Sistem Kapitalisme Suburkan Mafia Dagang

Opini350 Views

 

Oleh Endah Dwianti, SE.,Ak.,Mak, Pengusaha

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Padi berwarna hijau tumbuh semakin merunduk, kau dibutuhkan untuk makan.  Wahai engkau tumbuhan penghasil beras. Namun, sayang digadang-gadang engkau semakin mahal karena mafia dagang.

Dikutip dari finance.com (23/01/2023, Dirut Perum Bulog, Budi Waseso blak-blakan soal mafia beras. Menurutnya, para mafia ini melakukan intervensi harga sehingga beras dari gudang Bulog ke pedagang jadi mahal. Menurut pria yang biasa disapa Buwas itu, mafia tersebut hadir ketika Bulog melakukan intervensi beras ke pasar. Harga beras tersebut dijual dari gudang Bulog seharga Rp8.300, tetapi sampai ke pedagang lebih dari itu.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengungkap aktivitas mafia beras yang mengadakan rapat di dekat Kantor Perum Bulog. Adapun tindakan mafia beras itu dengan sengaja menaikan harga. Harga beras yang dijual lebih mahal angkanya mencapai Rp12.000 per kilogram (kg). Padahal harga beras medium Bulog hanya Rp8.300/kg. (financedetik.com, 20/01/2023)

Sistem Kapitalisme Merugikan Masyarakat

Sistem kapitalisme hanya memberikan ruang kepada pihak untuk mengeruk keuntungan di ranah yang seharusnya diberikan kepada masyarakat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Bulog merupakan perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran.

Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, Bulog seharusnya tetap melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian pangan, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk bantuan sosial (Bansos) dan pengelolaan stok pangan.

Dalam sistem kapitalisme sangat mungkin terbuka ruang bagi mafia beras tersebut menaikkan harga beras menjadi mahal. Bila demikian, apa fungsi Bulog untuk masyarakat, bila sistem distribusi menjadi rumit dan harga beras mahal ketika sampai di tangan masyarakat?

Negara tampaknya tidak berdaya  menangani dan menuntaskan persoalan mafia beras tersebut. Mafia membuat persepsi seolah-olah terjadi jual beli antara penguasa dan masyarakat karena harga pangan yang mahal.

Pandangan Islam dalam Mengelola Distribusi Pangan

Islam merupakan agama Rahmatan lil a’lamiin, semua aspek kehidupan masyarakat diatur di dalamnya termasuk dalam hal mengatur distribusi pangan kepada masyarakat sehingga tidak akan hadir mafia beras seperti di dalam sistem kapitalisme.

Dalam Islam negara wajib menjamin ketersediaan pangan untuk masyarakat. Selain itu negara juga wajib menjamin tidak ada satu pun masyarakat kelaparan karena tidak mampu membeli beras disebabkan harga yang mahal.

Negara selau memastikan bahwa masyarakat sejahtera dengan pangan sebagai kebutuhan pokok masyarakat. Hubungan negara dan rakyat bukanlah hubungan pengusaha dan kliennya, tetapi negara merupakan pelayan yang harus menjamin kesejahteraan rakyat.

Kesejahteraan rakyat dalam Islam sudah terbukti dan tak bisa diragukan lagi. Tinta emas sejarah Islam menorehkan saat kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab memimpin. Bahkan khalifah Umar merupakan contoh teladan yang berupaya menjamin ketersediaan pangan bagi rakyatnya.

Walhasil, masihkah kita ragu terhadap aturan Islam yang sudah jelas memberi bukti kesejahteraan ataukah kita akan ditimpa kemalangan terus menerus dengan mempertahankan sistem rusak yakni kapitalisme sekuler? Wallahualam bissawab.[]

Comment