Aborsi, Mengapa Makin Lumrah Di Masa Kini ?

Opini560 Views

 

Oleh : Evi Resmaladewi, S.P, Founder Muslimah Sobat Quran

__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Masyarakat Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, baru-baru ini dibuat gempar oleh penemuan tujuh janin bayi dalam kotak makanan di sebuah kamar kos.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Reonald Trauli Simanjuntak menjelaskan bahwa tersangka perempuan yang memiliki latar belakang pendidikan kebidanan ini dan kekasihnya memang telah lama berpacaran. Hingga akhirnya NM hamil di luar nikah pada tahun 2012. Hingga tahun ini total 7 kali ia hamil dan kemudian semuanya di aborsi.

Pasangan bejat ini bahkan dengan entengnya bersepakat akan menguburkan 7 janin hasil aborsi tersebut setelah mereka menikah.

Miris, marah, jijik campur aduk lah perasaan kita saat mendengar fakta ini. Kok ada ya, yang sampai tega melakukan tindakan ini ?. Dimanakah naluriah dia saat menyaksikan janin tak berdosa tersebut meregang nyawa ?

Akibat Freesex

Ya, akibat freesex yang tengah menjadi life style kaula muda saat ini lah yang menjadikan manusia tak lagi punya jiwa manusia, hingga akhirnya berbuat tega.

Penelitian dari Guttmacher Institute, di Indonesia sedikitnya ada 2 juta bayi yang di aborsi tiap tahunnya.

Penelitian ini mengungkap ada 37 aborsi pada 1.000 wanita usia produktif bereproduksi [15-49 tahun] setiap tahunnya di Indonesia.

Angka prediksi itu cenderung cukup tinggi jika dibandingkan dengan aborsi di negara Asia lainnya. Dari 4,5 juta kelahiran per tahun di Indonesia, sekitar 760.000 atau 17 persennya tidak diinginkan atau direncanakan.

Nah, siapa sih pasangan yang tak mengharapkan bayi? Tentu saja pasangan-pasangan diluar pernikahan. Aib bagi mereka jika sampai ketahuan hamil diluar nikah. Maka jalan satu-satunya adalah aborsi.

Berarti jelaslah sudah, rata-rata pemicu terjadinya aborsi adalah adanya pergaulan bebas/freesex.

Namun, mirisnya, seks bebas ini kini justru makin merajalela dan dianggap biasa. Viralnya hubungan tanpa ikatan (friend with benefit), atau fenomena jatah mantan, ditambah lagi influencer yang makin massif menggencarkan opini bahwa pergaulan bebas itu hal yang biasa. Ditambah lagi gempuran komik, games, novel, tontonan yang berbau seks bebas juga makin mudah di akses semua kalangan, tak terkecuali anak kecil.

Menjadi ajang Bisnis

Parahnya lagi, di alam sekuleris kapitalis saat ini, tingginya permintaan aborsi dijadikan oknum-oknum tak bertanggungjawab untuk mencari keuntungan.

Pada Februari 2016 misalnya, polisi membongkar praktik aborsi ilegal dua klinik di kawasan Jakarta Pusat. Kedua klinik yang telah beroperasi selama lima tahun itu telah mengaborsi 5.400 janin.

Pada februari 2020 lalu, polisi berhasil menggerebek klinik aborsi di Jakpus, yang memasarkan bisnisnya via website. Klinik yang telah melakukan aborsi terhadap 903 bayi sejak 2018 itu berhasil meraup keuntungan mencapai angka Rp 5,5 miliar.

Walhasil, akibat seks bebas yang makin marak, ditambah oknum yang memanfaatkan praktek aborsi jadi lahan bisnis, maka tak heran kasus aborsi akhirnya makin tinggi dan tak terkendali.

Solusi yang tak solutif

Anehnya, bukannya berupaya memberantas pergaulan bebas sebagai akar masalah aborsi, para pengambil kebijakan malah menilai masalah ini karena kurangnya edukasi seksual atau pendidikan seksual.

Sementara itu, konten yang disampaikan dalam edukasi seks tersebut -walau terkesan ilmiah- nyatanya malah cenderung memberi ilustrasi yang justru membangkitkan syahwat. Belum lagi pemahaman liberalisme yang turut dijejalkan pula dalam edukasi seks itu seperti setia pada pasangan, atau my body my otority. Loh, bukannya itu makin membuka jalan pergaulan bebas ?

Sementara itu, di negeri ini, nikah muda juga dipermasalahkan. Padahal pernikahan bisa menjadi solusi agar tidak lagi terjebak dalam pergaulan bebas.

Kalau terus begini, maka solusi yang ada jadinya ngambang alias tidak solutif lagi. Akar masalah utamanya yakni -pergaulan bebas- bukannya terhenti, malah makin diberi ruang kemudahan. Alhasil, kasus aborsi ilegal makin tak terhenti.

Islam solusi tuntas

Islam agama yang sempurna yang di turunkan Allah SWT, zat yang maha tahu apa yang terbaik untuk manusia.

Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

Selain menyampaikan keharaman mendekati zina, Islam memberi serangkaian sistem penjagaan pergaulan laki-laki dan perempuan agar tidak terjebak di dalamnya.

Misalnya aturan menundukan pandangan bagi laki-laki dan perempuan (an nuur 30-31), kewajiban menutup aurat yakni berkerudung dan berjilbab bagi perempuan (an nuur 31 dan al ahzab 59), larangan berkhalwat/ berdua-duaan bagi yang bukan muhrim dan larangan ikhtilat/campur baur laki-laki dan perempuan (hadits nabi).

Tidak cukup itu saja, namun negara dalam islam juga akan menerapkan sanksi bagi mereka yang melanggar.
Misal razam bagi pezina yang telah menikah. Jilid bagi pezina yang belum menikah. Dan sanksi-sanksi ta’zir yang ditentukan negara islam dalam rangka menjaga pergaulan bebas tersebut.

Begitupun bagi yang terbukti melakukan aborsi ilegal maka negara dalam islam tak segan-segan menerapkan sanksi tegas kepadanya.

Di sampingi itu negara dalam islam juga akan memberi edukasi bagi warganya agar senantiasa menjaga ketaqwaan, merasa takut kepada Allah, takut berbuat dosa yang kelak akan dipertanggung jawabkan.

Demikianlah islam memberi solusi yang solutif bagi persoalan ini. Dan ini membutuhkan support sistem negara yang juga berdasarkan islam.

Cukuplah kasus 7 janin ini menampar kita semua agar kembali kepada aturan Allah, kembali kepada al quran dan sunnah sebagai sebaik-baik petunjuk bagi manusia.Wallahu’alam.[]

Comment