Hijrah Bareng Semakin Langgeng

Opini604 Views

 

 

 

Oleh: Umi Hanifah S.Ag, Komunitas Aktif Menulis

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Hijrah saat ini menjadi trendsetter. Mulai artis, pejabat, pengusaha, dokter, preman dan anak muda beramai-ramai melakukannya. Fenomena yang belum ada sebelumnya, komunitas hijrah banyak bermunculan. Hijrah yang dilakukan bareng-bareng semakin membuat langeng menapakinya.

Jika kita lihat sejarah, hijrah adalah momentum agung yang identik dengan perubahan besar. Yakni, berpindahnya Rasulullah saw dan para Sahabat dari Makkah menuju Madinah. Mereka meninggalkan negara dengan aturan kufur, membangun negara Islam yang diberkahi Allah. Meninggalkan kebiasaan jahiliyah, dan memulai dengan tatanan Islam yang mulia. Peradaban yang menyinari kehidupan seluruh umat manusia selama 13 abad lamanya, hingga saat ini kita bisa merasakan nikmatnya berislam.

Sebelum hijrah ke Madinah, lslam yang mulia tidak mampu membuka kebekuan hati dan kejumudan berpikir kafir Quraisy terutama para pemukanya. Mereka sangat murka demi melihat perkembangan lslam, berbagai upaya dilakukan untuk menghadang dakwah dan pengembannya.

Makian, siksaan ringan hingga berat, pemboikotan, pengucilan, pelabelan gila dan tukang sihir bahkan hingga pembunuhan mereka lakukan agar pengikut Muhammad kembali ke agama nenek moyangnya. Namun para shahabat tak bergeming sedikitpun, mereka bagai batu karang yang kokoh meski diterjang ganasnya ombak.

Begitulah Rosulullah saw telah menyiapkan bekal yang cukup agar para shahabat kuat menghadapi segala rintangan. Dengan intensif Beliau memberikan pelajaran dari Rabb, hingga para shahabat punya kepribadian lslam. Marah dan rido mereka semata karena Rabb, bukan karena manusia dan keuntungan lainnya.

Hari ini sejarah terulang, lslam dengan kesempurnaanya namun masih membuat sebagian meragukan bahkan berani merendahkan hingga memusuhi. Hinaan kepada pembawa risalahnya Beliau saw dilakukan berulang-ulang. Siang malam mereka membuat makar agar manusia meninggalkan ajarannya, ada upaya memecah belah antar umat islam sendiri.

Para pengikut Sunah Nabi saw dikatakan radikal, intoleran, fanatik, hingga teroris. Penyeru lslam kaffah, ulama Warasatul Anbiya dan siapapun yang beramar ma’ruf nahi mungkar mendapat perlakuan bagai anak tiri, dipersekusi dan jamaahnya dibubarkan.

Mungkin ada sebagian kelompok yang melakukan kesalahan,itu lebih kepada personalnya. Namun propaganda yang dilakukan diberbagai media, membuat umat islam takut, bahkan pelan namun pasti mereka meninggalkan syariat yang mulia ini hingga membencinya.

Kerasnya penentangan tidak menjadikan dakwah surut, bahkan islam semakin berkembang dan diterima semua kalangan. lslam pasti menang dan kebatilan pasti lenyap. Para penyeru al haq yakin akan janji-Nya berikut ini.

“Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.” (TQS Al lsra 81).

Disinilah pentingnya hijrah itu harus bareng, dan berada dalam sebuah komunitas/jamaah agar langkah tak mudah goyah menghadapi berbagai bentuk ujian iman. Ibarat pohon, semakin tinggi batangnya maka teŕpaan angin juga bertambah besar.

Metode dakwah yang mengikuti Rosulullah saw pasti kuat dan menang. Maka sebuah jamaah harus melakukan yang telah beliau saw contohkan, sehingga melahirkan kepribadian tangguh ala shahabat, yaitu:

1. Thalalbul ilmi dengan itensif minimal sepekan sekali. Hingga terbentuk pola pikir dan pola sikap islam/keribadian islam. Jiwanya tentram, hatinya tenang dan akalnya puas dalam menerima islam, hingga syariatnya sempurna dijalankan. Tak mudah goyah oleh dunia yang sementara, karena mengharap jannah dan rido-Nya semata.

2. Menyampaikan pada umat, agar semakin banyak manusia yang mengenal indahnya iman islam. Semakin banyak yang paham maka langkah akan mudah karena bersama-sama lebih ringan melakukannya.

3. Melakukan amar ma’ruf sekaligus nahi mungkar. Keduanya tidak boleh diambil satu dan ditinggalkan yang lain. Bagaimana manusia akan tahu sebuah kesalahan jika tidak disampaikan mana yang dibenci syariat. Walau penuh resiko namun pahala besar sesuai beratnya suatu amalan.

4. Menyampaikan islam secara kaffah, islam adalah petunjuk hidup pasti mampu mensolusi semua permasalahan manusia. Jika manusia mengambil syariat pasti hidup akan selamat, sebaliknya saat manusia meninggalkanya akan mendapat kesempitan hidup.

5. Mengajak manusia bersama-sama memperjuangkan lslam agar diterapkan menyeluruh dalam kehidupan. Sebagaimana peristiwa hijrahnya kanjeng Nabi saw. Dari kebiasaan yang jahil menuju nur islam, dari adat quraisy penuh nafsu menuju sistem shahih dari wahyu dan dari negara kufur menuju negara islam.

Begitulah urgensitas hijrah, bukan hanya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dari yang sebelumnya belum islam kemudian memeluk islam. Sejatinya hijrah adalah menuju syariat-Nya kaffah, jika ini dilakukan pasti negeri ini akan menjadi sejahtera atau Baldatun toyibatun wa Rabun Ghofur.

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS Al-A’raf 96). Allahu a’lam.[]

Comment