Islam Dan Pendidikan Tanpa Pergaulan Bebas

Opini812 Views

 

 

Oleh: Linda Ariyanti, A.Md, Tenaga Pendidik & Aktivis Dakwah

___________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Dilansir okezone.com (10/09/2022), seorang siswi SMA di Jumapolo, Kabupaten Karanganyar mengegerkan warga karena mengalami kontraksi saat jam pelajaran. Pihak sekolah mengetahui siswinya hamil setelah membawanya ke Puskesmas untuk mendapat perawatan. Wakil Kepala SMA Negeri Jumapolo Bidang Kesiswaan, Hartanto membenarkan kejadian itu.

Kasus siswi melahirkan di sekolah sudah sering terjadi, bahkan kian hari kian banyak saja. Hal ini tentu membuat hati kaum ibu cemas. Banyak terjadi pergaulan bebas hingga hamil di luar nikah. Kasus terbaru terjadi pada siswi SD yang menjadi korban rudapaksa dan tertular HIV. Duh ngeri! Emak-emak pasti nggak bisa tidur memikirkan anak-anak di tengah kehidupan yang rusak ini.

Pergaulan Bebas Kian Luas

Pergaulan bebas kini menjadi problem besar di negeri ini, termasuk dunia pendidikan. Seorang siswi yang hamil/melahirkan biasanya akan putus sekolah karena disanksi oleh pihak sekolah.

Hal ini dianggap bertentangan dengan pasal 32 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, karena setiap anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak terkecuali para siswi yang tengah mengandung.

Jika dunia pendidikan benar-benar menerapkan aturan tersebut, maka akan banyak lagi siswi yang hamil di luar nikah. Karena tidak ada sanksi dari dunia pendidikan atas pelanggaran moral yang mereka lakukan, seperti  berzina yang termasuk perbuatan keji di dalam Islam.

Pendidikan memang hak setiap warga Negara, tapi bukan berarti melonggarkan aturan yang makin membuka kran pergaulan bebas, yang justru merusak kehidupan sosial di masyarakat.

Islam Solusi Sistemik

Problema hak anak dalam dunia pendidikan yang tergerus pergaulan bebas adalah problem sistemik. Hal ini harus diselesaikan secara sistemik pula. Kasus siswi hamil di luar nikah tak bisa selesai hanya dengan sosialisasi seks bertanggung jawab, atau sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja, atau solusi ABC, karena problemnya menyangkut dua sistem yakni sistem pendidikan dan sistem pergaulan.

Sistem pendidikan dan pergaulan yang kita terapkan hari ini lahir dari sistem sekulerisme dan kapitalisme. Dalam kapitalisme tidak ada peran signifikan agama dalam kaitan mengatur kehidupan, sehingga munculah ide liberalisme (kebebasan).

Kurikulum pendidikan di negeri ini berfokus pada menghasilkan tenaga kerja terampil atau seorang wirausaha. Meski ada gagasan baru mewujudkan profil pelajar pancasila, tapi itu semua belum bisa menyelesaikan krisis moral pelajar Indonesia.

Dalam Islam pendidikan ditujukan untuk membentuk manusia yang menguasai iptek dan berkepribadian Islam. Ketakwaan pelajar menjadi kunci agar tebentuk pelajar yang berakhlak mulia. Sistem pendidikan dalam Islam akan menghapus prinsip hidup serba bebas karena manusia harus terikat dengan hukum Islam.

Negara menjamin pendidikan gratis dan berkualitas bagi seluruh warga Negara. Ingin bukti? Silahkan baca sejarah kegemilangan peradaban Islam. Pendidikan yang ditetapkan saat itu benar benar gratis dan berkualitas.

Pergaulan di negeri ini dilandasi kebebasan. Dalam kapitalisme, gharizah nau’ yang salah satu manifestasinya adalah naluri seksual dipandang sebagai kebutuhan. Banyak ditemukan bahwa dalam kehidupan masyarakat dihadirkan fakta dan pikiran yang mengundang syahwat, dan pemenuhannya dibebaskan kepada siapapun.

Inilah yang mendorong para pelajar dengan sangat mudah melakukan seks (zina) tanpa ada rasa takut sedikit pun. Padahal Islam telah jelas melarang zina. Bahkan Allah swt menyebut zina sebagai jalan yang buruk (Q.S Al-Isra: 32).

Islam memiliki aturan yang mencakup perintah dan larangan agar tidak terjadi zina, dan memiliki sanksi tegas bagi pelakunya.

Dengan solusi sistemik ini, tak akan ada lagi pelajar hamil yang putus sekolah. Peradaban Islam telah mencetak genarasi cemerlang yang berilmu serta berakhlak mulia. Kehidupan sosial masyarakat juga terjaga, nasab terjaga dan kehidupan akan berjalan sesuai dengan fitrah manusia yang menginginkan menyamakan dan ketenangan. Wallahu’alam Bishshowwab.[]

Comment