Tommy TRD, Sosok Inspiratif di Momen Peringatan Sumpah Pemuda

Berita492 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, PADANG

Sosok pemuda inspiratif yang fokus mengabdi pada masyarakat dan negara, Tommy
TRD, S.STP, Camat termuda dari Kecamatan Matur – Kabupaten Agam, Sumatra Barat,
angkat bicara tentang pandangan-pandangannya mengenai ikrar Sumpah Pemuda yang dapat
diaplikasikan pada masa sekarang ini. Tommy mengungkapkannya saat kami
wawancarai pada hari Sabtu 28/10/2017 di Kantor Camat Matur – Matur Hilir,
Kabupaten Agam, Sumatra Barat.


Negara Indonesia
diproklamirkan oleh tokoh-tokoh pemuda, dan reformasi juga terjadi atas
perjuangan para pemuda. Ini bertitik tolak dari semangat pemuda yang menggalang
persatuan dan kesatuan di peristiwa bersejarah Kongres Pemuda Kedua, yang
berlangsung dua hari, 27-28 Oktober 1928, di Batavia (Jakarta) yang melahirkan
ikrar ‘Sumpah Pemuda’.

“Begini, sumpah
pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan bentuk pernyataan
sikap dari setiap pemuda di Indonesia yang meyakini akan persatuan dan kesatuan
Indonesia. Dan mereka akan menjadi duta-duta yang akan mewujudkan persatuan
itu, dengan  memberikan yang terbaik yang
mereka bisa, bagi bangsa ini,” kata Tommy, Camat kelahiran Padang, 11
Agustus 1986.

Sebagai seorang
generasimuda yang memilih jalan hidup sebagai birokrat, Tommy memiliki
pandangan tersendiri pada generasimuda zaman sekarang.

“Bagi saya,
birokrat atau non birokrat hanyalah sebuah profesi. Saya tidak pernah memandang
bahwa profesi birokrat lebih tinggi kedudukannya dari profesi lain. Pemuda yang
ada pada zaman sekarang tentu menghadapi kesulitan atau tantangan yang berbeda
dengan generasi sebelumnya. Sehingga pendekatan terhadap penanganan atau
solusinya pun tentu akan sedikit berbeda. 

Ada benarnya bahwa pemuda sekarang
semakin sedikit yang berpikir tentang bangsa, namun hampir semua pemuda di
negara mana pun, terutama negara berkembang menghadapi hal seperti itu. Hal itu
disebabkan karena di zaman yang serba digital saat ini, batas-batas yang dulu
sangat jelas, sekarang menjadi sangat kabur. 

Transfer budaya, kebiasaan dan
tradisi dengan cepat berkembang. Itu hal yang tidak terelakkan. Namun tugas
kami selaku Pemerintah adalah menetapkan mana hal-hal prinsipil yang tidak
boleh goyah, mana hal-hal yang adaptable sehingga pemuda zaman sekarang
memiliki prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun di saat yang
sama juga update terhadap perkembangan zaman,” kata Tommy.


Tommy juga mengulas
tentang keberadaan pemuda di dunia pemerintahan saat ini.

“Sudah mulai terlihat
ke arah sana. Namun tentu juga dibutuhkan proses agar pemuda yang memilih
menjadi birokrat untuk dipercaya menduduki pos-pos yang strategis. Namun
pemerintah saat ini, secara umum saya rasa sudah bergerak ke arah sana. Di
Kabupaten Agam sendiri, kita harus angkat topi terhadap besarnya kepercayaan
yang diberikan pimpinan kepada generasimuda untuk menduduki pos-pos strategis
dalam bidang pemerintahan. Dengan begitu pemerintahan selalu berjalan dinamis,
kreatif dan tidak membosankan.”

Sementara itu, sebagai
birokrat muda, yang saat ini menjabat sebagai Camat dengan masa karir yang
masih panjang, Tommy TRD menjelaskan idealisme kepemimpinannya.

“Bagi saya pribadi, tua
ataupun muda hanyalah sebuah angka, hanyalah usia. Terlebih di Minangkabau kita
mengenal pepatah ‘mumbang jatuh kelapa jatuh’, artinya usia tidak berbanding
lurus dengan ajal. Apakah saya menikmati? Selalu saja ada 2 sisi dalam setiap
pekerjaan, sisi yang membuat kita senang, dan sisi yang membuat kita mengeluh,
yang mana itu sangat manusiawi. Dan saya selalu membatasi segala sesuatunya di
dalam hidup saya. Saya hanya akan melaksanakan suatu pekerjaan selama saya bisa
total dalam melaksanakannya. Jika saya merasa bahwa saya tidak mampu lagi
melaksanakan tugas saya dengan maksimal, maka sudah sepantasnya saya
menyerahkan pekerjaan, tugas atau jabatan saya kepada orang yang akan mengembannya
lebih maksimal dari saya.”

Berpijak pada idealisme
kepemimpinannya, Tommy siap untuk meninggalkan profesinya sekarang.

“Kenapa tidak? Itu hal
yang lumrah saja. Sama seperti yang lainnya, waktu saya di dunia ini terbatas.
Sebelum waktu itu habis adalah hal yang lumrah jika saya akan mencoba melakukan
hal atau pekerjaan yang lain. Robin Sharma mengatakan kita tidak bisa menjalani
tahun yang sama sebanyak 75 kali dan mengatakan itu adalah kehidupan,’ kata
Tommy.

Menutup wawancara
dengan Tommy TRD, ia menjelaskan tentang pandangan-pandangannya ini terhadap generasimuda.

“Satu hal yang menjadi
pembeda antara generasi muda dan tua adalah hal dinamis yang mereka miliki di
dalam hati mereka. Sebuah semangat untuk melakukan sesuatu yang berujung kepada
keberhasilan. Itu adalah hal yang harus terus dipupuk dan dikembangkan kepada
hal-hal yang positif. Tentu saja mereka tidak harus memiliki pandangan atau
prinsip hidup yang sama dengan saya. Namun selama mereka menjaga idealisme
kemudaan mereka, semangat mereka untuk terus maju, berkreasi dan berkembang
dalam hal-hal yang positif, maka mereka pada jalur yang tepat.”[MF]

Comment