Sangat Miris Karena Disabilitas Guru Ngaji Di Sukabumi Jadi Pengemis

Berita497 Views
Ilustrasi/chocochipsyuk
RADARINDONESIANEWS.COM, SUKABUMI – Iis atau yang akrabnya di sapa Ai (34), seorang guru ngaji yang tinggal di Kp.Tegal Loa, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Jampang Kulon – Kabupaten Sukabumi. Selama beberapa tahun dia mengabdi sebagai guru ngaji dan guru sekolah agama di Kampung halamanya namun saat ini dia menjadi seorang pengemis di area Pelabuhanratu. Sebuah pemandangan yang sangat pilu.
Ai menceritakan perjalanan hidupnya, dia terlahir dengan keadaan keterbatasan fisik yang disebut sebagai Dwarfisme Proporsional. Kelainan ini menjadikan anggota badan mengecil (kerdil). 
“Saya terlahir dengan keadaan ini (kerdil) bukannya keinginan saya tapi ini qudrot, Saya pun harus menerima apa adanya dari pemberian sang Pencipta” Ungkap dia dengan berlinang air mata. 
Ruslan bersama ibu Ai dan Ayah tiri
Pada saat kanak-kanak, dengan keinginanya untuk bisa membaca dan menulis ia masuk salah satu Sekolah Dasar yang berada di lingkunganya dengan keadaan yang tidak memungkinkan. Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sampai semester 2 (dua), setelah itu ia masuk lagi kependidikan Diniyah hingga lulus dan mendapatkan Ijazah.
Berkat didikan orang tua saya lanjut Ai, dirinya bisa membaca, menulis dan menghitung. Tidak hanya itu saja, Ai juga bisa mengaji Alquran bahkan dirinya diberi kepercayaan untuk menjadi guru ngaji dan guru sekolah agama selama beberapa tahun.
Singkat cerita Ai dapat jodoh dan dinikahi oleh seorang pria dan dikaruniai seorang anak namun kondisi anaknyapun sama seperti dirinya (Kerdil). Kemudian Ai diajak pindah dari kampung halaman dan demi mentaati suami, Ai memutuskan ikut suami dan meninggalkan anak-anak pengajian.
“Ternyata setelah saya ikut suami bukannya diperlakukan baik, malah sebaliknya saya tak bisa untuk menceritakanya dan pada akhirnya saya berpisah” Ujarnya sambil meneteskan Air mata.
Setelah itu Ai kembali ke kampung halaman dengan si buah hati dan tinggal di rumah ibunya, dengan segala keterbatasannya. Untuk menafkahi anaknya, Ai membuat kue seperti kremes, kripik, lantak dan jenis makanan ringan lainnya namun dengan perkembangan jaman produk tersebut semakin kurang diminati terlebih dirinya tidak mempunyai modal yang cukup hingga akhirnya saya memutuskan untuk berhenti.
Dengan dorongan kondisi sekarang ibunya sakit parah dan bapaknya (bapak tiri) sudah tuna netra ia memutuskan untuk meminta atau mengemis bersama bapak tirinya.
“Saya begini (jadi pengemis) bukan keinginan namun situasi dan kondisi yang mendorong, tapi dengan begini semoga ada orang yang peduli” Harapnya.
Ditempat terpisah penggiat sosial Ruslan (mata sosial) menyayangkan dan sangat prihatin dengan kondisi Iis alias Ai. Seharusnya, lanjut Ruslan, peran serta pemerintah yang harus lebih inten dan lebih terdepan untuk merangkul kaum disabilitas sebagaimana yang disampaikan oleh Kementerian Sosial yang disampaikan Bupati Sukabumi di acara Hari Disabilitas Internasional beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa kaum Penyandang Disabilitas harus dapat perhatian khusus. 
“Dalam waktu dekat saya akan berkomunikasi ke salah satu LSM yakni kepada BARETA INDONESIA agar menelusuri dan kordinasi dengan pemerintahan terkait. Semoga Allah Swt memberi petunjuk dan memudahkan kita dalam semua urusan aamiin ya robal alamiiin” Pungkas Ruslan, Senin (08/01/2018). (Suryana – Jajang Solihin)

Comment