Menyoal Proyek Bukit Algoritma Versi Indonesia

Opini846 Views

 

 

Oleh : Dyan Indriwati Thamrin, S. Pd, Pemerhati Sosial dan Politik

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Proyek Bukit Algoritma atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 di Sukabumi digadang-gadang akan menjadi pusat teknologi mutakhir Indonesia seperti Silicon Valley AS.

Silicon Valley, di wilayah selatan Teluk San Francisco California AS adalah rumah bagi banyak perusahaan teknologi baru dan global, seperti Google, Facebook dan Apple. Kawasan itu juga merupakan situs institusi yang berfokus pada pengembangan teknologi.

Bukit Algoritma direncanakan akan menjadi kawasan dengan fungsi yang sama seperti Silicon Valley AS. Rencananya, kawasan ini akan dibangun di atas lahan seluas 888 hektare, yang berlokasi di Cikidang dan Cibadak, Sukabumi.

Rencana pembangunan proyek bernilai total sekitar satu miliar euro atau setara Rp 18 triliun ini diinisiasi oleh Kiniku Bintang Raya. Perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Amarta Karya (AMKA) (Persero) dipercaya sebagai mitra infrastruktur Bukit Algoritma pada tahap pertama selama tiga tahun ke depan.

Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa laksana Silicon Valley, Bukit Algoritma akan menjadi pusat riset dan pengembangan dan sumberdaya manusia berbasis teknologi 4.0. “Kawasan ini (Bukit Algoritma Sukabumi) akan menjadi salah satu pusat untuk pengembangan inovasi dan teknologi tahap lanjut, seperti misal kecerdasan buatan, robotik, drone (pesawat nirawak), hingga panel surya untuk energi yang bersih dan ramah lingkungan,” ujar Budiman.

Budiman menjelaskan, tujuan pembangunan kawasan ini yakni untuk meningkatkan kualitas ekonomi 4.0, meningkatkan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan pengembangan, meningkatkan sektor pariwisata di kawasan setempat, serta meningkatkan infrastruktur pertumbuhan tangguh berkelanjutan dan pembangunan sumber daya manusia berbasis IPTEK.

Dalam jangka waktu tiga tahun, infrastruktur yang dibangun di kawasan itu antara lain akses jalan raya, fasilitas air bersih, pembangkit listrik, gedung konvensi dan fasilitas pendukung lainnya.

Selain itu, kawasan ini akan dekat dengan akses Tol Bocimi (Seksi 2 Cibadak) dan Pelabuhan Laut Pengumpan Regional (PLPR) Wisata dan Perdagangan Pelabuhan Ratu, Bandara Sukabumi yang akan segera dibangun, serta jalur ganda KA Sukabumi. https://www.republika.co.id/berita/qrhn0z370/apa-itu-bukit-algoritma-silicon-valley-indonesia

Jika dilihat sekilas tujuan dibangunnya kawasan ini begitu memesona bagi siapa pun yang membaca. Yang menjadi pertanyaan besarnya adalah : “Apakah pembangunan kawasan ini berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat banyak?

Sebagai negeri yang mengacu pada panduan sistem kapitalis sekuler, dimana kebijakan maupun keputusan yang diambil dilandaskan pada untung-rugi semata dan nihil acuan agama (baca : Islam), sangatlah sulit untuk percaya bahwa apa-apa yang diputuskan adalah benar-benar demi kepentingan masyarakat luas.

Jangankan meningkatkan kualitas ekonomi 4.0, sekedar memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja masih kesulitan. Bagaimana mau meningkatkan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan pengembangan, akses pendidikan cukup sulit dijangkau sebagian kalangan masyarakat.

Pandemi masih kuat berkutat, terasa tak tepat misi meningkatkan sektor pariwisata di kawasan setempat. Tekesan janggal ketika bicara meningkatkan infrastruktur pertumbuhan tangguh berkelanjutan, sementara beredar viral gambar-gambar bangunan sekolah yang nyaris ambruk di beberapa wilayah negeri ini.

Pembangunan sumber daya manusia berbasis IPTEK terasa bak ilusi, karena sebatas mendapat sinyal internet lancar untuk kegiatan belajar mengajar daring selama pandemi tidak merata tersebar ke seluruh bagian negeri ini.

Inilah realitas yang terpampang di depan mata, acapkali fasilitas yang dibangun tidak berkait berkelindan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Negara diurus bak korporasi, berpihak pada keinginan para pemilik modal besar, bukan kebutuhan utama masyarakat.

Fasilitas teknologi yang begitu bombastis, namun di sisi lain membangun kereta cepat Jakarta-Bandung saja belum jelas kapan terwujudnya.

Dalam Islam berlaku kaidah fiqih: “Apa saja yang mutlak diperlukan untuk memenuhi suatu kewajiban, maka hukumnya wajib pula untuk diadakan.” Sehingga Islam memberikan penghargaan yang luar biasa bagi siapa pun yang mempelajari teknologi kemudian mengamalkannya.

Para ilmuwan Islam tempo dulu selalu berupaya mencari inovasi yang dipandang paling banyak memberi manfaat bagi umat. Jadi, semua teknologi yang menopang misi tercapainya kemaslahatan umat harus dikuasai. https://www.muslimahnews.com/2019/05/25/mimpi-kebangkitan-teknologi/

Pada masa keemasan peradaban Islam, sebagian besar teknologi yang berkembang berangkat dari kebutuhan mayoritas rakyat. Rekaman jejak emas masa peradaban Islam hingga sekarang masih ada dan bahkan bisa ditemukan dalam banyak catatan-catatan sejarah yang ditulis oleh orang non-Muslim.

Bukti sejarah yang sangat nyata adalah ketika melihat kota-kota besar Islam seperti Baghdad, Damaskus, Cordoba, Granada dan Sevilla. Dari situ akan diketahui bagaimana keadaan kota-kota ini yang merupakan pusat-pusat peradaban Islam pada masanya masing-masing.

Dalam hal infrastruktur bisa terlihat dalam bagaimana tata ruang kota-kota besar pada era peradaban Islam. Utamanya terdapat di dalam kota-kota besar Islam pada waktu itu yang pada waktu menjadi satu bentuk keagungan tersendiri dibandingkan peradaban lainnya, khususnya barat.

Pemukiman didesain sesuai dengan visi dan misi hidup muslim dan negara. Tidak saja tertata rapi, bersih, asri, dan resik, namun berlimpah dengan air dan di penuhi taman-taman serta penerangan yang memadai dan jalan-jalan yang nyaman dilalui. Bahan bangunan dan konstruksinya dirancang sesuai karakter alam seperti gempa.

Penataan ruangan dan jumlahnya disesuaikan tuntutan syariat. Sehingga benar-benar memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Sehingga Sejarawan Barat, Erbstosser, menyatakan bahwa tentara salib (1095-1291) begitu terkesan dengan ukuran dan struktur kota.

Riset-riset tentang transportasi berkembang pesat, dan riset pesawat terbang sudah dimulai. Bersamaan dengan itu para penguasa menggunakan teknologi terkini dalam pengadaan moda transportasi dan infrastrukturnya, di laut maupun di darat.

Jalan-jalan raya yang luas dan nyaman tersedia hingga ke pelosok negeri. Moda angkutan tersedia secara memadai dan diberikan secara cuma-cuma, dengan jaminan keamanan, kenyamanan, dan aspek kemanusiaan yang tinggi.

Diungkapkan sejarawan bahwa tersedia jalan raya beraspal yang luas dan panjang hingga ke luar kota, dilengkapi lampu-lampu penerang dari minyak sayur.

Di Cordova, jalan setapak untuk jarak beberapa mil diterangi dengan cemerlang, beraspal, dan dijaga oleh petugas negara. Tidak lama setelah penemuan teknologi perkeretaapian Sultan Hamid II pada tahun 1900 memberikan yang terbaik bagi publik. Berupa jalur kereta api Hejaz railway yang menyatukan dunia Islam, menghubungkan Damaskus ke Madinah, mempersingkat waktu tempuh dari 40 hari menjadi 5 hari.

Inilah sekelumit bukti, ketika Islam dijadikan panduan dalam setiap aspek kehidupan, tak terkecuali para ilmuwan untuk sungguh-sungguh mempelajari mencari temuan-temuan yang semata-mata berfokus pada kemaslahatan umat. Belum lagi ditambah dengan janji Allah SWT akan pahala yang terus-menerus mengalir ketika inovasi yang dihasilkan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali 3 perkara (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang sholih.” (HR. Muslim no. 1631).

Maka dapat disimpulkan hanya Islam yang mampu memandu arah pembangunan teknologi dalam rangka mencapai kesejahteraan umat. Karena pemenuhan kesejahteraan umat secara menyeluruh merupakan kewajiban dari Allah Azza Wa Jalla dan penguasa lah yang menjadi penanggung jawab utama dalam pemenuhannya. Rasulullah SAW bersabda :

“Pemimpin adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus.” (HR. Al-Bukhari).

Semoga dalam waktu tidak lama lagi sistem Islam akan diberlakukan sebagai hukum yang memandu dalam setiap sendi kehidupan masyarakat dan negara. Wallahu’alam.[]

_____

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.

Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.

Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang.

Comment