan Surabaya. Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi mengatakan;

“Tingginya angka diabetes anak terjadi akibat gaya hidup yang tak terkendali. Untuk itu, penting agar para orang tua lebih memperhatikan gaya hidup serta pola makan anak.” (cnbcindonesia, 02/02/2023).

Diabetes atau yang biasa disebut kencing manis adalah kondisi kandungan gula dalam darah yang melebihi batas normal/cenderung tinggi.

Diabetes tidak hanya menyerang para orang tua saja, remaja dan anak-anak bisa mengalami diabetes tanpa disadari karena gejalanya yang ringan atau tidak terdeteksi.

Lalu, apa saja penyebab utama diabetes yang menjangkiti anak-anak? Apa saja dampak yang akan dialami anak jika terkena diabetes sedari dini? Bagaimana proses penyembuhan/penanganannya?

Faktor utama penyakit diabetes adalah pola makan yang buruk/tidak seimbang. Sesuatu yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh justru tidak didapatkan tubuh, begitupun sebaliknya.

Bagaimana bisa orang tua menerapkan pola makan sehat pada anaknya, namun dirinya sendiri yang mewarisi pola makan tidak sehat pada anaknya. Kelebihan gula darah dapat menurunkan elastisitas pembuluh darah, menyebabkannya menyempit hingga menghambat aliran darah.

Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya suplai darah dan oksigen, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan kerusakan pembuluh darah besar dan kecil.

Selain pola makan yang buruk, faktor lain penyebab diabetes adalah tingginya angka kemiskinan, kemiskinan menyebabkan pola makan ala kadarnya asal kenyang, bukan lagi sehat atau tidaknya. Berseberangan dengan itu, pemerintah malah mengizinkan banyak para investor asing dengan segala usaha makanan siap saji di dalam negeri.

Dengan adanya restoran tersebut akan mendorong masyarakat menjadi konsumtif dan memiliki pola makan yang tidak sehat. Telah kita ketahui makanan junk food adalah makanan yang tinggi gula, garam, lemak, dan kalori. Sedangkan tubuh kita membutuhkan vitamin, serat, protein, mineral dan lain sebagainya agar berfungsi dengan baik.

Tidakkah kita menyayangkan, jika diabetes yang umumnya dialami oleh para orang tua, malah menyasar pada anak-anak. Di usianya yang muda dan masih panjang perjalanan hidupnya, justru ditemani oleh beberapa jenis pengobatan karena diabetes yang akan menghambat tumbuh kembang anak.

Jika orang tua sudah menerapkan pola makan yang sehat didalam rumahnya, namun saat keluar rumah begitu banyak mendapati tempat makan yang menjajakan makanan/minuman tidak sehat. Dari situ, terlihatlah pentingnya peran negara sebagai pengatur urusan konsumsi rakyatnya.

Negara saat ini belum mewujudkan keamanan pangan yang halal dan sehat untuk rakyatnya. Karena hanya dengan intruksi dari negara, peraturan pangan yang beredar dalam masyarakat akan lebih teratur, halal, dan sehat.

Dalam Islam, Allah memerintahkan manusia agar mencari dan mengonsumsi yang halal lagi thayyib. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 168:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya; “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”

Dari ayat di atas, mengonsumsi makanan yang halal saja ternyata tidak cukup. Makanan yang dikonsumisi haruslah yang baik pula untuk tubuh sebagaimana perintah Allah Swt.

Kesadaran setiap individu, masyarakat, dan negara harus bersinergi bersama dalam menciptakan pangan yang halal dan thayyib. Karena label halal dari MUI saja tidak cukup untuk memenuhi persyaratan industri makanan/minuman sesuai syariat islam.

Suri tauladan kita Nabi Muhammad Saw telah mencontohkan menu makan yang sederhana dan sehat seperti kurma, susu, gandum, buah, air, minyak zaitun dan lain sebagainya. Wallahualam Bishshawab.[]

Comment