Oleh: Widya Amidyas Senja, Pendidik Generasi
__________
RADARINDONESIAMEWS.COM, JAKARTA – “Berinvestasilah pada kesehatanmu, berhematlah pada kesenangan sesaatmu, karena sehat adalah kekayaan di masa depan.”
Menginvestasikan diri pada kesehatan sejak dini, merupakan kebiasaan yang akan mengantarkan seseorang pada gaya dan pola hidup yang sehat. Manusia dengan kecerdasan diatas rata-rata berangkat dari jiwa dan raga yang sehat.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, menjadikan kondisi kesehatan menurun, perekonomian merosot serta pendidikan hampir mati suri.
Salah satu dampak dari hal ini adalah meningkatnya stunting yang menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terhambat.
Lebih parahnya, stunting menjadi donatur menurunnya IQ bagi generasi mendatang jika hal ini tidak tertangani. Enam juta anak Indonesia terancam kehilangan Intelligence Quotient (IQ) 10 hingga 15 poin akibat terkena stunting.
Hal ini berakibat pada dampak buruk bagi masa depan anak yang terkena stunting. Rektor Universitas YARSI Prof dr Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D mengatakan rata-rata poin IQ yang dimiliki anak Indonesia hanya sekitar 78. Jika dibandingkan, IQ anak Indonesia lebih rendah dari anak-anak jepang yang memiliki rata-rata 106.
Dilansir antaranews.com – “Berdasarkan data SSGI tahun 2019, IQ poin anak-anak kita, berkurang 10 sampai 15 poin untuk setiap anak dari enam juta anak Indonesia,” kata Fasli dalam Webinar Peran Grand Parenting dalam Pencegahan Stunting di Jakarta, seperti dikutip Antara, Jumat (24/7/2022).
Stunting tidak hanya merugikan anak di masa depan. Namun lebih dari itu, stunting yang diidap generasi akan berdampak buruk bagi negara.
Di antaranya, kebodohan nasional, produktivitas menurun karena kekerdilan itu sendiri, bahkan perekonomian negara akan semakin terpuruk akibat dari penanganan stunting serta dapat dipastikan jika generasi mendatang memiliki IQ rendah, kebodohan terjadi, maka tidak ada tempat bagi mereka yang terdampak stunting untuk bekerja layak, berinovasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Masyarakat Indonesia pada akhirnya hanya menjadi pekerja level rendah. Jika kebodohan generasi mendatang terjadi, maka akankan semakin mudah bagi para kapitalis untuk membodohi negeri ini dan bebas mengeruk kekayaan yang dimiliki.
Pemerintah yang saat ini lebih fokus pada otomatisasi transaksi di berbagai sektor, dengan dalih mengikuti perkembagan industri berbasis teknologi, pembangunan infrastruktur, serta berbagai kebijakan ‘receh’, boleh jadi pencegahan dan/atau penanganan stunting bukan lagi menjadi prioritas dan perhatian serius.
Berbeda dengan pemimpin yang berlandaskan Islam, ia akan berpikir secera menyeluruh, menangani semua permasalahan dengan efektif. Karena tujuan utama ia hanyalah memperoleh rida Allah Swt. serta kesejahteraan rakyatnya.
Karena rakyat yang dipimpinnya adalah amanah yang tidak ternilai harganya. Ketika rakyatnya menderita, maka ia telah berbuat zalim kepada rakyatnya serta mengkhianati aturan Allah Swt.
Ia menyadari sepenuhnya bahwa setiap amanah yang dibebankan kepadanya sebagai pemimpin bagi rakyatnya adalah tanggungjawabnya. Kesejahteraan yang meliputi sandang, pangan, papan, termasuk Kesehatan di dalamnya adalah bagian dari amanah yang akan dipertanggungjawabkan, baik di dunia, maupun di akhirat kelak. Seperti pada hadis berikut yang artinya :
“Abdullah bin Umar mengatakan, Rasulullah saw. berkata, “Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang pemimpin umat manusia adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka.”
Dari hadis di atas, jelaslah bahwa hanya Islam yang secara tegas memiliki aturan paripurna dalam kehidupan di berbagai sektor.
Maka solusi bagi permasalahan yang terjadi, tidak bisa hanya diselesaikan secara parsial, seperti hanya adanya sekadar penyuluhan atau peringatan, penggalangan dana dari beberapa kelompok peduli anak, atau sejenisnya, melainkan perbaikan yang melahirkan solusi total dan kembali kepada aturan Allah Swt seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam memimpin negara. Wallahu a’lam bishshawaab.[]
Comment