Potensi Unggul Generasi Dan Tujuan Pendidikan Nasional

Opini640 Views

 

Oleh: Hamsina Halik, A. Md*

 

RADARINDONESIANEWS.COM,   JAKARTA — Peradaban gemilang suatu negara sangat bergantung bagaimana generasi muda bangsanya. Pemuda sebagai generasi masa depan memiliki peran sangat penting demi memajukan peradaban sebuah bangsa dan negara.

Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang ulama Mesir,  Hasan al Banna bahwa dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia mana pun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu rahasianya.

Namun apa yang terjadi saat ini, generasi muda justeru lebih dipersiapkan agar mampu menghadapi persaingan di dunia kerja. Hal ini nampak dari kebijakan kemendikbud hingga Google yang mulai melakukan pencarian terhadap 3.000 mahasiswa yang akan dibekali talenta digital. Sebagaimana yang diwartakan Kompas.com, Jumat (8/1/2021),

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Google, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka menyelenggarakan program Bangun Kualitas Manusia Indonesia (Bangkit) 2021.

Kurikulum pendidikan dalam tingkat SMK dibuat sedemikian rupa dalam upaya menyiapkan lulusan sebagai sumber daya manusia yang siap terjun ke dunia kerja. Seolah, tujuan pendidikan saat ini semata untuk tujuan ekonomi dan meraih pundi-pundi materi, sebagai bekal hidup nanti setelah mereka lulus dari jenjang pendidikan.

Pada kurikulum SMK, kemendikbud telah melakukan perombakan dengan lima aspek perubahan. Seperti yang dilansir detiknews.com, Sabtu (9/1/2021), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan penyesuaian kurikulum SMK dalam rangka mendukung program link and match. Ada lima aspek perubahan yang dibuat untuk memajukan pendidikan vokasi tersebut.

Melihat fakta ini, semakin jelas arah kebijakan pendidikan dan pemberdayaan potensi generasi yang berbasis pada ekonomi dan korporasi.

Hal ini sama saja artinya menyerahkan potensi unggul generasi pada korporasi. Dengan kata lain, negara rela kehilangan SDM unggul yang mampu memajukan dan memberikan keunggulan pada bangsa.

Materi Menjadi Tujuan

Sistem pendidikan dibangun di atas ideologi sekuler-materialistik yang memisahkan agama dari kehidupan. Materi menjadi tujuan utama. Maka, wajar jika arah pendidikan saat ini lebih condong materialistik. Terlebih dengan adanya program Bangkit ini, mahasiswa sebagai generasi bangsa dengan potensi yang luar biasa dibentuk dan dibina hanya demi bekal memasuki dunia kerja.

Program ini ditawarkan kepada mahasiswa di semua Perguruan Tinggi Indonesia untuk dapat mengimplementasikan Kampus Merdeka melalui studi/proyek independen untuk mendapatkan kompetensi di bidang machine learning, mobile development, dan cloud computing.

Melansir laman resmi Bangkit 2021, pada akhir program, mahasiswa akan dibekali dengan keahlian teknologi dan soft skill yang dibutuhkan untuk sukses berpindah dari dunia akademis ke tempat kerja di perusahaan terkemuka. (Kompas.com, 08/01/2021)

Sistem pendidikan sekular hanya melahirkan intelektual-intelektual yang berpaham materialistik, hedonistik dan individualistik.

Ketidakmampuan penguasa dalam memenuhi seluruh kebutuhan rakyat menjadi

Motivasi generasi bangsa ini menjadikan pendidikan sebagai sarana mendapatkan pekerjaan yang memadai setelah lulus. Sangat jauh dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana termaktub di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3.

“Ttujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan harus melahirkan generasi gemilang yang bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa juga peradaban bangsa.

Islam Melahirkan Generasi Unggul

Dalam Islam, pendidikan merupakan salah satu pilar penting untuk tegaknya sebuah peradaban cemerlang. Sepanjang sejarah kejayaan peradaban Islam kita bisa melihat bagaimana Islam mampu melahirkan generasi unggul dan cemerlang. Pendidikan melahirkan generasi yang menguasai agama dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebut saja, Ibnu Sina yang terkenal dengan gelar bapak kedokteran, al Battani asli astronomi, al Khawarizmi ahli matematika dan masih banyak lagi ilmuwan muslim lainnya.

Mereka tidak hanya unggul dalam ilmu sains melainkan juga unggul dalam ilmu agama. Mereka inilah bukti nyata hasil dari pendidikan Islam. Mereka telah memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi kemajuan peradaban dunia Islam.

Semua itu dikarenakan sistem pendidikan yang dikemas dengan kurikulum aqidah Islam yang tangguh.

Sistem pendidikan Islam membekali para anak didik dengan akidah dan tsaqafah Islam untuk mewujudkan kepribadian dan karakter Islam. Semata untuk menjadikan mereka sebagai umat terbaik.

Dengan demikian, para generasi berkembang dalam keilmuan bukan karena semata tujuan materi. Melainkan demi mewujudkan kemaslahatan umat demi menggapai rida Allah Swt.

Selain itu, sistem politik dan ekonomi negara Islam juga memiliki peran penting dalam keberhasilan sistem pendidikan Islam mencetak generasi unggul.

Dengan pengelolaan sumber daya alam oleh negara yang kemudian hasilnya dikembalikan kepada rakyat sepenuhnya untuk kesejahteraan umat. Salah satunya dengan pemberian pendidikan gratis bagi siapapun. Sebab, pendidikan adalah hak setiap rakyat dan kewajiban penguasa untuk memenuhi hak pendidikan rakyatnya.

Oleh karena itu sistem pendidikan Islam menjadi salah satu alternatif untuk melahirkan generasi pembangun peradaban. Wallahu a’lam.[]

*Pegiat Revowriter

____

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat menyampaikan opini dan pendapat yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Setiap Opini yang ditulis oleh penulis menjadi tanggung jawab penulis dan Radar Indonesia News terbebas dari segala macam bentuk tuntutan.

Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan dalam opini ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawab terhadap tulisan opini tersebut.

Sebagai upaya menegakkan independensi dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Redaksi Radar Indonesia News akan menayangkan hak jawab tersebut secara berimbang

Comment