RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Skenario apalagi yang direncanakan rezim ini. Isu yang sudah redup, sekarang timbul lagi. Masih ingat dengan kejadian akhir tahun lalu tentang teroris. Tentunya lagi dan lagi umat islam yang menjadi sasarannya.
Kali ini juru bicara BNPT Prof. Irfan Idris seperti dilansir detik.com (20)2/2022) menyampaikan adanya strategi baru penyebaran terorisme saat ini yaitu menyusup di lembaga, partai politik, atau ormas, yang bertujuan untuk menguasai badan perkumpulan itu.
Strategi ini diduga kuat menjadi kamuflase yang kerap dilakukan oleh kelompok teroris Jemaah Islamiyah.
Hal ini memicu kritikan dari berbagai pihak termasuk MUI. Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan menyesali pernyataan tersebut. Menurutnya, seharusnya ada upaya pencegahan sebelum muncul pihak yang menyusup ke tubuh ormas atau parpol.
“Kali ini BNPT kembali membuat pernyataan yang membuat gaduh dan menyesalkan di antaranya Irfan Idris mengatakan BNPT tidak bermaksud menuding sejumlah lembaga yang anggotanya ditangkap Densus 88/Antiteror sebagai organisasi terori” kata Sekjen MUI Amirsyah.
“Menurutnya, teroris menyusup dan tidak langsung melancarkan aksi teror, melainkan berupaya menguasai lembaga tersebut. Hal ini juga terjadi di perguruan tinggi,” Jelas Sekjen MUI Amirsyah (news.detik.com, 20/02/22).
Amirsyah juga mempertanyakan mengenai pencegahan penyusup ke ormas. Dia juga mengkritik soal pernyataan tentang teroris tidak langsung berupaya melakukan aksi teror, tapi berusaha menguasai lembaga tersebut.
Namun sebagaimana dikutip kompas.com (27/11/2021) data berbicara bahwa jelas seluruh hasil kerja BNPT selama tahun 2021 adalah ditangkapnya 216 terduga terorisme yang semuanya beragama Islam. Dari bulan Januari hingga Mei 2021, terdapat 216 orang dengan rincian sebagai berikut, yang terkait jaringan Jamaah Al Islamiah ada 71 orang, kemudian kedua kelompok Jamaah Ansharut Daulah 144 orang, dan satu orang adalah terkait deportan.
Dengan adanya kasus di atas dapat diketahui bahwa istilah terorisme, bukan lagi mengacu pada tindakan yang menebarkan rasa ketakutan atau teror dapat diduga sebagai terorisme, termasuk negara yang berani menyerang dan membunuh negara lain/penduduk minoritas.
Pada kenyataannya, yang dimaksud terorisme saat ini selalu dikaitkan dengan Islam. Bahkan tidak sedikit kajian-kajian para ulama yang dibubarkan mengapa?
Karena para penguasa takut semakin banyak umat yang paham dan takut akan kebangkitan sistem Islam. Oleh karena itu, saat ini para teroris digambarkan sebagai seorang muslim yang taat, santun, dan baik hati.
Tidak dapat dimungkiri stigma negatif tentang islam kerap terjadi, isu terorisme yang menempel pada Islam membuat umat Islam fobia terhadap agamanya sendiri. Alhasil, mereka menjadi takut untuk mengenal Islam lebih dekat. Mereka takut belajar Islam secara mendalam atau berteman dengan orang yang berbaju cingkrang dan menutup aurat karena bisa dianggap dekat dengan teroris.
Upaya pelebelan terhadap Islam ini memang sudah direncanakan Barat yang tidak pernah rela terhadap Islam apalagi jika diterapkan secara kafah di bawah naungan khilafah. Sebagaimana yang Allah kabarkan dalam surat al-Baqarah:
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(TQS. al-Baqarah:120).
Oleh karena itu, kita harus menjadi umat yang cerdas (al fikru al mustanir). Kita harus hati-hati menerima setiap istilah, termasuk terorisme jangan sampai kita mau diadu domba.
Barat dan mereka yang phobia terhadap Islam akan senang melihat kaum muslim bertengkar satu-sama lain sehingga Islam lemah dengan sendirinya.Wallahu alam.[]
Comment