RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Lelah sudsh medengar berita kriminalitas terkait kekerasan seksual, anak dan orangtua yang berhubungan, kakak yang memperkosa adik atau sebaliknya, belum lagi pelecehan yang terjadi di jalan umum.
Setiap tahun kejadian ini semakin bertambah, pelakunya bukan lagi orang dewasa, bahkan anak anak pun bisa menjadi pelaku.
Wajar, kalau sekarang perempuan merasa tidak aman berada di luar sekalipun sudah menutup aurat. Karena, pelecehan seksual tidak lagi memandang tempat. Itulah alasan mengapa di manapun dan kapanpun kita merasa tidak aman.
Bahkan, kekhawatiran ini bukan dirasa kaum perempuan, laki laki pun merasa tidak aman. Ingat kabar pelecehan seksual Gilang Mahasiswa Predator Surabaya, dan Mahasiswa memperkosa 136 pria di Inggris?
Dikutip dari Komnas Perempuan, Jumat 6 Maret 2020, dalam kurun waktu 12 tahun kekerasan seksual terhadap perempuan meningkat sebanyak 792 persen atau hampir 8 kali lipat. Dalam kurun waktu 12 tahun tersebut, tercatat sebanyak 431.471 kasus kekerasan seksual yang terjadi terhadap perempuan hingga akhir tahun 2019 lalu.
Sementara untuk kasus anak-anak, menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2019 khususnya di satuan pendidikan, tercatat sebanyak 21 kasus pelecehan seksual dengan jumlah korban 123 anak. Dari 123 korban ini, terdapat 71 anak perempuan dan 52 anak laki-laki, sedangkan untuk jumlah pelaku ialah 21, yang terdiri dari 20 laki-laki dan satu perempuan.
Kasus demi kasus terjadi. Bahkan setiap tahun kasus ini semakin meningkat.
Siapa yang tidak resah dengan kondisi ini? Belum lagi kasus yang ditutup-tutupi karena pelakunya seorang tokoh.
Tidak mengharapkan mengapa kasus ini bisa terjadi, dan sampai sekarang tidak menemukan solusi tuntas dan komprehensif?
Ini adalah dampak dari sebuah sistem yang diterapkan saat ini. Tontonan yang tidak mendidik, pergaulan yang juga tidak dibatasi, belum lagi orang tua yang salah dalam mendidik anak.
Sekarang, semua mudah diakses. Apapun yang kita inginkan tinggal search langsung dapat. Termasuk konten gila (porno), anak-anak yang sekarang udah menggunakan gadget dan tidak dipantau orang tua, juga orang tua yang tidak menjelaskan batasan terhadap pergaulan. Lagi lagi ini adalah soal ilmu mendidik anak.
Saat ini kita hidup dalam sistem kapitalis-sekuler yang apatis terhadap fenomena sosial dan moral. Sanksi hukum yang semu tak membuat jera pelaku, belum lagi lingkungan yang mengerikan karena tanpa didikan, semua ini hanya akan menambah parah masalah.
Inilah bukti lemahnya sistem yang diproduksi oleh akal manusia, tidak membuat umat beriman dan bertakwa. Sampai kapanpun negeri ini akan terpuruk dan jauh dari keberkahan bila aturan dan kebijakan hukum yang dipakainya buatan manusia.
Firman Allah SWT. “Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Namun mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Maka, Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”. TQS. Al-A’raf(7)ayat 96.
Jelas, hanya dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah saja yang akan membuat negeri ini terhindar dari segala kerusakan moral. Sudah saatnya tinjau kembali sistem sekuler yang telah terbukti tidak mampu memberikan rasa nyaman dan aman kepada bangsa ini. Walahu A’lam bi Showab.[]
*Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Falah
Comment