Oleh : L. Nur Salamah, S.Pd, Komunitas Aktif Menulis & Kontributor Media
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — 1 Muharram 1443 H, merupakan tahun baru bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Indonesia merupakan salah satu negeri muslim terbesar, hendaknya menjadikan bulan ini sebagai momentum untuk melakukan perubahan dalam seluruh aspek kehidupan.
Apalagi Muharram tahun ini bertepatan dengan bulan Agustus, yang biasa diperingati sebagai hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. 76 tahun yang silam, Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya. Lantas benarkah Indonesia telah merdeka, berdaulat, adil dan makmur?
Kemerdekaan Semu dan Keadaan Paling Buruk
Memang benar, 76 tahun yang lalu Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya. Namun pada kenyataannya Indonesia baru merdeka secara fisik. Bahkan bisa dikatakan Indonesia saat ini berada pada keadaan yang paling buruk. Karena pada hakikatnya masih dikuasai dan di jajah oleh negara-negara Barat, walaupun secara kasat mata pemerintahannya seakan-akan berdiri sendiri. Namun, pada aspek-aspek yang lain belum dikatakan bebas bahkan, jauh dari kata merdeka.
Dari aspek pemerintahan maupun politik, Indonesia masih mengadopsi sistem sekuler dengan ketundukan yang membabi buta. Setiap kebijakan masih disetir atau dikendalikan oleh penjajah, meskipun secara fisik sudah angkat kaki. Tidak ada satu pun pemimpin Indonesia, mulai dari orde lama, orde baru, reformasi hingga saat ini, yang tidak di intervensi oleh asing.
Dalam rangka melanggengkan kekuasaannya, mereka menghalalkan segala cara, sikut sana sikut sini dan tidak legowo terhadap kritik meskipun memiliki maksud membangun.
Dari aspek ekonomi, harta kekayaan dan sumber daya alam masih dikuasai dan diprivatisasi oleh swasta asing. Sedangkan pribumi hanya dijadikan sebagai penikmat pasar pemilik modal serta menjadi pekerja kasar dengan gaji murahan.
Dari aspek politik luar negeri, hampir semua sistem persenjataan yang digunakan adalah produk dari Barat.
Termasuk munculnya berbagai konflik, sengaja diciptakan supaya senjata yang diproduksi oleh negara penjajah laku. Karena senjata sangat dibutuhkan saat peperangan.
Oleh karena itu, negara kita saat ini telah menjadi jajahan negara-negara Barat (Neoimperialisme) dan objek permainan ideologi asing. Sehingga tak ada lagi Izzah Islam dan kaum muslimin.
Hal ini telah dikabarkan ratusan tahun yang lalu, Rasulullah Saw bersabda yang artinya, “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti pemangsa yang memperebutkan makanannya.”Maka seseorang bertanya, “Apakah dikarenakan jumlah kita yang sedikit?” “Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih di lautan. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi Saw bersabda, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud 3745).
Muharram, Saatnya Melakukan Perubahan
Keterpurukan dan kondisi paling buruk ini terjadi secara global akibat diterapkannya aturan atau sistem buatan manusia yaitu kapitalisme sekuler. Oleh karena itu, agar kita bisa terlepas dari keadaan ini yaitu bebas dari cengkeraman penjajah, maka momen Muharram ini saatnya melakukan perubahan. Tidak hanya dilakukan oleh individu, namun juga masyarakat dan negara.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d : 11 yang artinya, “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai suri tauladan kita, telah memberikan contoh bagaimana melakukan sebuah proses perubahan yang hakiki.
Sejak beliau diutus menjadi Rasul, yang beliau lakukan adalah melakukan Amar ma’ruf nahi munnkar. Beliau juga mengajak masyarakat agar menerapkan aturan Allah subhanahu wa ta’ala dan siap untuk mengimplementasikannya.
Adapun dakwah yang dilakukan oleh Beliau tidak berorientasi pada perubahan individu tetapi sebuah perubahan secara sistemik, mengubah sistem politik, hukum, ekonomi dan sosial budaya, dari jahiliyah menuju cahaya Islam yang sempurna.
Oleh karena itu, yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lakukan, untuk mengubah masyarakat jahiliyah menuju Islam, tidak ada cara lain kecuali dengan menerapkan Islam secara Kaffah atau hijrah secara totalitas dengan menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Islam itu bisa efektif dan diterapkan dalam kehidupan dan dapat menyelesaikan seluruh problematika yang dihadapi oleh manusia.
Perlu ditegaskan di sini bahwa, perubahan yang dilakukan tidak hanya mengganti sosok pemegang kekuasaan yang bersifat parsial namun harus menyeluruh dan universal.
Dengan demikian, jika Islam diterapkan, penduduknya beriman dan bertakwa, maka keberkahan dari langit dan bumi akan kita dapatkan. Begitu juga dengan marwah atau kemuliaan Islam dan kaum muslimin akan terjaga.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-A’raf : 96 yang artinya, _”Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” Allahu’alam Bishowab.[]
Comment