KH. DR. Tb. Abdurrahman Anwar, MA: Hati Manusia Dan Pergerakannya Menuju Allah SWT.

Berita484 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Hati menjadi kendali bagi menusia dan memainkan peran penting bagi kebaikan bagi manusia baik di dunia dalam konteks sosial mapun akhiran dalam konteks religius.  Berikut artikel singkat karya KH. DR. Tb. Abdurrahman Anwar, MA terkait persoalan hati.


Pertama, Allah SWT menciptakan dua unsur awal kejadian manusia, yakni unsur Jasmani yang meliputi seperangkat fisik bagian luar yang terlihat secara kasat mata dan unsur Rohani yang meliputi bagian terdalam diri manusia yang tidak terlihat secara kasat mata.

Kedua, salah satu unsur terdalam yang ada dalam rohani manusia adalah Qolb atau Hati. Hati manusia itu sebagai energi penggerak dan kiblat bagi manusia itu sendiri yang akan menentukan baik buruknya seseorang. 

Sabda Nabi SAW: “Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, ketahuilah bahwa itu adalah hati. (Hadits Shohih). 
Ketiga,  hati itu diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan utuh, suci san steril; yang menyebabkan hati manusia jadi kotor, keruh dan terkontaminasi itu disebabkan oleh manusianya itu sendiri. 

Selama hati belum dimerdekakan jangan harap hati kita akan bersih dan suci karena memerdekakan hati jauh lebih sulit daripada memerdekakan suatu bangsa dan negara.

Ke empat, maqom hati manusia itu ada empat dalam pandangan ilmu Tasawuf dan ma’rifat antara lain; 
1. Moqom hati yang sadar dan dalam kesadaran

2. Maqom hati yang sadar dalam ketidak sadaran

3. Maqom hati yang tidak sadar dalam kesadaran

4. Maqom hati yang tidak sadar dalam ketidak sadaran

Kelima, hati juga terbagi menjadi tiga yakni, Qolbun Salim yaitu hati yang sehat dan selamat, Qolbun Mariid yaitu hati yang sakit dan Qolbun mayyit yaitu hati yang mati. 

Jadi titik tolak keimanan dan ketaqwaan seseorang akan memantul dan memancar kedalam hatinya sehingga hatinya akan terjaga, terpelihara, bersih dan suci selamanya. 

Jika hati setiap penduduk bumi ini bersih dan suci maka kehidupan akan penuh rahmat dan berkah tetapi jika hati penduduk bumi ini keruh dan kotor maka kehidupan akan rusak dan binasa. 
Untuk membenahi dan memperbaiki kehidupan diri, kita mulai dari perbaikan hati.  Begitu pun untuk membenahi dan memperbaiki suatu bangsa dan negara, mulailah dari memimpin hatinya dulu bagi para pemimpin. 

Sehingga jika hati para pemimpin sudah terpimpin niscaya kehidupan bangsa dan negara akan menjadi baik.[]


Penulis adalah

Wakil Ketua Dewan Fatwa DPP Tarbiyah PERTI Dan Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat

Comment