Serangan The Satanic Verses, Umat Islam Harus Bersatu dan Membela

Opini727 Views

 

Oleh:  Citra Salsabila, Pegiat Literasi

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Islam adalah rahmatan lil a’lamiin, agama yang memberikan rahmat bagi manusia. Tak hanya muslim, tetapi nonmuslim pun akan merasakannya. Salah satunya adalah larangan seorang muslim mengganggu aktivitas peribadatan yang dilakukan di wilayah khusus mereka.

Islam memberikan kenyamanan bagi setiap manusia. Karena memang hakikatnya Islam datang beserta aturannya sesuai dengan fitrah manusia. Makanya, ketika Islam itu diserang, semestinya umat Islam harus setia membelanya. Karena Islam pun diperjuangkan dengan kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan.

Sayangnya, kondisi saat ini tak seperti itu. Umat islam terpecah-belah, tidak saling menguatkan, padahal kuantitasnya banyak. Seperti debu yang bertebaran, tak tahu arah dan tujuan. Akibatnya, ketika ajaran Islam diserang, tak banyak umat Islam yang membela atau bahkan tidak menyadarinya.

Seperti yang terjadi pada Salman Rushdie, seorang penulis buku kontroversial, yang diserang dan ditikam hingga 15 kali saat akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi di Chautauqua Institute. Salman Rushdie ditikam oleh seorang pemuda 24 tahun bernama Hadi Matar yang membuat kondisi Rushdie cedera serius bahkan terancam kehilangan salah satu matanya. (Cnnindonesia.com, 19/08/2022).

Ternyata Salman Rushdie telah menulis beberapa novel yang fenomenal, The Satanic Verses alias Ayat Ayat Setan dan Midnight Children.

The Satanic Verses menjadi novel terlaris setelah Salman Rushdie mengalami penikaman. Menurut laporan New York Post, novel dengan kategori fiksi berhasil menjadi buku terlaris kedua bagian Ilmu Sosial dan Politik, dan Humor Psikologi dan Self-Help dan berada di posisi tiga di daftar fiksi satire.

Selain itu, The Satanic Verses pun menjadi buku terlaris ke-26 di situs laman Amazon AS secara keseluruhan. Versi buku-audio dari The Satanic Verses juga masuk ke urutan ke-tujuh terlaris di Amazon Audible. Padahal sebelum terjadi penikaman, novel tersebut tidak termasuk ke dalam 100 buku terlaris di Amazon. (Kausakata.com, 18/08/2022).

Berlindung di Balik Layar

Novel yang terbit pada tahun 1988 memang sudah menuai hujatan dari umat Islam. India menjadi negara pertama yang melarang keberadaan buku ini, sembilan hari saat dirilis pertama di Inggris. Dilanjutkan negara-negara berpenduduk muslim lainnya pun menyusul, seperti Pakistan, Arab Saudi, hingga Afrika Selatan.

Sekarang buku ini kembali mencuat ke permukaan, setelah kasus penikaman. Padahal novel tersebut dianggap menghina umat Muslim dan Nabi Muhammad saw. Maka, Salman Rushdie pun berlindung di balik tentara Inggris agar selamat dari kemarahan umat Islam.

Salman Rushdie dibela oleh beberapa penulis akibat tikaman yang mencederainya. Para politisi pun mengecam kejadian ini sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi. Walhasil, bukunya populer dibeli banyak orang.

Faktanya, Salman Rushdie berasal keluarga muslim liberal dan saat ini mengidentifikasi diri sebagai seorang ateis. Dalam sebuah wawancara pada 1989, Rushdie menyatakan bahwa dirinya adalah manusia sekuler. Saat ini, Rushdie diketahui tinggal di New York. Dirinya dikenal sebagai seorang penganjur kebebasan berbicara.

Kini, Rushdie diselamatkan oleh Barat (baca: Amerika dan Inggris) karena atas nama kebebasan. Sehingga, kasus Rushdie dalam kasus penghinaan Nabi Muhammad saw. tidak perlu dilanjutkan. Artinya, Rushdie bebas dari pidana.

Begitulah Barat dalam upaya melindungi penista agama. Hak asasi manusia telah melumpuhkan ketidak adilan pada hukum yang berlaku. Ditambah Barat pun mengusung prinsip kebebasan berpendapat dan berekspresi, sehingga semakin menguatkan hegemoni Rushdie.

Kondisi ini sekaligus menegaskan Barat bebas melakukan tindakan apapun, sedangkan Islam berada di posisi terhina dan direndahkan. Lebih parahnya lagi, fenomena semacam ini makin meluas dengan arus deras islamofobia akut global, yang bahkan sudah menjangkiti negeri-negeri muslim.

Umat Islam harus Bangkit

Kasus Salman Rushdie dan novelnya The Satanic Verses telah melukai hati umat Islam. Namun sayang, orang yang mudah menistakan agama Islam malahan dilindungi oleh Barat. Itulah aturan saat ini, demokrasi telah menjadi asas bagi setiap negara.

Padahal Rasulullah saw. bersabda, “Islam itu agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi daripada Islam.” (HR Baihaqi).

Hadis di atas menegaskan ketinggian Islam sehingga tidak layak adanya penghinaan terhadap Islam. Orang yang suka menghina Islam sejatinya adalah barisan orang-orang yang memiliki pemikiran liberal, sehingga membahayakan Islam dan kaum muslim di seluruh dunia.

Sehingga, sudah sepatutnya umat islam bersatu melawan para penista agama Islam. Sebab, saat ini umat islam terpecah-belah maka dengan mudah Barat memasukkan ide kebebasannya. Umat islam harus bangkit, bangkit dari keterpurukan menuju pemikiran yang cemerlang, yaitu ide Islam.

Sungguh, Allah Swt. telah menetapkan kebinasaan bagi orang yang membenci Rasul-Nya, dan menyegerakan baginya kehancuran. Allah berfirman:

“Sesungguhnya, orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.” (QS Al-Kautsar [108]: 3).Wallahu’alam bishshawab.[]

Comment