Harris Supriyono : Maulid Nabi Muhammad SAW Momen Mempererat Komsos Personel POLSUS

Metro255 Views

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Perayaan Maulid Nabi memiliki peristiwa penting yakni mengenai kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut ini cerita singkat mengenai kelahiran Nabi Muhammad dan masa kecil Beliau.

Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW dari pasangan Sayyidah Aminah dan Abdullah. Nama Muhammad diberikan oleh sang kakek Abdul Muntalib yang merupakan pemegang kunci Ka’bah.

Selanjutnya, Muhammad kecil dibawa masuk ke dalam Ka’bah dan menyembelih seekor kambing sebagai bentuk akikah.

Dalam sejarah Maulid Nabi, Rasulullah dikhitan pada usia Beliau menginjak 7 hari.

Sesuai dari bukti Intisari Sirah Nabawiyah yang merupakan karya Ibnu Hamz Al-Andalusi, Nabi Muhammad SAW tumbuh sebagai seorang anak yatim, ayahnya meninggal saat Beliau masih dalam kandungan.

Ketika Nabi Muhammad lahir, tidak ada yang mau menyusui karena tergolong miskin. Akan tetapi, terdapat seorang ibu yang bernama Halimah Sa’diyah tulus untuk menyusui Muhammad meskipun ASInya sulit keluar.

Dengan keikhlasan Halimah dalam menyusui Nabi Muhammad kecil, Allah pun memberikan balasan baik kepadanya. Keledai kurus yang dimiliki Halimah menjadi berisi. ASI yang tadinya tidak lancar kembali lancar.

Dari sejarah Maulid Nabi ini, dapat dimaknai bahwa siapapun yang dekat dan berbuat baik kepada Nabi Muhammad SAW akan diberikan balasan terbaik serta diberi kelancaran dalam menjalani kehidupan.

Mereka akan diberi kemudahan serta kelancaran rizki. Saat Nabi Muhammad SAW menginjak usia remaja, tanda-tanda kenabian Muhammad telah terlihat.
Salah satunya adalah malaikat Jibril yang membelah dada serta mencuci jantung Nabi.

Selain itu pada masa remaja saat Beliau pergi untuk dagang, pendeta Bahira juga telah melihat tanda-tanda kerasulan pada diri Muhammad.

Adalah Keluarga Besar Kepolisian Khusus (Polsus) Dinas dan Sudin Pertamanan dan Hutan Kotan, Bumi Perkemahan dan Taman (Buperta) Ragunan menggelar Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dan Silaturahmi antar anggota di Buperta Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Minggu (08/11/2020) malam.

Dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak (3M). acara yang dimulai selepas Isya itu menggelar pembacaan tahlil, pembacaan maulid nabi dan sholawat dengan lantunan hadroh, yang diikuti kurang lebih 100 orang dalam acara tersebut

Kegiatan Maulid Nabi ini merupakan bentuk mengingat kan manusia tentang risalah dan sirah dari Rasulullah SAW sebagai satu-satunya teladan.

“Acara maulid ini memang kita adakan setiap tahun dengan tujuan mengingat risalah perjalanan nabi besar Muhammad SAW dan sebagai umatnya kita wajib meneladaninya,” kata Ketua Panitia, Harris Supriyono.

Ia berharap, kegiatan rutin tahunan ini terus berjalan sehingga menumbuh kembangkan tali persaudaraan diantara anggota Polsus Dinas dan Sudin Pertamanan dan Hutan Kota.

“Ini adalah momen mempererat serta memperkuat komunikasi social antar personel yang sudah menjadi sebuah keluarga besar. Keluarga Besar Buperta terbentuk atas niat dari sekian ratus orang yang tergabung didalamnya. Dan Alhamdulillah hingga saat ini masih tetap eksis dalam setiap kegiatan,” terangnya.

“Selain maulid, kegiatan ini juga menjadi wadah silaturahmi antar anggota yang jarang bertemu satu sama lain. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan mulia ini kita semua diberikan keberkahan dari pembacaan maulid dan silaturahmi ini,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Hari selaku Penasehat Keluarga Besar Buperta mengatakan, ini adalah momen yang sangat berharga dan wajib diperingati bagi umat muslim. Nabi Muhammad SAW, merupakan manusia teladan (uswah hasanah) yang dihadirkan oleh Allah SWT untuk diteladani sebagai pembawa risalah untuk perbaikan akhlaq manusia.

Menurutnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki fungsi ganda, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Dalam hal ini, kami sadar bahwa dalam kehidupan diperlukan adanya manusia idola.

“Manusia idola seperti Nabi Muhammad SAW dapat dijadikan sebagai contoh teladan dan perilakunya bisa diamalkan dalam kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat,” ungkapnya.

Ajaran Islam sendiri, menyuruh pemeluknya untuk menjadi khaira umah (umat yang terbaik), menjadi umat/ kelompok teladan yang mampu memperbaiki akhlaq bangsa-bangsa di dunia. Namun, saat ini telah terjadi berbagai krisis seperti krisis etika dan moral. Itulah sebab, mengapa umat memerlukan gerakan perbaikan moral melalui masjid dan lembaga-lembaga Islam lainnya.

Lebih lanjut Hari menegaskan terkait POLSUS bahwa,”Perlu saya sampaikan dalam kesempatan ini, yaitu tentang dasar hukum Kepolisian Khusus, untuk Dinas Pertamanan dan Hutan Kota adalah POLSUSHUT, tidak ada lagi PAMDAL, karena PAMDAL tidak memiliki legalitas hukumnya (PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007), untuk itu saya minta agar ini menjadikan perhatian semua didalam menjalankan tugas dan tanggungjawab sesuai SOP dengan didasari legalitas hukum sebagai anggota PolsusHut,” pungkasnya. [Yandi P.]

Comment