Spirit Doll, Akidah Umat Makin Jebol

Opini647 Views

 

 

Oleh: Dr. Suryani Syahrir, S.T., M.T, Dosen dan Pemerhati Generasi

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Seakan tak percaya, tetapi nyata adanya. Benda mati yang diangkat jadi “anak asuh”. Bencana apalagi ini? Seolah masalah di negeri ini tak ada habisnya. Menyebut dirinya Muslim dan seorang indigo dengan level medium, membuatnya merasa enjoy menjalani perannya sebagai orang tua asuh dari 361 boneka arwah. Naudzubillah!

Sesuai dengan namanya, spirit doll atau boneka arwah, umumnya berisi arwah anak kecil. Arwah tersebut dimasukan ke dalam boneka melalui ritual dan mantra tertentu. Spirit doll yang banyak dikenal adalah Gumathong dan Look Thep, banyak dijumpai di Thailand. Boneka arwah dipercaya dapat membawa keberkahan, keberuntungan dan memudahkan datangnya rezeki bagi orang tua asuhnya (halalcorner.id, 31/12/2021).

Seorang kolektor boneka arwah, mengaku membeli boneka tersebut dari berbagai negara; mulai dari Italia, Jerman, Amerika, hingga China. Ratusan boneka itu diisi dengan arwah anak kecil, termasuk dari bayi yang diaborsi. Dirinya mengaku tidak mau mengasuh arwah yang meninggalnya disebabkan karena bunuh diri (wartamataram.com, 20/12/2021).

Dilansir dari laman republika.co.id, 1/1/2022, salah satu aktivis dakwah yang menyoroti fenomena spirit doll adalah Ustadz Hilmi Firdausi. Melalui cuitan di akun Twitternya, Ustadz Hilmi mengaku begitu mengkhawatirkan fenomena spirit doll ini.

Endorse para artis, membuat fenomena ini begitu cepat booming di jagat sosmed. Tak heran jika masyarakat menjadi latah mengadopsi spirit doll ini. Padahal, kisaran nominalnya terbilang mahal untuk sebuah boneka. Dibanderol mulai 500 ribu hingga 30 juta rupiah. Sebuah harga yang fantastis di tengah situasi perekonomian yang cukup sulit. Mengapa hal-hal seperti ini tak sigap direspons oleh penguasa atau pihak yang terkait? Mengingat fenomena semacam ini sangat berbahaya karena terkait problem akidah, yang sangat merusak masyarakat dan bangsa.

Akidah Tergerus Akibat Sistem Rusak

Mengadopsi sebuah boneka yang diyakini bisa mendatangkan keuntungan, kebahagiaan, dan berbagai hal positif lainnya, perlu diwaspadai menjadi aktivitas yang mengantarkan pelakunya kepada kesyirikan. Terlebih memperlakukannya seperti layaknya anak bayi manusia, sungguh kebodohan di luar nalar. Rasanya tidak berlebihan jika jahiliah modern adalah ungkapan yang pantas disematkan kepada mereka.

Kehampaan spiritualitas saat ini tak dimungkiri akibat beragamnya masalah yang hadir. Gempuran budaya Barat yang tak dibarengi oleh penguatan akidah dari dalam keluarga. Sikap individualis dan pragmatis masyarakat. Plus minimnya peran negara dalam mengayomi rakyat. Kesemua kondisi ini menjadi rangkaian rusaknya tatanan kehidupan. Setiap individu larut dalam persepsinya masing-masing. Berbuat sesuka hati dan pikirannya, tanpa pengawasan dari orang-orang di sekitarnya.

Tidak mudah untuk berpikir waras dalam melihat fenomena spirit doll ini. Akidah umat makin tergerus oleh sistem rusak dan memang berpotensi sangat merusak. Lihatlah begitu banyak kemaksiatan yang jika dicermati membuat bergidik. Perkawinan sesama jenis, kasus inses, anak membunuh orang tua dan sebaliknya, dan segudang kemaksiatan lainnya.

Jika dicermati lebih jauh, kondisi ini terjadi akibat sistem yang menegasikan peran agama dalam kehidupan. Agama hanya sekadar ibadah ritual semata, tidak mengatur hal lain. Penjagaan akidah oleh negara sangat minimalis, sehingga kita saksikan menjamurnya berbagai kemaksiatan. Bahkan sudah sampai pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Negeri ini sedang sakit parah, perlu obat dan dosis yang tepat untuk menyembuhkannya. Butuh sistem yang bisa menjaga rakyat dari perkara-perkara yang merusak, termasuk perkara akidah.

Sistem yang Mengayomi

Islam secara garis besar terdiri dari akidah dan syariat. Akidah adalah perkara yang paling utama. Jika akidah rusak, maka sia-sia lah semua amalan. Peran negara dalam menjaga akidah umat, mendapat perhatian khusus. Hal-hal yang memicu dan berpotensi merusak akidah, segera dibasmi dengan instrumen hukum syarak. Sanksi yang jelas dan tegas akan dijatuhkan bagi siapa saja yang melanggarnya.

Fakta spirit doll sudah sangat jelas mengandung kesyirikan karena memasukkan arwah ke dalam tubuh boneka. Diperparah dengan aktivitas memberi makan, memberi nama, tempat dan tanggal lahir, sampai golongan darah, mengindikasikan bahwa boneka tersebut benar-benar dianggap layaknya manusia. Astaghfirullah!

Kesyirikan dalam Islam termasuk dosa besar, sehingga negara akan menjaga umat dari hal-hal yang mengantarkan kepadanya. Rakyat pun terkondisi dengan aturan yang memang sudah sangat jelas hukumnya. Kontrol masyarakat yakni amar makruf nahi munkar berjalan dengan baik. Kesemua support system berpadu atas dasar ketakwaan kepada Sang Khalik. Tersebab, meyakini bahwasanya azab di akhirat kelak begitu dahsyat. Sebagaimana dalam QS. An-Nisa: 48, yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapapun yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah maka sesungguhnya dia telah berbuat dosa besar.”

Oleh karenanya, dibutuhkan sistem yang mampu menjaga akidah umat agar kemaksiatan tidak merebak di tengah-tengah masyarakat. Sistem yang berasal dari Sang Pencipta manusia, yang Mahatahu apa yang terbaik buat hamba-Nya. Kini saatnya menerapkan sistem tersebut, agar kewarasan tetap terjaga. Wallahua’lam bish Showab.[]

Comment