Mengaji Sebagai Bekal Seorang Ibu Memahami Ilmu

Opini237 Views

 

 

Oleh : Devi Surianingsih, Aktivis dakwah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –Ibu sangat berperan penting dalam menentukan sikap dan pola pikir sang anak untuk menghadapi perubahan zaman saat ini, apalagi Islam adalah agama yang menempatkan seorang wanita di posisi tinggi, bagaimana mungkin semua dicapai tanpa adanya ilmu.

Dengan memahami ilmu agama maka seseorang akan mendapat petunjuk dan sebaliknya jika tidak berpengetahuan agama maka ia akan tersesat. Sebagai seorang muslim tujuan hidupnya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Beribadah tanpa didasari pengetahuan agama adalah sia-sia.

Penerapan sekularisme di berbagai bidang kehidupan hanya menimbulkan lingkaran setan permasalahan. Memicu persoalan buruk baik individu, keluarga, maupun negara. Secara individu, kaum ibu juga dihadapkan pada pilihan-pilihan saat ini menjadi pendidik.

Kondisi seperti inilah yang diinginkan oleh barat yang menganut paham sekuler. Tatanan keluarga dan para remaja terpisah dari agama, dan meninggalkan agama dalam kehidupan dengan perlahan pasti membawa kehancuran negeri ini.

Bahkan sekarang pengajian dan ibu rumah tangga dipersoalkan, padahal itu semua tidak bisa dipisahkan karena sejatinya ibu adalah ummu warobatul bait yang senantiasa menghiasi pola pikirnya dengan ilmu, untuk melawan arusnya kehidupan di era kapitalisme.

Benteng terbesar ibu adalah iman yang kokoh walau terhimpitnya ekonomi diharuskan untuk bekerja tanpa harus meninggalkan pengajian. Maka ibu akan semakin banyak yang meninggalkan keluarganya untuk bekerja, baik dalam keadaan terpaksa maupun sukarela.

Semakin banyak anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tua, sehingga akan semakin marak pula kenakalan anak-anak atau remaja dari mulai berbohong hingga terjerumus dalam kriminalitas serta pergaulan bebas.

Islam tidak mewajibkan ibu untuk bekerja, dan tidak pula ada larangan dalam Islam bagi perempuan untuk bekerja. Hanya saja, kini perempuan yang bekerja identik sebagai “alat komoditi” yang justru menguntungkan pihak kapitalis.

Pada dasarnya pengajian yang kerap dilakukan oleh ibu-ibu, yang kerap dipersoalkan oleh segelintir orang tidak akan menyita waktu ibu seharian, dan para ibu juga bisa turut membawa serta anak-anaknya.

Dalam sistem Islam peran strategis para ibu antaranya, menetap di dalam rumah mendidik anak menjadikan pejuang di jalan Allah dan mempersiapkan generasi yang luar biasa agar nanti akan mengisi peradaban mulia, dan peran di luar rumah menjadi bagian anggota masyarakat yang aktif berdakwah menjemput janjinya memperjuangkan  Islam kaffah.

Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari ilmu adalah manusia. Baik penguasa maupun rakyat di mana nantinya ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupan di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”

Selain itu, dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَالله بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-Mujadalah : 11).Wallahu a’lam bishawab.[]

Comment