Oleh: Devi Saraswati, S.Pd, Pendidik dan Aktivis dakwah
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Fenomena hijrah belakangan ini menjadi sebuah terminolgi yang tidak asing lagi bagi semua orang. Sebutan kata hijrah menjadi tren semua kalangan mulai dari artis hingga masyarakat awam.
Namun masih banyak yang belum paham betul apa makna hijrah yang sesungguhnya. Dalam Islam hijrah tidak hanya perpindahan fisik seperti hijrahnya Rasulullah dari makkah ke madinah. Melainkan sebagai suatu perubahan hidup dari hal-hal yang buruk ke hal-hal yang lebih baik.
Momentum hijrah juga mengingatkan kita tentang ikhtiar perjuangan hidup dalam menggapai harapan dengan sepenuhnya berserah diri pada Allah Subhanallahu Wata’ala.
Proses hijrah bisa berlangsung pada siapa dan kapan saja karena hijrah merupakan perubahan yang terjadi pada diri manusia. Namun saat ini masih banyak umat Islam yang semangat hijrah hanya pada perbaikan individu. Padahal seharusnya hijrah itu sepatutnyaya tidak berhenti pada perbaikan individu saja, tapi di arahkan untuk mewujudkan harapan- harapan Indonesia agar terwujudnya negeri baldatun thayyibah wa rabbun ghafur. Hijrah dalam konteks yang mencakup pada nilai yang lebih universal.
Realitas kehidupan masyarakat semakin lama justru semakin mengenaskan, masih jauh dari harapan masyarakat yang sejahtera, kezhaliman terjadi di segala dimensi dan semakin merajalela seperti, korupsi, hutang yang semakin menumpuk, berbagai kejahatan merajalela, belum lagi adanya pengaruh pertumbuhan ekonomi saat ini yang sangat rendah.
Seperti dilansir liputan6.com, (15/7/2021), hampir 27,54 penduduk di Indonesia berada di garis kemiskinan dengan tolak ukur penduduk miskin ialah masyarakat yang hidup dengan batas pendapatan sejumlah 472.525 perkapita perbulan.
‘Bermimpi menjadi Negara Maju”. Jika berbagai tokoh ataupun pejabat negara memimpikan agar Indonesia maju, itu hal yang sangat baik seperti yang di sampaikan oleh Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa untuk bisa lepas dari jebakan negara pendapatan kelas menengah ( middle income trap) pendapatan ekonomi Indonesia harus mencapai 6 persen pada 2022 mendatang.
Bila itu bisa dicapai, maka yakinlah Indonesia bisa naik kelas menjadi maju pada 2045 (cnnindonesia/com, 4/8/2021).
Bambang Brodjonegoro, Mantan Menteri Riset dan Teknologi mengatakan bahwa mimpi Indonesia menjadi maju itu akan kandas apabila pada tahun 2045 belum bisa terlepas dari jebakan negara yang berpendapatan menengah.
Dengan demikian momentum yang bertepatan pada 100 tahun umur RI harus dimanfaatkan sebagai target untuk bisa naik kelas menjadi negara maju.
“”alau Indonesia susah atau belum keluar dari middle income trap by 2045. Mungkin akhirnya kita semua harus melupakan mimpi itu’’.
Lalu bagaimana Indonesia bisa maju? Jalan satu-satunya sebagai upaya mewujudkan impian dan harapan Indonesia agar menjadi negara maju dengan negeri ‘baldatun thayyibah wa rabbun ghafur’ adalah melalui jalan hijrah.
Diperlukan upaya pemahaman lebih mendalam mengenai konsep Islam kaffah dalam mengatur keshahihan individu, masyarakat dan bernegara yang taat akan syariat.
Perubahan tentu tidak akan berhasil bila hanya dilakukan oleh satu orang saja akan tetapi harus dilakukan dalam konteks hijrah secara totalitas.
Hijrah bukan sekedar melakukan perubahan pada diri melainkan perubahan untuk negri. Bersama wujudkan harapan Indonesia dengan melakukan perubahan sistem yaitu menerapkan sistem Islam secara kaffah agar kehidupan kita sejahtera seperti yang pernah dilakukan oleh Rasullulah Subhanalahu Wata’ala. Wallahu A’lam Bishawab.[]
Comment