Spirit Doll, Tren Paganisme Modern?

Opini613 Views

 

 

Oleh: Adira, S.Si, Praktisi Pendidikan

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –Keranjingan boneka menjadi fenomena baru yang marak di kalangan publik figur. Hobi mengoleksi boneka aneh yang disebut sebagai spirit doll ini sebelumnya pernah tren di Thailand. Warga Thailand menyebut boneka ini dengan sebutan Look Thep atau boneka hantu. Mereka percaya bahwa Look Thep adalah “dewa kecil” yang mendatangkan kebaikan dan keberuntungan.

Sungguh ironis, sebab ini terjadi di zaman yang sangat modern. Berbagai kemajuan teknologi dan berkembangnya ilmu pengetahuan harusnya makin mencerdaskan manusia. Namun, ternyata sebagian manusia justru mengalami kemunduran berpikir yang sangat parah karena tidak memfungsikan akalnya dengan baik.

Pemilik boneka berhalusinasi dan memperlakukan benda mati layaknya makhluk hidup. Diberi makan, minum, pakaian bahkan tabungan hidup untuk masa depan.

Hal ini mengingatkan kita, pada sejarah kehidupan jahiliyah di masa sebelum datangnya Islam. Kaum musyrik Makkah saat itu menyembah berhala-berhala sebagai Tuhan. Kadang-kadang mereka membentuk berhala dari adonan roti yang menyerupai boneka untuk disembah.

Abdurrahman bin Auf pernah bertanya kepada Amirul Mukminin Umar Ibnu Khattab yang biasa menangis dan tertawa sendiri setelah sholat fardhu. Umar menjawab, “Aku menangis kalau teringat kebiadabanku sebelum Islam. Aku menguburkkan anak perempuanku hidup-hidup. Sedangkan, aku tertawa jika aku teringat kebodohanku. Kubuat patung dari tepung gandum dan kusembah seperti Tuhan.

Islam Menghapus Paganisme

Setelah Islam datang, paganisme atau penyembahan berhala kemudian dihapus. Zaman jahiliyah berganti menjadi zaman kenabian yang membawa manusia ke tingkat peradaban yang jauh lebih tinggi. Rasulullah SAW bersama kaum muslim menghancurkan berhala-berhala kaum musyrik setelah peristiwa Futuh Makkah.

Dalam Islam kemusyrikan terkategori sebagai perbuatan dosa besar, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik) dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An-Nisa: 48).

Maraknya kembali paganisme atau penyembahan berhalah di zaman modern ini perlu diwaspadai sebab dapat merusak aqidah umat. Hobby baru mengoleksi boneka yang tak biasa itu sangat cepat menular pada kalangan awam. Marketplace tak ketinggalan momen menawarkan berbagai produk mistis. Umat Islam dengan tsaqafah (pengetahuan Islam) yang minim, bisa terjerumus dalam kesesatan hanya dengan iming-iming keberuntungan hidup.

Derasnya pengaruh pemikiran yang mengikis kemurnian aqidah umat adalah hal yang nyata sedang terjadi. Sulit untuk dibendung sebab dikuatkan oleh program moderasi beragama. Salah satu paham dari luar yang membahayakan aqidah umat adalah ide pluralisme beragama. Ide ini mengkampanyekan bahwa semua agama sama. Tentu saja hal itu bisa mendangkalkan keyakinan umat Islam terhadap agamanya.

Bagaimana Islam Menyikapi?

Aqidah adalah landasan berfikir yang menjadi pondasi penting bagi kehidupan seorang individu. Menjaga kemurniannya adalah perkara yang sangat utama, sebab rusaknya aqidah dapat mengeluarkan seorang individu dari agama Islam yang dianutnya.

Aqidah juga dapat mengantarkan pada kebangkitan berpikir yang benar dan mempengaruhi kemajuan peradaban suatu bangsa. Islam telah mengantarkan bangsa Arab menjadi bangsa yang terkemuka, mengalahkan adidaya Persia dan Romawi karena kekuatan aqidah. Penaklukan keluar jazirah Arab hingga memasuki wilayah Eropa juga karena kekuatan aqidah.

Demikian pula berbagai kemajuan Ilmu pengetahuan di masa kegemilangan Islam, semua dapat diraih karena kekuatan aqidah. Saat itu sebagaimana dikutip republika (29/12/2021) para ilmuwan Barat berlomba-lomba menerjemahkan karya-karya kaum Muslim. Barat dapat menguasai ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini karena mereka berhasil mentransfer dan mengembangkan sains dari para ilmuwan Muslim.

Memelihara aqidah umat harus ditempuh dengan penjagaan sempurna. Penerapan Islam secara kaffah tidak memberikan celah berkembangnya pemahaman atau ide yang dapat merusak aqidah.

Di dalam Islam salah satu tugas negara yang penting adalah menjaga aqidah umat (muhafadzah ‘ala al aqidah). Aqidah umat akan dijaga dari pengaruh pemikiran yang membahayakan dan menyesatkan. Negara tidak akan mengadopsi paham sekulerisme yang memisahkan aturan agama dari kehidupan, sebab sekulerismelah induk lahirnya ide-ide yang merusak dan membahayakan aqidah.

Negara juga akan terus menjaga aqidah umat dengan pembinaan yang berkesinambungan baik melalui pendidikan formal maupun pembinaan dakwah secara umum di tengah masyarakat. Pendidikan paling dasar yang diberikan adalah aqidah dan tsaqafah Islam sebelum sains dan teknologi. Ketaqwaan individu akan tegak dengan landasan yang kokoh dan tidak mudah goyah. Berikutnya, ilmu pengetahuan dan teknologi akan dikembangkan dengan kekuatan ruhiyah.

Mekanisme penjagaan ini yang telah mengantarkan peradaban Islam menjadi peradaban yang tinggi dan terkemuka di dunia.[]

Comment